Oleh :
[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Survei terbaru secara nasional yang dilakukan Indikator Politik Indonesia, menjelang Pemilu 2014 mendatang, bahwa pola dan kinerja partai politik (Parpol) menyebabkan potensi terjadinya money politic di Tanah Air semakin besar.
Seperti yang disampaikan Direktur Eksekutif IPI, Burhanudin Muhtadi belum lama ini, bahwa karena terjadi jarak yang cukup jauh antara partai politik (Parpol) dengan masyarakat, sehingga Parpol harus mendekati pemilih lewat transaksi politik uang.
Kondisi seperti ini, tentu tidak akan jauh berbeda dengan daerah. Dengan sistem Parpol yang terikat dari pusat hingga daerah, maka mau tidak mau, kondisi ini harus menjadi keprihatinan bagi segenap masyarakat di Bumi Lancang Kuning ini.
“Jika Parpol tak berbenah, pemilih akan menjauhi partai dan dipastikan biaya politik makin mahal. Karena pemilih cenderung memakai pendekatan transaksional dengan partai,” ujar Burhanudin di Jakarta, (12/12) lalu.
Tentu saja, seluruh komponen yang akan ikut menjadi peserta pesta demokrasi di daerah ini, harus mengambil data ini sebagai sebuah peringatan keras, karena jika hal ini terjadi, maka bukan saja mencederai arti demokrasi itu sendiri, tapi juga akan memberikan efek domino langsung maupun tidak langsung bagi kemajuan masyarakat di daerah ini.
Mencermati potensi ini terjadi di Riau ke depan, paling tidak ada beberapa pihak yang mesti melakukan tindakan nyata, berupa pembenahan. Pertama, Parpol. Karena kondisi ini gambaran dari Parpol secara umum, maka kita sangat berharap, Parpol sudah mulai mengubah kinerja dan pola kerja untuk mendekati masyarakat.
Jadilah Parpol yang mengusung prinsip membangun kader. Sehingga keterlibatan masyarakat di Parpol benar-benar adalah sebuah hubungan mutualisme, yaitu menguntung dan sejalan dengan cita-cita masyarakat.
Kedua, penyelenggaraan Pemilu, yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau dan pengawas. Sangat kita harapkan kinerja lembaga yang terlibat langsung ini secara adil, berwibawa dan bertanggung jawab.
Mampu mengurai kondisi yang tidak menguntungkan dan mengganggu jalannya pesta demokrasi.
Ketiga, pemerintah daerah. Keterlibatan secara nyata dan kontiniu pemerintah daerah sangat diharapkan.
Terutama mampu menerjemahkan kondisi yang ada dalam program pemerintah, sehingga mampu memperkecil terjadinya money politic dalam pesta demokrasi ini, terutama mencerdaskan masyarakat yang anti money politic.
Tak hanya itu saja, menciptakan pemerintah yang bersih, berwibawa dan anti korupsi, diyakini juga memberikan dampak positif di masyarakat. Sehingga akhirnya memberikan contoh kepada masyarakat, bahwa korupsi itu adalah perbuatan tercela.
Keempat, masyarakat pemilihan. Jika informasi sudah banyak diserap masyarakat tentang bagaimana rusaknya pesta demokrasi karena money politic, tentu kita sangat berharap, masyarakat memiliki kesadaran, sehingga dengan sendirinya mampu bersikap dan menghukum Parpol yang menggunakan pendekatan money politic, yaitu dengan cara meninggalkan Parpol yang melakukan money politic.
Semoga, sejak dini, semua pihak menyadari dan mengerti bahwa money politic memberikan dampak buruk, sehingga akhirnya menjadi gerakan bersama untuk mencegahnya.
Sebab, potensi terjadinya money politic sudah ada. Apakah kita biarkan saja seperti pola salju yang akhirnya merugikan semuanya?***(ak27)
Seperti yang disampaikan Direktur Eksekutif IPI, Burhanudin Muhtadi belum lama ini, bahwa karena terjadi jarak yang cukup jauh antara partai politik (Parpol) dengan masyarakat, sehingga Parpol harus mendekati pemilih lewat transaksi politik uang.
Kondisi seperti ini, tentu tidak akan jauh berbeda dengan daerah. Dengan sistem Parpol yang terikat dari pusat hingga daerah, maka mau tidak mau, kondisi ini harus menjadi keprihatinan bagi segenap masyarakat di Bumi Lancang Kuning ini.
“Jika Parpol tak berbenah, pemilih akan menjauhi partai dan dipastikan biaya politik makin mahal. Karena pemilih cenderung memakai pendekatan transaksional dengan partai,” ujar Burhanudin di Jakarta, (12/12) lalu.
Tentu saja, seluruh komponen yang akan ikut menjadi peserta pesta demokrasi di daerah ini, harus mengambil data ini sebagai sebuah peringatan keras, karena jika hal ini terjadi, maka bukan saja mencederai arti demokrasi itu sendiri, tapi juga akan memberikan efek domino langsung maupun tidak langsung bagi kemajuan masyarakat di daerah ini.
Mencermati potensi ini terjadi di Riau ke depan, paling tidak ada beberapa pihak yang mesti melakukan tindakan nyata, berupa pembenahan. Pertama, Parpol. Karena kondisi ini gambaran dari Parpol secara umum, maka kita sangat berharap, Parpol sudah mulai mengubah kinerja dan pola kerja untuk mendekati masyarakat.
Jadilah Parpol yang mengusung prinsip membangun kader. Sehingga keterlibatan masyarakat di Parpol benar-benar adalah sebuah hubungan mutualisme, yaitu menguntung dan sejalan dengan cita-cita masyarakat.
Kedua, penyelenggaraan Pemilu, yaitu Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau dan pengawas. Sangat kita harapkan kinerja lembaga yang terlibat langsung ini secara adil, berwibawa dan bertanggung jawab.
Mampu mengurai kondisi yang tidak menguntungkan dan mengganggu jalannya pesta demokrasi.
Ketiga, pemerintah daerah. Keterlibatan secara nyata dan kontiniu pemerintah daerah sangat diharapkan.
Terutama mampu menerjemahkan kondisi yang ada dalam program pemerintah, sehingga mampu memperkecil terjadinya money politic dalam pesta demokrasi ini, terutama mencerdaskan masyarakat yang anti money politic.
Tak hanya itu saja, menciptakan pemerintah yang bersih, berwibawa dan anti korupsi, diyakini juga memberikan dampak positif di masyarakat. Sehingga akhirnya memberikan contoh kepada masyarakat, bahwa korupsi itu adalah perbuatan tercela.
Keempat, masyarakat pemilihan. Jika informasi sudah banyak diserap masyarakat tentang bagaimana rusaknya pesta demokrasi karena money politic, tentu kita sangat berharap, masyarakat memiliki kesadaran, sehingga dengan sendirinya mampu bersikap dan menghukum Parpol yang menggunakan pendekatan money politic, yaitu dengan cara meninggalkan Parpol yang melakukan money politic.
Semoga, sejak dini, semua pihak menyadari dan mengerti bahwa money politic memberikan dampak buruk, sehingga akhirnya menjadi gerakan bersama untuk mencegahnya.
Sebab, potensi terjadinya money politic sudah ada. Apakah kita biarkan saja seperti pola salju yang akhirnya merugikan semuanya?***(ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.