Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Rabu, 18 Desember 2013

Sepanjang Jalan Kemacetan

Rabu, Desember 18, 2013 By Unknown No comments

Oleh : Ibrahim Muhammad


[ArtikelKeren] OPINI - Belakangan ini, lirik tembang “Sepanjang Jalan Kenangan”, acapkali diplesetkan jadi “Sepanjang Jalan Kemacetan” lantaran faktanya memang seperti itu.

Jalan memang tak pernah lengang, karena jalan satu-satunya tumpuan dari 7 miliar manusia bumi, dalam mencapai tujuan. Jalan justru ekstra sibuk, dan kini jalan pada beberapa tempat bukan lagi ekstra sibuk melainkan ekstra macet.

Penyebab kemacetan salah satunya boleh jadi akibat life-style bermobil, menempuh jarak ratusan meter saja orang merasa harus naik mobil, dan gengsi berjalan kaki, meskipun jumhur dokter merekomendasikan berjalan kaki itu sehat.

Kemacetan kian parah, kalau terjadi demonstrasi atau tawuran pelajar dan preman, atau barang kali saja banjir tiba-tiba menerjang, sebagaimana berita utama Riau Pos (7/12) yang mengkonstatasikan Kota Pekanbaru nyaris tenggelam.

Di ibu kota Jakarta yang macetnya luar biasa, ribuan mobil dan sepeda motor nekad masuk jalur Trans Jakarta, menghadang tilang Polantas, demi menghindari kemacetan.

Pengemudi mobil dan pengendara sepeda motor pasang logika, apakah Polantas bisa terus menerus mengawasi jalur khusus Trans Jakarta, memangnya tak ada kerjaan lain mereka?

Namun, bukan jalan di Jakarta saja yang macet. Kebijakan pemerintah yang memberikan izin ”jurus kredit” truk, mobil, sepedamotor telah mengakibatkan jutaan unit kendaraan otomotif tersebut tumpah memadati ruas jalan di Pekanbaru serta kota-kota lainnya di Indonesia.

Sewaktu policy pemerintah mewajibkan otomotif harus dibeli secara “jurus kontan” hanya orang level tertentu belaka yang boleh beli mobil.

Tapi sekarang? Penjual jamu gendong pun bisa memilikinya! Tak cukup sekian, sebab bidik juga hobi hura-hura anggota dewan plus eksekutif saling berlomba tiap tahun borong mobil baru pelat merah.

Sedangkan mobil lama dilelang, bukannya dihancurkan kemudian didaur-ulang sebagaimana yang diperbuat negara-negara maju. Risikonya apa? Ruas jalan bertambah macet, konon pula ruas jalan tak pernah bertambah.

Bentuk kemacetan semakin massif, tatkala banyak bangunan dibuat suka-suka, dan tanpa ruang parkir kalaupun ada luasnya amat terbatas.

Andai bangunan itu hotel, mal dan sekolah yang saban hari dikunjungi ribuan mobil, bayangkan saja dalam bayang-bayang pikiran Anda betapa macetnya! Akibat macet yang bikin pusing tujuh keliling, tak sedikit dari mereka yang takut stres sengaja memilih rileks, ke luar kota demi mencari ketenangan dan menghibur diri.

Tapi apa? Pada hari libur, ruas jalan keluar kota itu bukan kepalang pula macetnya. Sama-sama kuatir stres, ribuan mobil ternyata ikut menyerbu dan antre keluar kota.

Lebih-lebih menjelang tahun baru 2014 saat ini. Pemandangan kemacetan jalur luar kota bisa-bisa membikin trauma.

Apalagi, ancaman macet di luar kota bukan hanya itu. Sebab, masih ada ancaman tak kalah mengerikan, yakni longsor, ambrol serta ribuan lubang-lubang yang ternganga menunggu korban.

Kenapa ruas jalan berlubang-lubang tanyalah pada rumput yang bergoyang. Sekiranya ada kendaraan yang terperosok, otomatis macetpun terjadi.

