Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Selasa, 15 Oktober 2013

Memperluas Makna Kurban

Selasa, Oktober 15, 2013 By Unknown No comments

Oleh : 




[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Sewaktu, pikiran dan segalanya demi keutuhan keluarga yang sakinah. Pengorbanan seorang ibu itu tidak sia-sia, dia akan melahirkan generasi yang cerdas, sehat. Makanya muncul adagium, wanita sebagai tiang negara.

Semuanya perlu pengorbanan. Ingin pintar, harus mengorbankan pikiran dan waktu untuk belajar. Ingin kaya, harus bekerja, mengorbankan pikiran dan segalanya.

Pokoknya hidup ini memerlukan pengorbanan. Namun dalam Islam semua pengorbanan itu diartikan sebagai ibadah. Seorang Muslim sejak dari bangun tidur sampai tidur, seluruh kegiatannya adalah ibadah.

Ibadah dalam arti luas, bukan hanya salat, zakat dan ibadah mahdah (ibadah yang langsung berkaitan dengan Allah), tetapi menjaga anak pun bagian dari ibadah.

Orang yang hidup dengan memaknai jalan hidupnya, dia tidak gamang. Ia yakin di saat bekerja pun, dia sedang beribadah pada Allah SWT. Sehingga, jika dia wafat saat bekerja, dia meninggal dalam keadaan beribadah dan mati syahid.

Namun sebaliknya, bagi mereka yang tidak memahami arti hidup. Ia yakin harta yang diperolah dan semua pekerjaannya adalah untuk kesenangan sementara di dunia.

Hidupnya dikorbankan hanya untuk rutinitas yang tak pernah putus. Bangun pagi, serapan, bekerja, makan siang, bekerja, tidur dan bangun lagi.

Siklus hidup dipahami sebagai rutinitas yang miskin makna. Pengorbanan yang dilakukan hanya untuk mengumpulkan harta semata, bukan untuk ibadah.

Dia tidak sadar bahwa hartanya tidak dibawa ke akhirat, maka pengorbanan mencari harta menjadi sia-sia.

Pengorbanan dalam ajaran Islam bermakna dalam. Pertama, ibadah kurban merupakan usaha Muslim mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Untuk mau dan dapat berkurban perlu melakukan mujahadah (berjuang), terutama mengendalikan hawa nafsu dan egoisme diri. Egoisme diri cenderung membuat orang lupa kepada Allah SWT dan mengabaikan ajaran agama termasuk berkurban.

Kemauan berkurban terkait pula dengan ketakwaan seseorang. Takwa ini pula yang dinilai Allah dalam berkurban, seperti firman Surat Al Hajj: 37.

Kedua, melaksanakan kurban merupakan wujud syukur kepada Allah atas nikmat yang diterima selama ini. Oleh karena itu, wajar sebagian nikmat yang diperoleh tersebut digunakan untuk mentaati perintah Allah SWT dengan berkurban.

Dengan demikian makna kurban sangat luas. Bagi petugas kebersihan yang menyapu jalan, jika diniatkan untuk ibadah, maka pekerjaan itu mendapatkan pahala.

Kalau dia meninggal saat bekerja, dia meninggal dalam keadaan syahid. Mari memaknai kurban dalam arti luas.*** 

Sumber : riaupos.co

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN