Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Rabu, 13 November 2013

Riau Bandar Negeri Melayu

Rabu, November 13, 2013 By Unknown No comments

Oleh : Bagus Santoso


[ArtikelKeren] OPINI - Merujuk pada karakteristik potensi yang dimiliki Provinsi Riau, maka perlu dieksplorasi keunikan dan keunggulan komparatif untuk selanjutnya dijadikan brand pencitraan Provinsi Riau.

Untuk itu beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam membangun brand pencitraan Riau di antaranya; inventarisasi potensi daerah, identifikasi komparasi antar wilayah di lingkup regional, nasional dan international. .

Pengkajian modus dan pola pengembangan, merumuskan brand pencitraan daerah. Koordinasi dan sinergitas antar sektor perlunya sosialisasi dan dilanjutkan dengan aksi realisasi berlanjut monitoring dan evaluasi.

Pencitraan Riau sebagai Bandar Negeri Melayu menawarkan keunikan kehidupan yang beralaskan seni budaya Melayu dalam keindahan dan kekayaan potensi alam sehingga menjadi keunggulan Provinsi Riau dibandingkan daerah lain.

Provinsi Riau yang terletak di kawasan pesisir Selat Melaka layak memosisikan diri sebagai bandar yang potensial untuk kunjungan wisata dan perdagangan. Kekayaan potensi alam merupakan keunggulan komparasi dalam berinvestasi.

Sejak semula Riau telah membangun icon sebagai negeri Lancang Kuning yang mentakbirkan diri sebagai negeri Melayu.

Dengan demikian, pencitraan yang dibangun tersebut diharapkan menjadi magnet banyak kalangan untuk datang berkunjung ke Provinsi Riau baik untuk wisata maupun berbagai aktivitas lain, terutama sektor ekonomi, seni budaya dan sebagainya.

Kondisi tersebut akan membuat Riau menjadi ramai sehingga potensi dalam menggerakkan perekonomian masyarakat. Realisasi pencitraan tersebut perlu didukung oleh kebijakan dan usaha nyata agar pencitraan tak hanya sekadar slogan semata, namun harus menjadi semangat bersama untuk teraktualisasi secara nyata sehingga hasilnya dirasakan secara nyata pula.

Untuk itu beberapa langkah perlu digesa dan rancang, di antaranya: Identifikasi dan penyederhanaan regulasi serta kebijakan. Penyediaan sarana dan prasarana. Semua potensi alam di Riau menarik untuk dikunjungi.

Kelemahannya jelas akses jalan tak memadai, alias transportasi tak ada, belum lagi penerangan listrik, air bersih juga masih barang langka. Selain itu jika mau menginap belum ada wisma terlalu mewah kalau disebut hotel. Akomodasi masih menumpang rumah penduduk.

Padahal perkara inilah yang menjadi pendukung utama pengembangan wisata dan investasi. Peningkatan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat. Menumbuhkembangan usaha kreatif terutama seni dan budaya.

Penguatan jaringan kerja sama dan promosi dengan berbagai pihak. Beralas pada semangat pencitraan tersebut, dapat pula dijadikan momentum untuk percepatan pembangunan Provinsi Riau.

Pembangunan fisik dan pembukaan akses daerah serta penyediaan keperluan dasar (air dan listrik) mutlak untuk digesa.

Tanpa itu semua mustahil orang mau berkunjung dan berinvestasi di Provinsi Riau. Usaha sektor trasnportasi, perhotelan, ekonomi kreatif dan lain sebagainya harus pula distimulus untuk tumbuh dan berkembang.

Peran serta media masa baik cetak maupun elektronik memegang peran strategis dalam mensosialiasikan pencitraan serta potensi Provinsi Riau.

Pencitraan Provinsi Riau yang dibangun harus menjadi semangat bersama dalam beraktivitas. Dengan demikian brand tersebut menjadi membumi dan kondusif untuk direalisasikan.

Keunikan dan keunggulan komparasi brand pencitraan akan sangat menentukan nilai tawar suatu daerah dalam upaya mempromosikan daerah sebagai langkah strategis pada upaya besar memajukan negeri dan menyejahterakan masyarakat.

Koordinasi dan sinergitas berbagai kalangan menjadi pilar penting dalam mengaktualisasikan brand pencitraan dan pencapaian tujuan pengembangan daerah.

Penulis baru tahu setelah menjadi Ketua Komisi D DPRD Riau, ternyata struktur APBD Riau belum pro pada kebudayaan, penghargaan terhadap budaya itu tak sampai 3 persen dari jumlah APBD yang mencapai Rp8,4 triliun.

Mau tahu berapa? Sesuai data pada buku APBD tahun 2013 hanya Rp26 miliar. Itupun untuk gaji pegawai sudah habis Rp6 miliar.

Berat rasanya untuk meraih mimpi menjadikan Riau sebagai ”Bandar Melayu Sesungguhnya”, jika tidak ada keberpihakan anggaran. Bagaimana mau mengelola kekayaan, pengembangan apalagi pagelaran akbar seni budaya.

Jika kebudayaan masih dipandang sebelah mata, jika demikian jangan banyak berharap anak negeri ini akan menghargai budayanya sendiri.***



Bagus Santoso
Ketua Komisi D DPRD Riau yang Membidangi Kebudayaan


0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN