Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Kamis, 03 Oktober 2013

Wisuda, Titik Awal Perjuangan

Kamis, Oktober 03, 2013 By Unknown No comments

Oleh : Ezky Tiyaningsih


 
[ArtikelKeren] NEWS - Artikel ini sebagai sharing pengalaman untuk wisudawan Universitas Riau yang kemarin diwisuda. Wisuda merupakan pesta akademik yang cukup membahagiakan bagi mahasiswa dan kedua orangtua.

Kebahagiaan orangtua terpancar ketika melihat anaknya memakai pakaian kebesaran “baju toga wisuda”.

Demikian juga kebahagiaan anak yang diwisuda, terpancar ketika kucir dipindahkan oleh petinggi universitas. Pertanda yang bersangkutan sudah layak menyandang gelar akademik sebagai seorang sarjana.

Sungguh sangat terkesan agenda wisuda, dimana seluruh sanak saudara, karib, kawan dan teman dekat berkumpul bersama menyaksikan pelantikan anaknya sebagai seorang sarjana.

Kebahagiaan Sesaat
Selepas mengikuti prosesi wisuda, umumnya sarjana yang baru diwisuda istirahat sejenak balik ke kampung untuk refresing melepas ketegangan.

Selama 4 tahun tanpa istirahat selalu dihadapkan dengan persoalan perkuliahan, mulai dari tugas individu, tugas kelompok, diskusi, seminar dan kegiatan akademik lainnya.

Begitu dinyatakan telah lulus ujian akhir, serasa dunia benar-benar bebas dari keterkungkungan akademik yang selama ini harus dihadapi.

Kebahagiaan atas keberhasilan sebagai seorang sarjana dirasakan sebagai kebahagiaan sesaat. Tantangan berat harus dihadapi oleh seorang yang baru lulus meraih gelar sarjana.

Cita-citanya sungguh sangat mulia, ingin menjadi sarjana yang mampu mendarmabaktikan ilmunya di masyarakat.

Singkat kata, cita-cita yang ingin diraih adalah mencapai kesuksesan dalam karir dan keluarga. Pengalaman penulis yang baru setahun lalu diwisuda sungguh sangat menyesakkan dada.

Bayangkan saja, dari kebiasaan seharian nongkrong di kampus bergurau dengan teman-teman sambil menunggu dosen datang, kini kebiasaan tersebut telah hilang ditelan oleh keadaan, yang mau tidak mau harus dihadapi, mencari dan terus mencari formasi kerja ke sana kemari hasilnya pun serba tidak pasti.

Hari demi hari terus berlalu, tak terasa masa istirahat untuk refresing sudah cukup lama, tekanan mentalpun sudah mulai dirasakan.

Teman-teman seangkatan pun sudah mulai bertanya kerja di mana? Bagi yang belum dapat pekerjaan tentunya sulit menjawab, karena tidak jelasnya status.

Mau menjawab menjadi pengangguran, sungguh sangat tidak mengenakkan. Mau bilang berwirausaha, tidak punya usaha dan mempertahankan gengsi, untuk apa sekolah tinggi-tinggi jika akhirnya hanya menjadi pedagang.

Pertentangan batinpun mulai bergejolak, ternyata mencari kerjapun sulit, melamar ke sana kemari bahkan sampai ke luar provinsi hasilnyapun tetap belum teruji.

Selalu gagal karena kompetisi memperebutkan tes persaingan kerja sungguh sangat amat ketat. Berlapis jenis testing akan kita hadapi, karena institusi yang akan mempekerjakan kita tentunya tidak mau merugi dan akan mencari tenaga-tenaga muda profesional yang benar-benar memiliki kompetensi dan mampu memberikan kontribusi besar bagi organisasinya.

Tidaklah salah jika kini banyak institusi dan perusahaan besar menyelenggarakan tes saringan kerja secara ketat dan profesional.