Macet juga bisa menghalangi rasa nyaman berlibur ke luar kota, bila sekonyong-konyong ada insiden kecelakaan lalulintas.

Amboi, tiada hari tanpa kecelakaan lalulintas di bumi Pertiwi ini. Berapa korban jiwa plus korban materi, telisik saja akun Mabes Polri! Mana yang lebih banyak tewas di dunia ini, di jalan atau dalam peperangan? Silahkan cek di internet.

Pernah dikira jalan-tol takkan macet. Eh, macet juga. Berikutnya, kemacetan gara-gara jalan dibongkar-pasang. Mula-mula jalan dibongkar-pasang buat menanam kabel listrik, lalu kabel serat optik, lalu pipa minyak kemudian membangun tugu, memasang baliho, membuat box-culvert, menggali gorong-gorong maupun pelebaran kiri-kanan.

Akibat macet berkepanjangan, sampai-sampai ada yang berkelakar, jalan yang tak macet adalah jalan-darah, jalan-pikiran, jalan matematika siswa anak SMA dan jalan pecatur mematikan Sang Raja.

Keunikan lain, jalan juga menjadi senjata pemungkas para pejabat dalam mencitrakan sosoknya. Kemasan yang berkesan intelek adalah “infrastruktur” maksudnya jalan menyangkut juga jembatan.

Setiap pejabat vokal berpetuah, mereka telah membangun infrastruktur, demi menghindari kemacetan yang tak kunjung henti dan berharap hal itu praktis mendongkrak popularitas marwah mereka.

Sementara dalam khazanah budaya Melayu, jalan dipersonifasikan sebagai cinta dan logika seperti ungkapan “kasih ibu sepanjang jalan” kemudian “tertumbuk kata, pikirkan, tertumbuk langkah, kembali ke pangkal jalan” yang sangat-sangat relevan sebagai pedoman bagi pejabat publik.

Pejabat tak usah diberi uang, karena mereka gudang duit. Tak pantas diberikan mobil karena mereka sudah ada mobil dinas, selayaknya pejabat diberi nasehat, karena nasehat itulah yang sangat tepat buat para pejabat.

Istimewa sekali buat Sang Gubernur Riau terpilih periode 2013-2018, Annas Maamun. Jika kebijakan yang dibuat keliru segera mengkajinya ulang dengan sikap cerdas dan hati lapang. Tak perlu malu.

Karena pepatah Melayu sudah mengisyaratkan “tertumbuk langkah, kembalilah ke pangkal jalan” maksudnya agar tak terjalani jalan yang keliru.

Selain itu, telah jadi rahasia umum sebagaimana pepatah Melayu “seiring bersimpang jalan” nyatanya pada masa kepemimpinan Gubri Rusli Zainal berkembang isu tentang kekurangharmonisan Gubri dengan Wagubri Wan Abu Bakar maupun Wagubri Mambang Mit.

Insya Allah saja hal tersebut takkan berulang pada kepemimpinan Gubri Annas Maamun dan Wagubri Arsyadjuliandi Rachman. Oleh karena itu sangat patut diwaspadai pepatah Melayu “seiring bersimpang jalan” tersebut. Kalau seiring tentulah harus sejalan.

Umat manusia jelas memerlukan jalan dalam kehidupan mereka di dunia fana ini. Asalkan jangan jalan-pintas yang negatif. Seperti menyogok agar didahulukan dapat proyek, menyuap supaya menang dalam berperkara, memberikan pelicin agar urusan lancar mulus, menyerahkan upeti agar langkah tak terhalang dan sebagainya.

Namun, dalam Alquran secara tegas Allah SWT berfirman, bahwa manusia itu cuma diizinkan memilih satu dari dua jalan (lihat Surat Al-Balad) untuk menunju akhirat yang kekal abadi.***(ak27)



Ibrahim Muhammad
Peminat masalah sosial


0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN