Dwiana mengatakan, anemia teratasi jika kadar hemogloblin (Hb) diperbaiki. Pil suplemen zat besi belum tentu bermanfaat menambah kadar Hb dalam tubuh apalagi jika tidak dikonsumsi dengan tambahan asupan lainnya.
Zat besi, lanjut dia, baru akan membentuk Hb jika ibu hamil juga mengonsumsi cukup protein. Dengan kata lain, untuk mengatasi anemia, ibu hamil perlu mendapat asupan zat besi ditambah protein yang cukup. Selain itu, ibu hamil juga perlu cukup asupan vitamin C untuk menghindari anemia. Alasannya, vitamin C dapat membantu proses penyerapan zat besi yang sudah diasup tubuh.
"Saat diminum secara tunggal, suplemen zat besi hanya akan keluar melalui feses tanpa membentuk Hb," ujarnya dalam Nutritalk oleh Sarihusada yang bertajuk "Pentingnya Kehamilan Trimester Ketiga", di Jakarta, Rabu (28/1/2014).
Selain itu, pola tidur juga harus benar. "Ini berhubungan dengan fungsi tubuh membentuk sel darah ketika tidur, maka kalau kurang tidur, tubuh mereka pun tidak akan punya kesempatan untuk membentuk sel darah, maka risiko anemia pun meningkat," jelas staf pengajar kebidanan dan kandungan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini.
Pada kesempatan yang sama, dokter spesialis gizi klinik FKUI Widjaja Lukito mengatakan, kebiasaan mengonsumsi makanan atau minuman tertentu yang bersifat inhibitor zat besi juga dapat menyebabkan anemia. Misalnya, minuman yang mengandung tanin seperti teh, saat diminum sesaat setelah makan, zat besi dari makanan tidak akan mudah terserap.
"Padahal kebiasaan makan orang Indonesia kebanyakan setelah makan langsung minum teh. Ini tentu harus dihindari jika tidak mau kekurangan zat besi," tuturnya.
Anemia pada ibu hamil diketahui sebagai kondisi yang tidak bisa disepelekan karena bisa meningkatkan risiko perdarahan pada persalinan. Selain itu, ibu hamil yang menderita anemia juga bisa menyebabkan gangguan tumbuh kembang pada bayinya. (ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.