PEKANBARU [ArtikelKeren] NEWS - Nilai tukar Dollar Amerika (USD) terhadap Rupiah nyaris menyentuh 11 ribu rupiah per dollar Amerika. Ini berarti rupiah sudah terdepresiasi lebih 10% dari nilai tukar stabil sebelumnya, 9.500.
Pengamat Ekonomi, Edyanus Herman Halim menyebutkan melambungnya nilai tukar dollar ke rupiah, pengaruhnyaa juga dirasakan oleh Provinsi Riau. Pasalnya, karena permintaan akan komoditi ekspor Riau dapat menurun dengan tingginya nilai tukar dolar.
''Ini tantangan yang cukup berat bagi perekonomian Indonesia, begitu juga pengaruhnya terhadap Riau,"sebut dosen Ekonomi Universitas Riau ini.
Dikatakannya lagi, kenaikan Dollar juga dirasakan oleh investor yang akan mengalami peralihan modal, jika nilai tukar rupiah terus terpuruk. ''Saat ini korelasi terhadap perekonomian Riau sangat terlihat pada kemampuan daya beli masyarakat yang terkena imbas dari melemahnya nilai tukar rupiah yang merosot tajam,"sebutnya.
Sementara itu, permintaan ekspor untuk komodity CPO,sebut Edyanus yakni Pulp and Paper yang menjadi andalan Riau akan menurun. ''Selain itu yang harus kita ketahui adalah konsumsi impor di Indonesia dan Riau relatif masih tinggi. Misalnya, beras kedelai, jagung saja masih di Impor.''
Jika kondisi ini jika terus berlarut-larut, sebut pengamat ekonomi tersebut akan berpengaruh pada peningkatan angka inflasi. Sehingga berujung pada angka kesengsaraan masyarakat juga meningkat.
Ediyanus juga menilai pemerintah harus dapat mengoptimalkan pengawasan barang dan jasa. Ini diperlukan untuk mengantisipasi adanya kelangkaan akan komodity yang diperlukan masyarakat.
''Kalau sudah harga tinggi dan langka. Sama saja masyarakat sudah jatuh tertimpa tangga. Selain itu langkah lain yang dapat dilakukan adalahmengarahkan alokasi dana APBD pada kegiatan yang berujung pada peningkatan produktifitas rakyat. Misalnya, menghasilkan komodity sendiri yang didukung Dinas Pertanian atau instansi terkait lainnya,'' sebutnya. (Debsy Septiani/MRNetwork)
Pengamat Ekonomi, Edyanus Herman Halim menyebutkan melambungnya nilai tukar dollar ke rupiah, pengaruhnyaa juga dirasakan oleh Provinsi Riau. Pasalnya, karena permintaan akan komoditi ekspor Riau dapat menurun dengan tingginya nilai tukar dolar.
''Ini tantangan yang cukup berat bagi perekonomian Indonesia, begitu juga pengaruhnya terhadap Riau,"sebut dosen Ekonomi Universitas Riau ini.
Dikatakannya lagi, kenaikan Dollar juga dirasakan oleh investor yang akan mengalami peralihan modal, jika nilai tukar rupiah terus terpuruk. ''Saat ini korelasi terhadap perekonomian Riau sangat terlihat pada kemampuan daya beli masyarakat yang terkena imbas dari melemahnya nilai tukar rupiah yang merosot tajam,"sebutnya.
Sementara itu, permintaan ekspor untuk komodity CPO,sebut Edyanus yakni Pulp and Paper yang menjadi andalan Riau akan menurun. ''Selain itu yang harus kita ketahui adalah konsumsi impor di Indonesia dan Riau relatif masih tinggi. Misalnya, beras kedelai, jagung saja masih di Impor.''
Jika kondisi ini jika terus berlarut-larut, sebut pengamat ekonomi tersebut akan berpengaruh pada peningkatan angka inflasi. Sehingga berujung pada angka kesengsaraan masyarakat juga meningkat.
Ediyanus juga menilai pemerintah harus dapat mengoptimalkan pengawasan barang dan jasa. Ini diperlukan untuk mengantisipasi adanya kelangkaan akan komodity yang diperlukan masyarakat.
''Kalau sudah harga tinggi dan langka. Sama saja masyarakat sudah jatuh tertimpa tangga. Selain itu langkah lain yang dapat dilakukan adalahmengarahkan alokasi dana APBD pada kegiatan yang berujung pada peningkatan produktifitas rakyat. Misalnya, menghasilkan komodity sendiri yang didukung Dinas Pertanian atau instansi terkait lainnya,'' sebutnya. (Debsy Septiani/MRNetwork)
Sumber : halloriau
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.