Jangan Menunggu Lama-lama
Pengalaman penulis mengikuti berbagai jenis testing pada perusahaan/institusi besar memang cukup melelahkan, di samping memerlukan biaya besar juga kesiapan mental akademik harus dinomorsatukan. Jangan harap kita dapat lulus seleksi jika tidak ada upaya dan kerja keras.

Gagal dan gagal lagi, itulah kira-kira fakta yang akan kita hadapi jika terus bersikukuh untuk menjadi pegawai pada instansi besar.

Kesimpulan akhirnya dari pada menganggur maka banyak lulusan sarjana akhirnya banting setir terpaksa harus diskont diri; yang penting asal dapat kerja walaupun harus dibayar dengan UMR.

Bayangkan saja sudah capek-capek kita kuliah dengan biaya yang sangat besar, digaji sama dengan UMR yang tidak menghargai level jenjang pendidikan.

Tamat SD, SMP, SMA dan PT sama saja gajinya. Sungguh sangat menyesakkan dada. Itulah kondisi faktual yang akan kita hadapi jika kita kurang mempersiapkan diri dalam memasuki dunia kerja.

Memang mendapat pekerjaan namun tidak sesuai pula dengan harapan dan keinginan hati. Sungguh berat perjuangan seorang sarjana yang baru lulus.

Karena itu mari kita sama-sama mempersiapkan diri secara maksimal, untuk bisa memenangkan tes saringan kerja.

Sebaliknya jika kita sudah merasa bakalan kalah dalam memperebutkan peluang kerja, mengapa harus menunggu lama-lama, ambil keputusan secara cepat untuk putar haluan menuju profesi yang lebih mulia yaitu menjadi seorang wirausaha.

Kita semua sudah memiliki jalan hidup sendiri-sendiri, apakah akan memilih jalan bekerja atau berwirausaha, maka kita sendiri yang berhak untuk memutuskannya.

Mari sama-sama kita renungkan secara cerdas, sebagai seorang sarjana yang memiliki pengetahuan luas, mengapa kita mau bekerja selevel kerja di toko yang dibayar murah dan tidak menghargai status level pendidikan.

Kalau sekadar untuk mencoba mencari pengalaman mungkin lumrah dan wajar saja, namun kalau akhirnya kita terkungkung dan terjebak dengan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keahlian dan profesionalisme diri kita, mengapa kita harus berlama-lama bertahan, digaji dengan takaran yang sangat rendah dan peluang penghasilan pun sangat datar. Kenapa kita tidak mencoba untuk putar haluan bekerja sambil menjadi wirausaha?

Titik Awal Perjuangan
Wisuda merupakan titik awal perjuangan dari seorang sarjana dalam memulai karirnya. Apakah akan mengambil jalan sebagai pekerja atau akan menekuni sebagai wirausaha.

Jalan pintas yang paling mudah diterobos oleh para sarjana yang baru lulus adalah menjadi pegawai, meskipun banyak keterbatasan, namun menjadi pegawai relatif lebih aman dibanding sebagai wirausaha. Kenapa demikian?

Karena menjadi pegawai bebas risiko, walaupun gajinya kecil tapi angka dan waktunya pasti, statusnya lebih dihargai, pakaiannya rapi.

Akankah kita bertahan terus dengan kondisi keamanan seperti ini? Sementara tuntutan hidup semakin mendesak dan membengkak.

Karena itu bagaimanapun juga kita dituntut untuk menjadi pemberani: Berani mencoba, berani memulai, berani gagal serta berani membuka usaha.

Pengalaman penulis mencoba memulai usaha, ternyata tidak serumit mencari kerja, kerjanya pun sangat mengasikkan, semuanya kita sendiri yang akan mengaturnya.

Lebih asyiknya lagi memulai bisnis sangat praktis, tidak perlu membuat surat lamaran, tidak perlu pakai surat keterangan Disnaker, tidak perlu surat keterangan berkelakuan baik dari kepolisian.

Dalam mengelola bisnis yang diperlukan adalah semangat dan spirit untuk bekerja keras dan fokus pada usaha yang ditekuninya.

