[ArtikelKeren] HEALTH CONCERNS - Risiko penyakit yang dialami orang gemuk umumnya lebih banyak daripada orang dengan berat badan normal. Misalnya untuk penyakit diabetes mellitus tipe 2, risiko pada orang gemuk bahkan dikatakan meningkat hingga 50 persen.
Hanya saja, untuk risiko penyakit pengeroposan massa tulang atau osteoporosis, ternyata orang gemuk memiliki risiko yang lebih kecil. Risiko penyakit ini justru lebih tinggi pada orang-orang yang berbadan kurus, terutama mereka yang memiliki indeks massa tubuh kurang dari 18.
Pakar gizi klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Fiastuti Witjaksono, SpGK mengatakan, risiko osteoporosis orang gemuk memang lebih rendah, namun jika mereka menurunkan berat badan dengan cara yang salah, risikonya justru dapat melampaui orang kurus.
"Kebanyakan orang gemuk pasti ada niat untuk mengurangi berat badan. Nah, kalau cara diet-nya salah, justru akan meningkatkan risiko osteoporosis mereka," papar dia dalam konferensi pers Kampaye Generasi Bergerak, di Jakarta, Jumat (18/10/2013).
Cara diet yang salah, jelas Fiastuti, adalah yang menurunkan berat badan dengan cepat, mengasup makanan yang tidak seimbang, makan dalam jumlah yang sangat sedikit, bahkan puasa belasan jam tanpa asupan nutrisi yang adekuat.
Misalnya, imbuh dia, metode diet tinggi protein rendah karbohidrat. Menurutnya, konsumsi protein berlebihan akan memicu protein keluar dari tulang dan terbuang melalui urin. Jika dibiarkan dalam jangka waktu lama, jumlah kalsium di tulang akan menurun dan terjadilah osteoporosis.
"Tubuh memiliki standar kadar protein, jika terlalu berlebihan, tubuh akan mengeluarkannya. Sayangnya pengeluaran protein juga memicu pengeluaran kalsium dari tulang," jelasnya.
Karena itu, Fiastuti menekankan pada pemilihan metode pengurangan berat badan yang tepat agar tidak meningkatkan risiko osteoporosis. Metode yang dia sarankan yaitu mengurangi asupan kalori sehari-hari, namun jangan terlalu banyak, mungkin hanya pengurangan 300-500 kalori.
Pengurangan jumlah kalori dapat dilakukan dengan mengeliminasi makanan-makanan tertentu, khususnya makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi. Sebaliknya, ganti makanan-makanan tersebut dengan banyak mengonsumsi sayur dan buah, serta susu rendah lemak.
Serta, pembakaran kalori perlu ditingkatkan, caranya yaitu dengan rajin berolahraga. Jenis olahraga yang cepat membantu mengurangi berat badan dan sekaligus membantu penyerapan kalsium yaitu olahraga weight-bearing, seperti berjalan atau berlari.
Hanya saja, untuk risiko penyakit pengeroposan massa tulang atau osteoporosis, ternyata orang gemuk memiliki risiko yang lebih kecil. Risiko penyakit ini justru lebih tinggi pada orang-orang yang berbadan kurus, terutama mereka yang memiliki indeks massa tubuh kurang dari 18.
Pakar gizi klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr Fiastuti Witjaksono, SpGK mengatakan, risiko osteoporosis orang gemuk memang lebih rendah, namun jika mereka menurunkan berat badan dengan cara yang salah, risikonya justru dapat melampaui orang kurus.
"Kebanyakan orang gemuk pasti ada niat untuk mengurangi berat badan. Nah, kalau cara diet-nya salah, justru akan meningkatkan risiko osteoporosis mereka," papar dia dalam konferensi pers Kampaye Generasi Bergerak, di Jakarta, Jumat (18/10/2013).
Cara diet yang salah, jelas Fiastuti, adalah yang menurunkan berat badan dengan cepat, mengasup makanan yang tidak seimbang, makan dalam jumlah yang sangat sedikit, bahkan puasa belasan jam tanpa asupan nutrisi yang adekuat.
Misalnya, imbuh dia, metode diet tinggi protein rendah karbohidrat. Menurutnya, konsumsi protein berlebihan akan memicu protein keluar dari tulang dan terbuang melalui urin. Jika dibiarkan dalam jangka waktu lama, jumlah kalsium di tulang akan menurun dan terjadilah osteoporosis.
"Tubuh memiliki standar kadar protein, jika terlalu berlebihan, tubuh akan mengeluarkannya. Sayangnya pengeluaran protein juga memicu pengeluaran kalsium dari tulang," jelasnya.
Karena itu, Fiastuti menekankan pada pemilihan metode pengurangan berat badan yang tepat agar tidak meningkatkan risiko osteoporosis. Metode yang dia sarankan yaitu mengurangi asupan kalori sehari-hari, namun jangan terlalu banyak, mungkin hanya pengurangan 300-500 kalori.
Pengurangan jumlah kalori dapat dilakukan dengan mengeliminasi makanan-makanan tertentu, khususnya makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi. Sebaliknya, ganti makanan-makanan tersebut dengan banyak mengonsumsi sayur dan buah, serta susu rendah lemak.
Serta, pembakaran kalori perlu ditingkatkan, caranya yaitu dengan rajin berolahraga. Jenis olahraga yang cepat membantu mengurangi berat badan dan sekaligus membantu penyerapan kalsium yaitu olahraga weight-bearing, seperti berjalan atau berlari.
Sumber : Healthday News
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.