Oleh : Fahrullazi
[ArtikelKeren] OPINI - Terkait Hari Ulang Tahun Kabupaten Pelalawan yang ke-14 pada 12 Oktober 2013 dan beberapa kabupaten yang ada di Riau penulis menilai terasa hambar dan tak lebih dari serimoni saja.
Kesan yang muncul masyarakat kurang dilibatkan, sehingga acara yang ada hanya menjadi acara para kantoran di lingkungan pemerintah daerah. Kususnya kantor bupati dan DPRD saja.
Akibatnya memang, masyarakat sangat mungkin tidak memiliki rasa kebanggaan apa-apa terhadap daerah.
Padahal hari ulang tahun ini sangat mungkin untuk terciptanya momen membangun semangat kebersamaan yang lebih baik, dalam rangka memupuk rasa solidaritas untuk sama-sama memajukan daerah.
Momentum ulang tahun ini misalnya dapat saja dijadikan sebagai hari berpakaian adat daerah, yang harus dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat tidak saja oleh satu etnis, tetapi seluruh etnis, tidak saja di kantor-kantor pemerintah, tetapi juga di kantor-kantor swasta, sekolah dan akan lebih baik lagi jika diiringi dengan acara tertentu, seperti apel pagi yang disertai acara lainnya yang dilaksanakan di seluruh teritorial kabupaten.
Jika bendera merah putih tidak mungkin untuk dikibarkan, karena itu lambang nasional misalnya, maka dapat saja diganti dengan umbul-umbul adat yang ada di masing-masing daerah kabupaten, dipasang di setiap lingkungan kantor hingga ke pelosok desa atau di setiap jalan kampung yang ada di desa.
Ini tentu bukan dimaksudkan untuk hal-hal yang negatif atau semacam bentuk perlawanan atau ancang-ancang perlawanan seperti misalnya masyarakat Papua yang mengibarkan bendera bintang kejoranya.
Tetapi lebih kepada untuk memupuk semangat kebersamaan dalam membangun daerah, menjadikan daerah lebih maju, lebih baik.
Dengan kegiatan seperti itu diharapkan akan muncul rasa kecintaan terhadap daerah ini kalangan masyarakat tidak peduli dari manapun asalnya dan apapun sukunya.
Momen Memperkuat Kepedulian
Satu dari sekian banyak hal yang harus disadari adalah dalam proses pembentukan kabupaten, tidak akan dapat terlaksana jika tanpa kebersamaan. Dan kebersamaan itu baru bisa berjalan mana kala ada semangat, cita-cita bersama yang perlu diujudkan.
Dengan kata lain bahwa ulang tahun adalah momentum yang sangat baik untuk kembali berkumpul guna mengingat, mengoreksi dan melihat kembali sejauh mana semangat dan cita-cita awal yang hendak kita perjuangkan itu sudah berjalan. Kaum cendekia yang pada tahun awal berperan dalam melahirkan kabupaten setidaknya dapat duduk kembali membincangkan berbagai hal tentang kabupaten yang sama-sama mereka perjuangkan.
Katakanlah bentuk dari cita-cita kabupaten itu tertuang dalam visi sebuah kabupaten. Maka pada setiap ulang tahun ini sebaiknya didedahkan kembali visi dan misi yang dibuat, lalu diukur seberapa besar sudah yang mampu untuk dijalankan dan berapa banyak yang masih belum terlaksana yang dilakukan melalui entah itu seminar, lokakarya atau dapat pula dari forum rembuk bersama.
Bukan saja persoalan sudah berjalan atau belumnya sebuah visi, tetapi bisa saja yang dipersoalkan cocok atau tidaknya visi yang ada, atau perlunya penyesuaian akibat terjadinya perobahan entah itu kebijakan atau perubahan lainnya secara global.
Atau bisa saja visi dan misi sangat relevan, tetapi justru proses pelaksanaanya yang kurang pas, lalu melalui rembuk bersama, akan dapat dicarikan solusi atau paling tidak masukan-masukan yang mungkin bermanfaat bagi kemajuan daerah. Semuanya itu menurut penulis akan sangat baik jika momentum ulang tahun dijadikan waktunya.
