Oleh : Rony Ardiansyah
[ArtikelKeren] OPINI - Awal sebuah kesembuhan bukan lah di tangan dokter atau obat-obatan, melainkan dari Allah SWT. Langkah awal sumbuh dari penyakit adalah keyakinan dan prasangka yang baik kepada Allah. Marilah kita dengar informasi Allah SWT berikut ini, “Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.” (Asy-Syu’ara: 80).
Fakta berikut ini membukti sebuah kesembuhan bukan di tangan dokter atau obat-obatan. Cerita berikut ini saya kutip dari sebuah buku yang ditulis Andrew Newberg & Mark Waldman yang berjudul, Bornto Believe.
Dikisahkan Tn Wright diperkirakan tidak akan dapat bertahan hidup sampai keesokan harinya.
Tubuhnya digerogoti tumor, hati dan limpahnya membengkak, paru-parunya berisi cairan dan dia dibantu alat pernafasan untuk mendapatkan oksigen.
Namun, ketika Tn Wright mendengar bahwa dokternya melakukan penelitian terhadap kanker dengan sebuah obat baru bernama Krebiozen, yang digembar-gemborkan media massa sebagai obat ajaib, dia memohon untuk diberikan obat itu.
Walaupun bertentangan dengan prosedur, dr Klopfer memenuhi permintaan Tn Wright dan menyuntikkan obat tersebut, lalu meninggalkan rumah sakit untuk berakhir pekan, mengira tidak akan bertemu dengan pasiennya lagi.
Akan tetapi, ketika kembali pada Senin pagi dia menemukan bahwa tumor Tn Wright sudah mengempes separuhnya.
“Syukur” pikir dr Klopfer. “Apakah kita akhirnya sudah menemukan obat dewa, penyembuh kanker?” Sayangnya, dua bulan kemudian, Food and Drug Administration (FDA, lembaga pemerintah yang mengawasi obat dan makanan di Amerika Serikat) melaporkan bahwa pengujian dengan Krebiozen terbukti tidak manjur.
Tn Wright mendengar laporan itu dan seketika menjadi sakit. Tumornya kembali datang, dan dia kembali masuk ke rumah sakit. Sekarang dr Klopfer percaya bahwa ”kepercayaan” pasien terhadap kumpulan obatlah yang sebenarnya menyembuhkan. Untuk memeriksa teorinya ini, dr Klopfer memutuskan untuk berbohong.
Dia mengatakan kepada Tn Wright tentang sebuah “produk baru, sudah ditingkatkan kenerjanya, dengan kekuatan ganda” yang dijamin akan memberikan hasil lebih baik.
Tn Wright setuju untuk mencoba obat versi “baru” dari obat yang sebelumnya dr Klopfer memberinya suntikan air steril.
Sekali lagi, kesembuhan Tn Wright sangat dramatis. Tumornya menghilang, dan dia kembali hidup normal-hingga surat kabar memberitakan pengumuman dari Asosiasi Dokter Amerika (AMA, America Medical Association) dengan judul “Pengujian Berskala Nasional Menunjukkan Krebiozen Tidak Berguna Mengobati Kanker”.
Setelah membacanya, Tn Wright merasa sakit sekali, kembali ke rumah sakit, dan meninggal dua hari berikutnya. Dalam sebuah laporan yang dimuat di dalam Journal of Projective Techniques, dr Klopfer menyimpulkan ketika kekuatan keyakinan optimis Wright pupus, sirna pulalah daya tahan terhadap penyakit.
Allahu Akbar! Tidakah Anda lihat bahwa Nabi Ayub AS telah diangkat penyakitnya hanya dengan air? Allah pulalah yang menyembuhkan para sahabat Rasulullah yang tersengat binatang hanya dengan doa dan Surah al-Fatihah. Ada banyak mukjizat Nabi yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit tanpa obat-obatan.
Di antara riset dan studi ilmiah yang dilakukan di bidang berobat dengan wasilah Alquran adalah riset yang dilakukan oleh dr Ahmad al-Qadhi, Direktur Utama Islamic Medicine Institute for Education and Reserch yang berpusat di Amerika Serikat, sekaligus konsultan ahli sebuah klinik di Panama City, Florida.
Dr Ahmad al-Qadhi pernah melakukan presentasi tentang hasil pemelitiannya (penelitian awal) dengan tema “Pengaruh Alquran pada Manusia dalam Perpektif Fisiologi dan Psikologi”.
Penelitian tersebut bertujuan untuk menentukan kemungkinan adanya pengaruh Alquran pada fungsi organ tubuh manusia, sekaligus mengukur intensitas pengaruhnya jika memang ada.
Tujuan kedua adalah efek relaksasi atau penurunan yang ditimbulkan bacaan Alquran pada ketegangan syaraf beserta perubahan fisiologi yang mengiringnya.
