PASIR PANGARAIAN [ArtikelKeren] NEWS - Warga di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) mendesak pemerintah ikut campur menstabilkan harga karet dan kelapa sawit. Pasalnya harga dua komoditi itu turun hingga melemahkan daya beli masyarakat.
Taufik, warga Rambah Samo, mengatakan, penyebab turunnya harga jual baik komoditi karet maupun sawit di Rohul karena dipengaruhi pembelian komoditi tersebut oleh para pengumpul dan toke jauh dari harga ketentuan.
''Kita menduga karena ini menjelang Idul Fitri, para toke-toke dalam Rohul yang selama ini membeli hasil komoditi petani Rohul, mencari untung lebih banyak dari hari biasanya. Idul Fitri akan banyak butuhkan dana termasuk bantuan-bantuan atau setoran ke oknum-oknum sehingga harga dua komoditi yang sudah terpuruk ditambah musim trek maka menambah penderitaan petani,'' jelas Taufik, Jumat (19/7/2013).
Menurun tajamnya daya beli masyarakat Rohul diakui pedagang saat Wabup Hafith Syukri MM, melakukan sidak beberapa waktu lalu ke dua pasar di kawasan kecamatan Rambah. Bahkan Wabup kala itu, berjanji akan mengatasi permasalahan yang terjadi, terutama harga komoditi yang diduga dimainkan para toke-toke.
Dampak menurunnya daya beli masyarakat mempengaruhi pedagang di sejumlah pasar dan pertokoan. Bahkan memasuki 10 hari puasa Ramadhan yang biasanya pedagang pakaian dan kebutuhan Idul Fitri sudah ramai didatangi pembeli, saat ini masih sepi. Warga masih enggan belanja, karena penghasilan dari kebun mereka jauh menurun.
''Karet dan sawit turun harganya, petani enggan belanja kebutuhan Idul Fitri. Padahal setiap menjelang Idul Fitri, seperti saat-saat ini biasanya sudah ramai pembeli, namun kini sepi sekali,'' ucap Sri, salah seorang pedagang pakaian, di kawasan pasar Modren Kampung Padang. (Feri Hendrawan/MRNetwork)
Taufik, warga Rambah Samo, mengatakan, penyebab turunnya harga jual baik komoditi karet maupun sawit di Rohul karena dipengaruhi pembelian komoditi tersebut oleh para pengumpul dan toke jauh dari harga ketentuan.
''Kita menduga karena ini menjelang Idul Fitri, para toke-toke dalam Rohul yang selama ini membeli hasil komoditi petani Rohul, mencari untung lebih banyak dari hari biasanya. Idul Fitri akan banyak butuhkan dana termasuk bantuan-bantuan atau setoran ke oknum-oknum sehingga harga dua komoditi yang sudah terpuruk ditambah musim trek maka menambah penderitaan petani,'' jelas Taufik, Jumat (19/7/2013).
Menurun tajamnya daya beli masyarakat Rohul diakui pedagang saat Wabup Hafith Syukri MM, melakukan sidak beberapa waktu lalu ke dua pasar di kawasan kecamatan Rambah. Bahkan Wabup kala itu, berjanji akan mengatasi permasalahan yang terjadi, terutama harga komoditi yang diduga dimainkan para toke-toke.
Dampak menurunnya daya beli masyarakat mempengaruhi pedagang di sejumlah pasar dan pertokoan. Bahkan memasuki 10 hari puasa Ramadhan yang biasanya pedagang pakaian dan kebutuhan Idul Fitri sudah ramai didatangi pembeli, saat ini masih sepi. Warga masih enggan belanja, karena penghasilan dari kebun mereka jauh menurun.
''Karet dan sawit turun harganya, petani enggan belanja kebutuhan Idul Fitri. Padahal setiap menjelang Idul Fitri, seperti saat-saat ini biasanya sudah ramai pembeli, namun kini sepi sekali,'' ucap Sri, salah seorang pedagang pakaian, di kawasan pasar Modren Kampung Padang. (Feri Hendrawan/MRNetwork)
Sumber : halloriau
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.