Sehingga ulang tahun itu sendiri benar-benar terasa geliatnya, dirindukan kehadirannya dan memiliki ruh kegiatannya, dan tidak sekadar mengundang artis atau penceramah begitu saja.
Apa lagi yang lainnya yang kita harapkan dari kegiatan seperti itu? Sesungguhnya sangat banyak. Selain hal-hal yang penulis sebutkan diatas menyangkut visi dan kebijakan atas kemajuan daerah, maka ulang tahun juga akan lebih punya ruh, dan orang-orang, yang ada, yang tinggal di daerah itu juga akan mendapatkan motivasi untuk terus berpikir demi kemajuan daerahnya.
Kita harus sadari bahwa dalam era otomoni yang sekarang sedang berlangsung maka kemajuan sebuah daerah sangat ditentukan oleh kemauan dan cita-cita masyarakat daerah itu sendiri.
Oleh karena itu semangat masyarakat harus terus dipompa, target-target yang hendak dicapai harus di lontarkan secara terbuka sehingga semua yang memiliki kemampuan dalam bentuk apapun dapat membantu.
Menurut penulis maju atau mundurnya sebuah daerah akan sangat ditentukan oleh sikap dan semangat serta cita-cita daerah itu sendiri, oleh karena itu jangan ada momentum yang terbuang dan terlalaikan untuk membangun semangat dan harapan bagi kemajuan sebuah daerah.
Harapan lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah bahwa hal-hal negatif yang selama ini seakan menjadi momok bagi kemajuan daerah seperti meningkatkan wawasan kedaerahnya yang sempit akan dapat dicairkan, karena saat berkumpul sudah tentu seluruh kaum cerdik pandai akan bertemu di sebuah tempat dan berdiskusi bersama untuk saling mengkoreksi dan pemperbaiki sikap.
Memang ada kemungkinan dalam pertemuan yang cukup besar yang dihadiri oleh berbilang kaum akan muncul keritikan dan sentilan yang bernada negatif terhadap kepemimpinan daerah.
Tetapi itupun menurut saya tidak ada persoalan, sejauh keritisi itu benar-benar untuk sebuah kebaikan dan bukan pula sebagai wilayah “balas dendam atau sakit hati”. Penulis yakin kaum cendekia tidak akan melakukan hal-hal yang dapat meruntuhkan martabatnya.
Pemerintah pada sisi lain juga tentu akan banyak mendapatkan masukan, bukan saja sebatas efek dari kebijakan yang akan dilakukan, tetapi juga dari semangat dan harapan kolektif yang diinginkan bagi masyarakat, terutama dalam aspek pembangunan daerah.
Jika semua komponen merasa diajak, diberikan ruang baginya untuk bereksperesi, menuangkan pikiran, terlibat, dalam pelaksanaan dan kebijakan menentukan kemajuan daerah melalui momentum ulang tahun kabupaten, maka sudah tentu akan muncul pula semangat dan rasa tanggung jawab yang besar di tengah masyarakat bagi kemajuan daerah.
Menurut penulis, sekarang adalah masa di mana daerah mendapat ruang gerak yang cukup besar, baik itu dalam bentuk wewenang maupun iklim kehidupan demokrasi. Momentum ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pimpinan daerah untuk bergerak dan bekerja lebih masif demi kemajuan daerah.
Oleh karena itu bukalah saluran untuk mereka datang dan terlibat dalam memberikan pemikiran, menambahkan harapan, dan menjalankan cita-cita daerah dan momennya yang terbaik adalah ulang tahun daerah atau kabupaten.
Jika ulang tahun yang ke-14 bagi Kabupaten Pelalawan, Siak, Rohul, Rohil, dan Kuansing momentum itu belum terbangun, mudah-mudahan pada ulang tahun ke-15 nanti agaknya tidak ada salahnya jika dilaksanakan dengan lebih baik.***
Fahrullazi
Pengusaha dan mantan wartawan
[ArtikelKeren] OPINI - Terkait Hari Ulang Tahun Kabupaten Pelalawan yang ke-14 pada 12 Oktober 2013 dan beberapa kabupaten yang ada di Riau penulis menilai terasa hambar dan tak lebih dari serimoni saja.
Kesan yang muncul masyarakat kurang dilibatkan, sehingga acara yang ada hanya menjadi acara para kantoran di lingkungan pemerintah daerah. Kususnya kantor bupati dan DPRD saja.
Akibatnya memang, masyarakat sangat mungkin tidak memiliki rasa kebanggaan apa-apa terhadap daerah.
Padahal hari ulang tahun ini sangat mungkin untuk terciptanya momen membangun semangat kebersamaan yang lebih baik, dalam rangka memupuk rasa solidaritas untuk sama-sama memajukan daerah.
Momentum ulang tahun ini misalnya dapat saja dijadikan sebagai hari berpakaian adat daerah, yang harus dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat tidak saja oleh satu etnis, tetapi seluruh etnis, tidak saja di kantor-kantor pemerintah, tetapi juga di kantor-kantor swasta, sekolah dan akan lebih baik lagi jika diiringi dengan acara tertentu, seperti apel pagi yang disertai acara lainnya yang dilaksanakan di seluruh teritorial kabupaten.
Jika bendera merah putih tidak mungkin untuk dikibarkan, karena itu lambang nasional misalnya, maka dapat saja diganti dengan umbul-umbul adat yang ada di masing-masing daerah kabupaten, dipasang di setiap lingkungan kantor hingga ke pelosok desa atau di setiap jalan kampung yang ada di desa.
Ini tentu bukan dimaksudkan untuk hal-hal yang negatif atau semacam bentuk perlawanan atau ancang-ancang perlawanan seperti misalnya masyarakat Papua yang mengibarkan bendera bintang kejoranya.
Tetapi lebih kepada untuk memupuk semangat kebersamaan dalam membangun daerah, menjadikan daerah lebih maju, lebih baik.
Dengan kegiatan seperti itu diharapkan akan muncul rasa kecintaan terhadap daerah ini kalangan masyarakat tidak peduli dari manapun asalnya dan apapun sukunya.
Momen Memperkuat Kepedulian
Satu dari sekian banyak hal yang harus disadari adalah dalam proses pembentukan kabupaten, tidak akan dapat terlaksana jika tanpa kebersamaan. Dan kebersamaan itu baru bisa berjalan mana kala ada semangat, cita-cita bersama yang perlu diujudkan.
Dengan kata lain bahwa ulang tahun adalah momentum yang sangat baik untuk kembali berkumpul guna mengingat, mengoreksi dan melihat kembali sejauh mana semangat dan cita-cita awal yang hendak kita perjuangkan itu sudah berjalan. Kaum cendekia yang pada tahun awal berperan dalam melahirkan kabupaten setidaknya dapat duduk kembali membincangkan berbagai hal tentang kabupaten yang sama-sama mereka perjuangkan.
Katakanlah bentuk dari cita-cita kabupaten itu tertuang dalam visi sebuah kabupaten. Maka pada setiap ulang tahun ini sebaiknya didedahkan kembali visi dan misi yang dibuat, lalu diukur seberapa besar sudah yang mampu untuk dijalankan dan berapa banyak yang masih belum terlaksana yang dilakukan melalui entah itu seminar, lokakarya atau dapat pula dari forum rembuk bersama.
Bukan saja persoalan sudah berjalan atau belumnya sebuah visi, tetapi bisa saja yang dipersoalkan cocok atau tidaknya visi yang ada, atau perlunya penyesuaian akibat terjadinya perobahan entah itu kebijakan atau perubahan lainnya secara global.
Atau bisa saja visi dan misi sangat relevan, tetapi justru proses pelaksanaanya yang kurang pas, lalu melalui rembuk bersama, akan dapat dicarikan solusi atau paling tidak masukan-masukan yang mungkin bermanfaat bagi kemajuan daerah. Semuanya itu menurut penulis akan sangat baik jika momentum ulang tahun dijadikan waktunya.
