PEKANBARU [ArtikelKeren] NEWS - PT PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau berupaya untuk membeli daya dari perusahaan besar di Provinsi Riau seperti PT IKPP di Perawang dan PT RAPP di Pangkalankerinci. Ini merupakan salah satu solusi jangka pendek yang dilakukan PLN mengatasi defisit daya di sistem Riau yang mencapai 80 MW.
PLN berharap kedua perusahaan itu menjual daya sebesar 50 MW masing-masingnya ke PLN. Rencana kebijakan itu terungkap saat Pemerintah Provinsi Riau menggelar pertemuan dengan PLN dan perwakilan perusahaan,
beberapa waktu lalu.
Pihak PLN mengaku, hingga kemarin belum ada keputusan nyata dari pertemuan dilakukan dengan dua perusahaan tersebut. Rencananya pertemuan yang difasilitasi Pemprov Riau di kantor Gubernur itu masih akan dilanjutkan pekan depan.
‘’Untuk penambahan daya, masih ada cadangan pembangkit yang cukup besar dari pihak swasta. Mereka gunakan sebagai proses produksi, namun belum ada kepastian berapa yang akan diberikan, nanti didudukkan kembali,’’ kata General Manager (GM) PLN WRKR, Doddy B Pangaribuan usai pertemuan, beberapa waktu lalu.
Pertemuan lanjutan, kata Doddy, adalah pertemuan tim teknis dengan IKPP dan RAPP untuk membahas secara detail apa yang bisa dijajaki dari kerja sama tersebut. Namun dukungan dan pendampingan Pemprov juga diharapkan pihak PLN.
‘’Yang diminta 50 MW masing-masing, hanya saja perlu didudukkan lebih dulu bagaimana teknisnya,’’ tambah Doddy.
Diakui GM PLN, selama ini dua perusahaan tersebut sudah ada membantu. Seperti IKPP sebanyak 3 MW dan RAPP sebanyak 7 MW. Pembahasan teknis nantinya akan membicarakan harga yang sesuai dengan keputusan menteri. Di mana harus layak secara bisnis, dan baru bisa dibeli.
Memang defisit padam Riau saat ini hampir mencapai 80 MW. Upaya menekan hingga angka 50 MW adalah dengan pengurangan daya listrik industri sebesar 10-15 MW. Ditambah dengan curah hujan yang semakin tinggi pada Oktober ini bisa menambah daya 5-10 MW.
Pada pertemuan dengan IKPP dan RAPP tersebut dipimpin Asisten II Setdaprov Riau, Emrizal Pakis. Dijelaskan Emrizal, kondisi terpasang saat ini adalah 350-400 MW.
Sementara keperluan mencapai 450 MW sehingga memang defisit yang mengakibatkan pemadaman tetap harus dilakukan PLN.
‘’Kalau semua berjalan, maka penambahan 115 MW sampai akhir Desember bisa terjadi, namun juga harus diingat ada pertumbuhan kebutuhan. Jadi akan menarik angka keseimbangan tersebut menjadi kekurangan nantinya. Di sinilah diharapkan peran pihak swasta sesegera mungkin agar ada langkah antisipasi jelang rampungnya berbagai pengerjaan pembangkit,’’ paparnya.
Lanjutnya, IKPP dan RAPP ingin melihat kekuatan daya dulu. Karena dua perusahaan ini terkesan masih ragu dengan cadangan daya mereka sendiri. Sebab untuk Pelalawan, Siak dan Perawang juga sudah dibantu dua perusahaan kertas terbesar tersebut.
Menanggapi rencana PLN itu, Direktur PT RAPP Mulia Nauli mengatakan, pembangkit milik RAPP sesuai dengan keperluan perusahaan.
‘’Pembangkit listrik RAPP dibangun sesuai kapasitas yang diperlukan di internal perusahaan. Namun hingga saat ini melalui beberapa penghematan di internal, kami pun telah berpartisipasi dalam memberikan daya listrik melalui PLN dan BUMD di Kabupaten Pelalawan dan kami tetap berupaya untuk memenuhi hal tersebut hingga saat ini,’’ ujar Mulia Nauli.
Sementara di tempat berbeda, Humas IKPP Armadi mengatakan bahwa listrik yang dimiliki adalah untuk keperluan produksi dan belum ada pembahasan untuk menyalurkan keluar dari perusahaan mereka.
‘’Listrik yang ada untuk keperluan produksi, besok kami akan rapat internal dan akan membahas hal itu,’’ kata Armadi.
Soal apakah IKPP bisa menyalurkan 30 MW keluar, Armadi belum mengetahuinya secara pasti. ‘’Kami hitung dulu, nanti berapa yang diperlukan dan yang ada,’’ katanya.
PLN berharap kedua perusahaan itu menjual daya sebesar 50 MW masing-masingnya ke PLN. Rencana kebijakan itu terungkap saat Pemerintah Provinsi Riau menggelar pertemuan dengan PLN dan perwakilan perusahaan,
beberapa waktu lalu.
Pihak PLN mengaku, hingga kemarin belum ada keputusan nyata dari pertemuan dilakukan dengan dua perusahaan tersebut. Rencananya pertemuan yang difasilitasi Pemprov Riau di kantor Gubernur itu masih akan dilanjutkan pekan depan.
‘’Untuk penambahan daya, masih ada cadangan pembangkit yang cukup besar dari pihak swasta. Mereka gunakan sebagai proses produksi, namun belum ada kepastian berapa yang akan diberikan, nanti didudukkan kembali,’’ kata General Manager (GM) PLN WRKR, Doddy B Pangaribuan usai pertemuan, beberapa waktu lalu.
Pertemuan lanjutan, kata Doddy, adalah pertemuan tim teknis dengan IKPP dan RAPP untuk membahas secara detail apa yang bisa dijajaki dari kerja sama tersebut. Namun dukungan dan pendampingan Pemprov juga diharapkan pihak PLN.
‘’Yang diminta 50 MW masing-masing, hanya saja perlu didudukkan lebih dulu bagaimana teknisnya,’’ tambah Doddy.
Diakui GM PLN, selama ini dua perusahaan tersebut sudah ada membantu. Seperti IKPP sebanyak 3 MW dan RAPP sebanyak 7 MW. Pembahasan teknis nantinya akan membicarakan harga yang sesuai dengan keputusan menteri. Di mana harus layak secara bisnis, dan baru bisa dibeli.
Memang defisit padam Riau saat ini hampir mencapai 80 MW. Upaya menekan hingga angka 50 MW adalah dengan pengurangan daya listrik industri sebesar 10-15 MW. Ditambah dengan curah hujan yang semakin tinggi pada Oktober ini bisa menambah daya 5-10 MW.
Pada pertemuan dengan IKPP dan RAPP tersebut dipimpin Asisten II Setdaprov Riau, Emrizal Pakis. Dijelaskan Emrizal, kondisi terpasang saat ini adalah 350-400 MW.
Sementara keperluan mencapai 450 MW sehingga memang defisit yang mengakibatkan pemadaman tetap harus dilakukan PLN.
‘’Kalau semua berjalan, maka penambahan 115 MW sampai akhir Desember bisa terjadi, namun juga harus diingat ada pertumbuhan kebutuhan. Jadi akan menarik angka keseimbangan tersebut menjadi kekurangan nantinya. Di sinilah diharapkan peran pihak swasta sesegera mungkin agar ada langkah antisipasi jelang rampungnya berbagai pengerjaan pembangkit,’’ paparnya.
Lanjutnya, IKPP dan RAPP ingin melihat kekuatan daya dulu. Karena dua perusahaan ini terkesan masih ragu dengan cadangan daya mereka sendiri. Sebab untuk Pelalawan, Siak dan Perawang juga sudah dibantu dua perusahaan kertas terbesar tersebut.
Menanggapi rencana PLN itu, Direktur PT RAPP Mulia Nauli mengatakan, pembangkit milik RAPP sesuai dengan keperluan perusahaan.
‘’Pembangkit listrik RAPP dibangun sesuai kapasitas yang diperlukan di internal perusahaan. Namun hingga saat ini melalui beberapa penghematan di internal, kami pun telah berpartisipasi dalam memberikan daya listrik melalui PLN dan BUMD di Kabupaten Pelalawan dan kami tetap berupaya untuk memenuhi hal tersebut hingga saat ini,’’ ujar Mulia Nauli.
Sementara di tempat berbeda, Humas IKPP Armadi mengatakan bahwa listrik yang dimiliki adalah untuk keperluan produksi dan belum ada pembahasan untuk menyalurkan keluar dari perusahaan mereka.
‘’Listrik yang ada untuk keperluan produksi, besok kami akan rapat internal dan akan membahas hal itu,’’ kata Armadi.
Soal apakah IKPP bisa menyalurkan 30 MW keluar, Armadi belum mengetahuinya secara pasti. ‘’Kami hitung dulu, nanti berapa yang diperlukan dan yang ada,’’ katanya.
Sumber : riaupos.co
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.