Oleh : Supriyadi
[ArtikelKeren] OPINI - Setiap orang pastinya memiliki mimpi dan harapan yang ingin diwujudkan. Nilai-nilai yang bisa memacu tercapainya mimpi dan harapan tersebut adalah dengan kerja keras, ulet dan pantang menyerah.
Nilai dan semangat inilah yang selalu didengungkan dan dibuktikan oleh sosok Dahlan Iskan sejak masih anak-anak hingga menjadi Menteri BUMN sekarang ini.
Meskipun Dahlan Iskan terlahir dan dibesarkan di lingkungan pedesaan dan akrab dengan kekurangan, namun bagi seorang Dahlan Iskan yang memiliki mimpi dan harapan besar untuk lepas dari belenggu kemiskinan, kemiskinan yang dia alami bukanlah momok yang perlu ditakuti, melainkan pemicu dan penyemangat dalam jiwanya untuk terus mengejar mimpi dan harapannya agar lepas dari belenggu kemiskinan menuju kesuksesan dengan cara kerja keras.
Kesadaran bahwa kemiskinan bukanlah sesuatu yang perlu diratapi namun perlu dilawan dengan kerja keras dan ketekunan telah berhasil membawa Dahlan Iskan dari seorang bocah “Ndeso’ yang hidup serba kekurangan menjadi seorang pengusaha dan salah satu menteri terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini.
Kerja keras Dahlan Iskan dimulai sejak beliau menempuh jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Madrasah Aliyah.
Dahlan kecil yang terlahir dengan kondisi ekonomi keluarga di bawah garis kemiskinan kala itu, harus berjalan setiap hari berkilo-kilo meter tanpa alas kaki untuk bersekolah.
Sepulang sekolah pun Dahlan Iskan masih harus bekerja di sawah membantu orangtuanya menjadi buruh tani dengan pekerjaan seperti membajak, menanam padi hingga memanennya.
Semua itu dijalani Dahlan Iskan kecil dengan penuh perjuangan yang berliku dan tak pernah menyerah.
Perjuangan dan kerja keras Dahlan Iskan kembali berlanjut ketika beliau menjadi seorang wartawan.
Kehidupan yang belum mapan dan penghasilan yang pas-pasan membuat Dahlan Iskan sering berpindah-pindah kontrakan dari satu tempat ke tampat yang lainnya untuk menyiasati hidup agar dirinya tetap eksis dan bisa terus mengejar mimpi dan harapan untuk hidup lebih baik dan keluar dari jerat kemiskinan.
Perjuangan yang pantang menyerah seorang Dahlan Iskan juga terlihat ketika beliau dengan gigih melawan penyakit hepatitis yang dideritanya, yang pada akhirnya atas izin Tuhan Yang Maha Kuasa penyakit hepatitis Dahlan Iskan bisa sembuh, dan terlihat segar seperti sekarang ini.
Ketika menjadi pemimpin Jawa Pos, Dahlan Iskan pun membuktikan diri bahwa beliau bukan seorang yang hanya bisa berbicara saja, namun juga seorang yang mampu memberi bukti langsung dengan keteladanan dan kerja keras.
Keteladanan, kesederhanaan dan kerja keras yang dimiliki Dahlan Iskan inilah yang kemudian melahirkan budaya bersikap, budaya berpikir dan tentunya juga budaya bekerja keras semua awak yang bekerja di Jawa Pos sehingga menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dan hanya memiliki oplah sebesar 6.000 eksemplar dalam waktu lima tahun menjadi surat kabar dengan oplah 30.000 eksemplar.
Bahkan lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos Group yang memiliki lebih dari 134 surat kabar, tabloid dan majalah serta beberapa stasiuan televisi lokal di beberapa provinsi, seperti JTv, Batam Tv, Riau Tv dan sebagainya.
Kerja keras yang menuai keberhasilan juga dibuktikan Dahlan Iskan ketika beliau menjadi Direktur Utama PLN. Dengan gebrakan yang cukup berani dan kerja keras dengan ukuran-ukuran yang jelas Dahlan Iskan dalam kurun waktu enam bulan setelah menjabat Direktur Utama PLN berhasil mengurangi volume listrik byar pet (hidup-mati) yang melanda Indonesia waktu itu.
Gebrakan lain yang dilakukan seorang Dahlan Iskan waktu itu adalah dengan sehari sejuta sambungan dan juga pembangunan PLTS di beberapa pulau di Indonsia. Tapi sayang, setelah ditinggalkan Dahlan Iskan, PLN kembali buram.
Barang kali karena bukti keberhasilan seorang Dahlan Iskan ketika memimpin Jawa Pos Group dan juga prestasi yang beliau tunjukan ketika menjadi Direktur Utama PLN telah membawanya kepada level yang sekarang ini, Dahlan Iskan diamanahkan sebagai Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
Selain terus melakukan terobosan di intitusi yang ia pimpin, Dahlan Iskan juga memupuk semangat dengan menyebarkan virus “Manufacture Hope” untuk melawan rasa pesemisme yanag menghinggapi bangsa ini.
Dengan terobosan dan virus “Manufacture Hope” tersebut, perlahan namun pasti, karya-karya hasil kerja keras anak negeri mulai bermunculan dan memberikan kebanggaan tersendiri. Tol Bali Mandara dan New Ngurah Rai, hasil kerja sinergi BUMN dan Pemprov Bali, kini telah dapat digunakan.
Mobil listrik: Selo, Gendhis, Bus listrik, hasil kerja Putra Petir telah menampakkan bentuknya. Sawah di Ketapang, Sorgum di Atambua, buah-buahan tropis di Jawa Barat.
Tentunya karya-karya yang lainnya kini mulai menggeliat. Semua keberhasilan yang ditunjukkan Dahlan Iskan tersebut seperti menyadarkan kita semua bahwa melawan belenggu kemiskian bukan hanya sekadar dengan pidato, orasi ataupun agitasi namun seperti motto yang sering diucapkan seorang Dahlan Iskan yaitu dengan kerja, kerja dan kerja.
Seandainya setiap individu di negeri ini mempunyai semangat dan kerja keras seperti Dahlan Iskan tunjukkan bukan tidak mungkin kemiskinan di negeri ini akan berkurang secara signifikan.
Kesuksesan berawal dari sebuah mimpi dan harapan. Mimpi dan harapan bangsa Indonesia untuk menuju ke negara yang sejahtera bisa terwujud seandainya semua warganya bekerja keras. Kesuksesan adalah akumulasi dari kerja keras, usaha dan doa.
Semoga dengan kerja keras kita semua rakyat Indonesia bisa lepas dari belenggu kemiskinan. Bukankah Dahlan Iskan bisa lepas dari belenggu kemiskinan dan menuai kesuksesan dengan kerja keras?
Tak ada salahnya kita meneladani seorang Dahlan Iskan.***
Supriyadi
Alumni Magister Studi Kebijakan UGM, PNS BKKBN Riau.
[ArtikelKeren] OPINI - Setiap orang pastinya memiliki mimpi dan harapan yang ingin diwujudkan. Nilai-nilai yang bisa memacu tercapainya mimpi dan harapan tersebut adalah dengan kerja keras, ulet dan pantang menyerah.
Nilai dan semangat inilah yang selalu didengungkan dan dibuktikan oleh sosok Dahlan Iskan sejak masih anak-anak hingga menjadi Menteri BUMN sekarang ini.
Meskipun Dahlan Iskan terlahir dan dibesarkan di lingkungan pedesaan dan akrab dengan kekurangan, namun bagi seorang Dahlan Iskan yang memiliki mimpi dan harapan besar untuk lepas dari belenggu kemiskinan, kemiskinan yang dia alami bukanlah momok yang perlu ditakuti, melainkan pemicu dan penyemangat dalam jiwanya untuk terus mengejar mimpi dan harapannya agar lepas dari belenggu kemiskinan menuju kesuksesan dengan cara kerja keras.
Kesadaran bahwa kemiskinan bukanlah sesuatu yang perlu diratapi namun perlu dilawan dengan kerja keras dan ketekunan telah berhasil membawa Dahlan Iskan dari seorang bocah “Ndeso’ yang hidup serba kekurangan menjadi seorang pengusaha dan salah satu menteri terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini.
Kerja keras Dahlan Iskan dimulai sejak beliau menempuh jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Madrasah Aliyah.
Dahlan kecil yang terlahir dengan kondisi ekonomi keluarga di bawah garis kemiskinan kala itu, harus berjalan setiap hari berkilo-kilo meter tanpa alas kaki untuk bersekolah.
Sepulang sekolah pun Dahlan Iskan masih harus bekerja di sawah membantu orangtuanya menjadi buruh tani dengan pekerjaan seperti membajak, menanam padi hingga memanennya.
Semua itu dijalani Dahlan Iskan kecil dengan penuh perjuangan yang berliku dan tak pernah menyerah.
Perjuangan dan kerja keras Dahlan Iskan kembali berlanjut ketika beliau menjadi seorang wartawan.
Kehidupan yang belum mapan dan penghasilan yang pas-pasan membuat Dahlan Iskan sering berpindah-pindah kontrakan dari satu tempat ke tampat yang lainnya untuk menyiasati hidup agar dirinya tetap eksis dan bisa terus mengejar mimpi dan harapan untuk hidup lebih baik dan keluar dari jerat kemiskinan.
Perjuangan yang pantang menyerah seorang Dahlan Iskan juga terlihat ketika beliau dengan gigih melawan penyakit hepatitis yang dideritanya, yang pada akhirnya atas izin Tuhan Yang Maha Kuasa penyakit hepatitis Dahlan Iskan bisa sembuh, dan terlihat segar seperti sekarang ini.
Ketika menjadi pemimpin Jawa Pos, Dahlan Iskan pun membuktikan diri bahwa beliau bukan seorang yang hanya bisa berbicara saja, namun juga seorang yang mampu memberi bukti langsung dengan keteladanan dan kerja keras.
Keteladanan, kesederhanaan dan kerja keras yang dimiliki Dahlan Iskan inilah yang kemudian melahirkan budaya bersikap, budaya berpikir dan tentunya juga budaya bekerja keras semua awak yang bekerja di Jawa Pos sehingga menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dan hanya memiliki oplah sebesar 6.000 eksemplar dalam waktu lima tahun menjadi surat kabar dengan oplah 30.000 eksemplar.
Bahkan lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos Group yang memiliki lebih dari 134 surat kabar, tabloid dan majalah serta beberapa stasiuan televisi lokal di beberapa provinsi, seperti JTv, Batam Tv, Riau Tv dan sebagainya.
Kerja keras yang menuai keberhasilan juga dibuktikan Dahlan Iskan ketika beliau menjadi Direktur Utama PLN. Dengan gebrakan yang cukup berani dan kerja keras dengan ukuran-ukuran yang jelas Dahlan Iskan dalam kurun waktu enam bulan setelah menjabat Direktur Utama PLN berhasil mengurangi volume listrik byar pet (hidup-mati) yang melanda Indonesia waktu itu.
Gebrakan lain yang dilakukan seorang Dahlan Iskan waktu itu adalah dengan sehari sejuta sambungan dan juga pembangunan PLTS di beberapa pulau di Indonsia. Tapi sayang, setelah ditinggalkan Dahlan Iskan, PLN kembali buram.
Barang kali karena bukti keberhasilan seorang Dahlan Iskan ketika memimpin Jawa Pos Group dan juga prestasi yang beliau tunjukan ketika menjadi Direktur Utama PLN telah membawanya kepada level yang sekarang ini, Dahlan Iskan diamanahkan sebagai Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
Selain terus melakukan terobosan di intitusi yang ia pimpin, Dahlan Iskan juga memupuk semangat dengan menyebarkan virus “Manufacture Hope” untuk melawan rasa pesemisme yanag menghinggapi bangsa ini.
Dengan terobosan dan virus “Manufacture Hope” tersebut, perlahan namun pasti, karya-karya hasil kerja keras anak negeri mulai bermunculan dan memberikan kebanggaan tersendiri. Tol Bali Mandara dan New Ngurah Rai, hasil kerja sinergi BUMN dan Pemprov Bali, kini telah dapat digunakan.
Mobil listrik: Selo, Gendhis, Bus listrik, hasil kerja Putra Petir telah menampakkan bentuknya. Sawah di Ketapang, Sorgum di Atambua, buah-buahan tropis di Jawa Barat.
Tentunya karya-karya yang lainnya kini mulai menggeliat. Semua keberhasilan yang ditunjukkan Dahlan Iskan tersebut seperti menyadarkan kita semua bahwa melawan belenggu kemiskian bukan hanya sekadar dengan pidato, orasi ataupun agitasi namun seperti motto yang sering diucapkan seorang Dahlan Iskan yaitu dengan kerja, kerja dan kerja.
Seandainya setiap individu di negeri ini mempunyai semangat dan kerja keras seperti Dahlan Iskan tunjukkan bukan tidak mungkin kemiskinan di negeri ini akan berkurang secara signifikan.
Kesuksesan berawal dari sebuah mimpi dan harapan. Mimpi dan harapan bangsa Indonesia untuk menuju ke negara yang sejahtera bisa terwujud seandainya semua warganya bekerja keras. Kesuksesan adalah akumulasi dari kerja keras, usaha dan doa.
Semoga dengan kerja keras kita semua rakyat Indonesia bisa lepas dari belenggu kemiskinan. Bukankah Dahlan Iskan bisa lepas dari belenggu kemiskinan dan menuai kesuksesan dengan kerja keras?
Tak ada salahnya kita meneladani seorang Dahlan Iskan.***
Supriyadi
Alumni Magister Studi Kebijakan UGM, PNS BKKBN Riau.
Sumber : riaupos.co
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.