Sehingga ulang tahun itu sendiri benar-benar terasa geliatnya, dirindukan kehadirannya dan memiliki ruh kegiatannya, dan tidak sekadar mengundang artis atau penceramah begitu saja.
Apa lagi yang lainnya yang kita harapkan dari kegiatan seperti itu? Sesungguhnya sangat banyak. Selain hal-hal yang penulis sebutkan diatas menyangkut visi dan kebijakan atas kemajuan daerah, maka ulang tahun juga akan lebih punya ruh, dan orang-orang, yang ada, yang tinggal di daerah itu juga akan mendapatkan motivasi untuk terus berpikir demi kemajuan daerahnya.
Kita harus sadari bahwa dalam era otomoni yang sekarang sedang berlangsung maka kemajuan sebuah daerah sangat ditentukan oleh kemauan dan cita-cita masyarakat daerah itu sendiri.
Oleh karena itu semangat masyarakat harus terus dipompa, target-target yang hendak dicapai harus di lontarkan secara terbuka sehingga semua yang memiliki kemampuan dalam bentuk apapun dapat membantu.
Menurut penulis maju atau mundurnya sebuah daerah akan sangat ditentukan oleh sikap dan semangat serta cita-cita daerah itu sendiri, oleh karena itu jangan ada momentum yang terbuang dan terlalaikan untuk membangun semangat dan harapan bagi kemajuan sebuah daerah.
Harapan lain yang juga tidak kalah pentingnya adalah bahwa hal-hal negatif yang selama ini seakan menjadi momok bagi kemajuan daerah seperti meningkatkan wawasan kedaerahnya yang sempit akan dapat dicairkan, karena saat berkumpul sudah tentu seluruh kaum cerdik pandai akan bertemu di sebuah tempat dan berdiskusi bersama untuk saling mengkoreksi dan pemperbaiki sikap.
Memang ada kemungkinan dalam pertemuan yang cukup besar yang dihadiri oleh berbilang kaum akan muncul keritikan dan sentilan yang bernada negatif terhadap kepemimpinan daerah.
Tetapi itupun menurut saya tidak ada persoalan, sejauh keritisi itu benar-benar untuk sebuah kebaikan dan bukan pula sebagai wilayah “balas dendam atau sakit hati”. Penulis yakin kaum cendekia tidak akan melakukan hal-hal yang dapat meruntuhkan martabatnya.
Pemerintah pada sisi lain juga tentu akan banyak mendapatkan masukan, bukan saja sebatas efek dari kebijakan yang akan dilakukan, tetapi juga dari semangat dan harapan kolektif yang diinginkan bagi masyarakat, terutama dalam aspek pembangunan daerah.
Jika semua komponen merasa diajak, diberikan ruang baginya untuk bereksperesi, menuangkan pikiran, terlibat, dalam pelaksanaan dan kebijakan menentukan kemajuan daerah melalui momentum ulang tahun kabupaten, maka sudah tentu akan muncul pula semangat dan rasa tanggung jawab yang besar di tengah masyarakat bagi kemajuan daerah.
Menurut penulis, sekarang adalah masa di mana daerah mendapat ruang gerak yang cukup besar, baik itu dalam bentuk wewenang maupun iklim kehidupan demokrasi. Momentum ini harus dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pimpinan daerah untuk bergerak dan bekerja lebih masif demi kemajuan daerah.
Oleh karena itu bukalah saluran untuk mereka datang dan terlibat dalam memberikan pemikiran, menambahkan harapan, dan menjalankan cita-cita daerah dan momennya yang terbaik adalah ulang tahun daerah atau kabupaten.
Jika ulang tahun yang ke-14 bagi Kabupaten Pelalawan, Siak, Rohul, Rohil, dan Kuansing momentum itu belum terbangun, mudah-mudahan pada ulang tahun ke-15 nanti agaknya tidak ada salahnya jika dilaksanakan dengan lebih baik.***
Fahrullazi
Pengusaha dan mantan wartawan
Sumber : riaupos.co
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.