Hasil riset ini telah dipresentasikan dalam konferensi tahunan ke-17 Ikatan Dokter Amerika, di Saint Louis, Missouri, Amerika Serikat.
Penelitian ini melibatkan beberapa responden nonmuslim, laki-laki dan perempuan, berusia 18 sampai 40 tahun. Para responden tersebut tidak mengerti Bahasa Arab, apalagi untuk membaca ayat suci Alquran.
Penelitian ini menggunakan mesin pengukur berbasis komputer model MEDAQ 2002 (Medical Data Quotient) yang dilengkapi dengan software komputer jenis Apple 2A dan sistem detektor elektronik.
Sebelum penelitian dimulai dipasang empat jarum elektrikal pada anggota tubuh masing-masing, kemudian dikoneksikan ke mesin pengukur yang berbasis komputer.
Hal ini dilakukan untuk mendeteksi gelombang elektromagnetik dan mengukur rekasi urat saraf reflektif pada organ tubuh responden.
Sebagaimana diketahui, bahwa tubuh manusia diliputi medan elektromagnetik berupa bias cahaya yang tidak terlihat. Medan cahaya ini sekarang dipotret secara elektrik dengan Kirlian Photography.
Dalam penelitian yang dilakukan 210 kali eksperimen kepada responden. Para responden —dalam keadaan santai dan mata tertutup— diminta mendengarkan Alquran sebanyak 85 kali eksperimen, bacaan teks berbahasa Arab sebanyak 85 kali eksperimen, dan pada 40 kali eksperimen berikutnya tidak mendengarkan bacaan apapun.
Bacaan Alquran dan bacaan teks berbahasa Arab kepada responden dilantunkan dengan kesamaan instrumen dari aspek lafal, tatanan pengucapan dan melodi.
Sehingga responden tidak bisa membedakan keduanya, karena memang responden tidak bisa berbahasa Arab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan bacaan ayat suci Alquran memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif.
Dan hasil ini tercatat dan terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah alat berbasis komputer.
Dengan adanya hasil eksperimen komparatif tersebut, kesimpulan awal dapat diperoleh bahwa mendengarkan ayat suci Alquran mempunyai dampak positif yang signifkan terhadap perubahan fisiologi dan psikologi manusia.***(RP)
Rony Ardiansyah
[ArtikelKeren] OPINI - Awal sebuah kesembuhan bukan lah di tangan dokter atau obat-obatan, melainkan dari Allah SWT. Langkah awal sumbuh dari penyakit adalah keyakinan dan prasangka yang baik kepada Allah. Marilah kita dengar informasi Allah SWT berikut ini, “Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.” (Asy-Syu’ara: 80).
Fakta berikut ini membukti sebuah kesembuhan bukan di tangan dokter atau obat-obatan. Cerita berikut ini saya kutip dari sebuah buku yang ditulis Andrew Newberg & Mark Waldman yang berjudul, Bornto Believe.
Dikisahkan Tn Wright diperkirakan tidak akan dapat bertahan hidup sampai keesokan harinya.
Tubuhnya digerogoti tumor, hati dan limpahnya membengkak, paru-parunya berisi cairan dan dia dibantu alat pernafasan untuk mendapatkan oksigen.
Namun, ketika Tn Wright mendengar bahwa dokternya melakukan penelitian terhadap kanker dengan sebuah obat baru bernama Krebiozen, yang digembar-gemborkan media massa sebagai obat ajaib, dia memohon untuk diberikan obat itu.
Walaupun bertentangan dengan prosedur, dr Klopfer memenuhi permintaan Tn Wright dan menyuntikkan obat tersebut, lalu meninggalkan rumah sakit untuk berakhir pekan, mengira tidak akan bertemu dengan pasiennya lagi.
Akan tetapi, ketika kembali pada Senin pagi dia menemukan bahwa tumor Tn Wright sudah mengempes separuhnya.
“Syukur” pikir dr Klopfer. “Apakah kita akhirnya sudah menemukan obat dewa, penyembuh kanker?” Sayangnya, dua bulan kemudian, Food and Drug Administration (FDA, lembaga pemerintah yang mengawasi obat dan makanan di Amerika Serikat) melaporkan bahwa pengujian dengan Krebiozen terbukti tidak manjur.
Tn Wright mendengar laporan itu dan seketika menjadi sakit. Tumornya kembali datang, dan dia kembali masuk ke rumah sakit. Sekarang dr Klopfer percaya bahwa ”kepercayaan” pasien terhadap kumpulan obatlah yang sebenarnya menyembuhkan. Untuk memeriksa teorinya ini, dr Klopfer memutuskan untuk berbohong.
Dia mengatakan kepada Tn Wright tentang sebuah “produk baru, sudah ditingkatkan kenerjanya, dengan kekuatan ganda” yang dijamin akan memberikan hasil lebih baik.