Jangan terlalu lama kita menunggu sesuatu yang tidak jelas apa yang akan kita tunggu, mulailah berbisnis sambil menunggu, mana tahu ada rezeki mendapat pekerjaan yang sesuai dengan tuntutan awal hati kita, yakni menjadi pegawai utamanya menjadi PNS.

Memang kita menyadari bahwa berbisnis itu tidak mudah, tetapi berbisnis bisa kita pelajari. Kemana kita harus belajar untuk memulai bisnis?

Bisnis apa yang mempunyai prospek untuk dikembangkan. Pengalaman penulis, berbekal gaji UMR yang terakumulasi sekian bulan bisa digunakan untuk modal awal usaha.

Bidang usaha yang diambil tentunya disesuaikan dengan kemampuan kita, mudah kita jalani dan tidak terlalu tinggi risikonya. Memulainyapun bisa dari rumah, memanfaatkan ruangan kosong sehingga tidak perlu harus menyewa tempat.

Atau bisa juga bisnis online yang tidak memerlukan tempat. Kini zaman sudah serba canggih, mengapa kita tidak berpikir bisa dan pasti bisa.

Silakan teman-teman yang kemarin diwisuda untuk mencoba berbisnis sambil tetap mencari peluang kerja, berpuluh-puluh bahkan beratus ratus peluang bisnis ada di depan mata yang bisa kita ambil.

Kenapa kita tidak berani mencobanya. Modal yang harus kita persiapkan adalah bukan harus modal uang tetapi yang lebih penting adalah modal keberanian, yakni berani mencoba, berani memulai, berani gagal dan yang lebih utama adalah berani sukses.

Kunci sukses dalam menekuni bisnis adalah hindari rasa malu, artinya kita harus siap menjadi pemasar yang andal untuk dirinya sendiri. Karena itu networking atau jaringan sangat diperlukan untuk mendukung kesuksesan dalam bisnis.

Kemampuan berkomunikasi sangat menentukan keberhasilan memasarkan sebuah produk. Mengutip teorinya Robert T Kiyosaki, bahwa terdapat dua kuadran kendaraan untuk menuju kesuksesan yaitu kuadran kiri dan kuadran kanan.

Pada kuadran kiri kita lebih mengutamakan keamanan dengan pilihan sebagai pegawai.

Profesi ini lebih banyak diminati oleh kita semua yang baru lulus kuliah, yang penting dapat kerja meskipun gajinya kecil. Risiko nihil, tidak perlu terlalu banyak berpikir, bisa santai melihat indahnya kehidupan di sekeliling, meskipun kita tidak bisa menikmatinya karena hanya sekadar melihat.

Selanjutnya kuadran kanan, merupakan titik awal untuk merintis kesuksesan dimana pada kuadran kanan kita masuk pada area bebas, yakni sebagai seorang pemilik bisnis dan investor.

Pada kuadran ini kita sadari memang penuh dengan asumsi, serba tidak pasti, tidak ada kepastian dari sisi pendapatan, risiko yang dihadapi sangat besar, tanggung jawab besar, jam kerja tidak teratur, bahkan tidak sedikit dari mereka yang terpaksa gulung tikar.

Namun barang siapa berani mencoba masuk area ini dengan perhitungan yang matang maka ia akan cepat meraih kesuksesan secara finansial. Dalam waktu yang sangat cepat ia akan memiliki pasiva income yang luar biasa, dimana uang bekerja untuk kita, bukan kita bekerja untuk uang.

Oleh sebab itu persiapkan biduk kehidupan kita, pilihan hidup sangat tergantung pada diri kita, apakah kita mau menjadi pekerja atau pengusaha, atau pilih keduanya.semua merupakan jalan menuju sukses.

Yang tidak sukses adalah mereka yang tidak mempunyai pilihan yakni menjadi pengangguran. Semoga kita semua mendapatkan jalan yang cemerlang untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan. Selamat dan sukses.***


Ezky Tiyaningsih, Mahasiswi Program Magister Sains Manajemen Fekon Unri 

Sumber : riaupos.co

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN