XINJIANG [ArtikelKeren] NEWS – Insiden penyerangan berdarah terjadi di Provinsi Xinjiang, Tiongkok. Sembilan orang yang bersenjata kapak menyerang sebuah kantor polisi dan terlibat bentrok dengan aparat. Akibatnya, 11 orang dinyatakan tewas. Termasuk dua di antaranya polisi.
Sumber pemerintah Xinjiang mengungkapkan, penyerang tersebut bersenjatakan pisau dan kapak saat merangsek ke kantor polisi di wilayah Serikbuya, Bachu, dekat kota bersejarah Kashgar. Dua petugas bantuan polisi dilaporkan tewas dan dua lainnya terluka.
Radio Free Asia yang dibiayai pemerintah Amerika Serikat serta aktivis Uighur menyatakan, sejumlah pemuda tewas tertembak senjata polisi khusus dan tim taktis. Sebelumnya, penduduk setempat yang berdatangan ke lokasi kejadian menyelamatkan para korban, tetapi tidak berhasil.
’’Ada sekitar 40–50 orang berkumpul di sekitar kantor polisi. Mereka berteriak kepada polisi agar jangan melepaskan tembakan, menangkap pelaku hidup-hidup, dan mengadilinya,’’ ungkap sejumlah saksi sebagaimana diberitakan media tersebut. Identitas sejumlah saksi tidak disebutkan karena alasan keselamatan.
Seorang aktivis Uighur yang bermarkas di Swedia Dilxat Raxit menambahkan, polisi dengan cepat memutuskan untuk menembak dan membunuh pelaku di lokasi daripada menangkap mereka.
’’Seharusnya, mereka (pelaku) diadili. Kami bisa berdebat mengenai adil-tidaknya hukuman terhadap mereka. Tetapi, mereka setidaknya tetap hidup. Sekarang mereka (polisi) sudah membunuhnya,’’ ucap Raxit melalui telepon. Menurut dia, keputusan yang melebihi batas tersebut, tampaknya, bertujuan untuk mengintimidasi etnis Uighur dan menghalangi mereka untuk bersaksi dalam sidang. ’’Sepanjang hari kemarin, seluruh wilayah Bochu ditutup dan setiap peristiwa ditangani tentara,’’ jelas Raxit. (jpnn)
Sumber pemerintah Xinjiang mengungkapkan, penyerang tersebut bersenjatakan pisau dan kapak saat merangsek ke kantor polisi di wilayah Serikbuya, Bachu, dekat kota bersejarah Kashgar. Dua petugas bantuan polisi dilaporkan tewas dan dua lainnya terluka.
Radio Free Asia yang dibiayai pemerintah Amerika Serikat serta aktivis Uighur menyatakan, sejumlah pemuda tewas tertembak senjata polisi khusus dan tim taktis. Sebelumnya, penduduk setempat yang berdatangan ke lokasi kejadian menyelamatkan para korban, tetapi tidak berhasil.
’’Ada sekitar 40–50 orang berkumpul di sekitar kantor polisi. Mereka berteriak kepada polisi agar jangan melepaskan tembakan, menangkap pelaku hidup-hidup, dan mengadilinya,’’ ungkap sejumlah saksi sebagaimana diberitakan media tersebut. Identitas sejumlah saksi tidak disebutkan karena alasan keselamatan.
Seorang aktivis Uighur yang bermarkas di Swedia Dilxat Raxit menambahkan, polisi dengan cepat memutuskan untuk menembak dan membunuh pelaku di lokasi daripada menangkap mereka.
’’Seharusnya, mereka (pelaku) diadili. Kami bisa berdebat mengenai adil-tidaknya hukuman terhadap mereka. Tetapi, mereka setidaknya tetap hidup. Sekarang mereka (polisi) sudah membunuhnya,’’ ucap Raxit melalui telepon. Menurut dia, keputusan yang melebihi batas tersebut, tampaknya, bertujuan untuk mengintimidasi etnis Uighur dan menghalangi mereka untuk bersaksi dalam sidang. ’’Sepanjang hari kemarin, seluruh wilayah Bochu ditutup dan setiap peristiwa ditangani tentara,’’ jelas Raxit. (jpnn)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.