Tn Wright setuju untuk mencoba obat versi “baru” dari obat yang sebelumnya dr Klopfer memberinya suntikan air steril.
Sekali lagi, kesembuhan Tn Wright sangat dramatis. Tumornya menghilang, dan dia kembali hidup normal-hingga surat kabar memberitakan pengumuman dari Asosiasi Dokter Amerika (AMA, America Medical Association) dengan judul “Pengujian Berskala Nasional Menunjukkan Krebiozen Tidak Berguna Mengobati Kanker”.
Setelah membacanya, Tn Wright merasa sakit sekali, kembali ke rumah sakit, dan meninggal dua hari berikutnya. Dalam sebuah laporan yang dimuat di dalam Journal of Projective Techniques, dr Klopfer menyimpulkan ketika kekuatan keyakinan optimis Wright pupus, sirna pulalah daya tahan terhadap penyakit.
Allahu Akbar! Tidakah Anda lihat bahwa Nabi Ayub AS telah diangkat penyakitnya hanya dengan air? Allah pulalah yang menyembuhkan para sahabat Rasulullah yang tersengat binatang hanya dengan doa dan Surah al-Fatihah. Ada banyak mukjizat Nabi yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit tanpa obat-obatan.
Di antara riset dan studi ilmiah yang dilakukan di bidang berobat dengan wasilah Alquran adalah riset yang dilakukan oleh dr Ahmad al-Qadhi, Direktur Utama Islamic Medicine Institute for Education and Reserch yang berpusat di Amerika Serikat, sekaligus konsultan ahli sebuah klinik di Panama City, Florida.
Dr Ahmad al-Qadhi pernah melakukan presentasi tentang hasil pemelitiannya (penelitian awal) dengan tema “Pengaruh Alquran pada Manusia dalam Perpektif Fisiologi dan Psikologi”.
Penelitian tersebut bertujuan untuk menentukan kemungkinan adanya pengaruh Alquran pada fungsi organ tubuh manusia, sekaligus mengukur intensitas pengaruhnya jika memang ada.
Tujuan kedua adalah efek relaksasi atau penurunan yang ditimbulkan bacaan Alquran pada ketegangan syaraf beserta perubahan fisiologi yang mengiringnya.
Hasil riset ini telah dipresentasikan dalam konferensi tahunan ke-17 Ikatan Dokter Amerika, di Saint Louis, Missouri, Amerika Serikat.
Penelitian ini melibatkan beberapa responden nonmuslim, laki-laki dan perempuan, berusia 18 sampai 40 tahun. Para responden tersebut tidak mengerti Bahasa Arab, apalagi untuk membaca ayat suci Alquran.
Penelitian ini menggunakan mesin pengukur berbasis komputer model MEDAQ 2002 (Medical Data Quotient) yang dilengkapi dengan software komputer jenis Apple 2A dan sistem detektor elektronik.
Sebelum penelitian dimulai dipasang empat jarum elektrikal pada anggota tubuh masing-masing, kemudian dikoneksikan ke mesin pengukur yang berbasis komputer.
Hal ini dilakukan untuk mendeteksi gelombang elektromagnetik dan mengukur rekasi urat saraf reflektif pada organ tubuh responden.
Sebagaimana diketahui, bahwa tubuh manusia diliputi medan elektromagnetik berupa bias cahaya yang tidak terlihat. Medan cahaya ini sekarang dipotret secara elektrik dengan Kirlian Photography.
Dalam penelitian yang dilakukan 210 kali eksperimen kepada responden. Para responden —dalam keadaan santai dan mata tertutup— diminta mendengarkan Alquran sebanyak 85 kali eksperimen, bacaan teks berbahasa Arab sebanyak 85 kali eksperimen, dan pada 40 kali eksperimen berikutnya tidak mendengarkan bacaan apapun.
Bacaan Alquran dan bacaan teks berbahasa Arab kepada responden dilantunkan dengan kesamaan instrumen dari aspek lafal, tatanan pengucapan dan melodi.
Sehingga responden tidak bisa membedakan keduanya, karena memang responden tidak bisa berbahasa Arab. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mendengarkan bacaan ayat suci Alquran memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan ketegangan urat saraf reflektif.
Dan hasil ini tercatat dan terukur secara kuantitatif dan kualitatif oleh sebuah alat berbasis komputer.
Dengan adanya hasil eksperimen komparatif tersebut, kesimpulan awal dapat diperoleh bahwa mendengarkan ayat suci Alquran mempunyai dampak positif yang signifkan terhadap perubahan fisiologi dan psikologi manusia.***(RP)
Rony Ardiansyah
Peminat Sains Alquran, juga dosen Pascasarjana Magister Teknik Sipil UIR
















0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.