Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Selasa, 01 Oktober 2013

Memercik Api Wirausaha dari Kampus

Selasa, Oktober 01, 2013 By Unknown No comments

Oleh : Machasin


 
[ArtikelKeren] OPINI - Artikel ini disampaikan bersempena dengan wisuda Universitas Riau, 1 Oktober 2013. Pada hari ini mahasiswa yang telah lulus meraih gelar sarjana secara resmi mengikuti prosesi wisuda sebagai agenda sakral yang sangat mengesankan.

Orangtua mana yang tidak bangga melihat anaknya diwisuda menjadi sarjana dan ilmuan muda yang kreatif dan inovatif. Ada beberapa catatan penting yang perlu dijadikan bahan perenungan bagi para sarjana yang baru saja diwisuda.

Pertama, mengapa banyak sarjana tidak mau berpikir besar dan berpikir berbeda dengan yang lainnya, padahal hasilnya anda akan hidup besar dalam kebahagiaan.

Kedua, mengapa banyak sarjana lebih memilih bekerja sebagai karyawan yang dibayar dibandingkan bekerja sendiri. Sehingga tidak aneh lagi jika setelah diwisuda ribuan sarjana menyerbu pasar kerja, mereka hadir dengan kualifikasi dan keahlian yang sangat beragam.

Anda mesti harus ukur diri ketika memasuki bursa kerja. Karena banyak di antara mereka yang lebih antusias dan siap bekerja meski dengan gaji yang rendah sekalipun.

Ironisnya meskipun dunia kerja tidak terlalu memberikan harapan besar untuk menatap masa depan yang bahagia, namun mengapa lulusan sekolah dan perguruan tinggi (PT) masih tetap saja berpikir mencari kerja. Bahkan sebagian besar orangtua ikut mengamini bahwa sekolah atau kuliah itu untuk bekerja, bukan untuk menjadi wirausaha.

Mentalitas Wirausaha
Tidak semua orang memiliki mentalitas wirausaha. Ada dua pertanda seseorang yang memiliki mentalitas sebagai wirausaha. Pertama, jika mengeluarkan uang, selalu diikuti dengan pola pikir bagaimana sebagian uang yang keluar bisa kembali.

Ini artinya seorang yang bermental wirausaha selalu menyisihkan sebagian penghasilannya untuk investasi dalam bentuk usaha. Kedua, jika mengerjakan sesuatu, ia selalu mempersiapkan untuk segera mencari penggantinya.

Artinya, seorang yang bermental wirausaha selalu berusaha secepatnya bisa mendelegasikan pekerjaan kepada orang lain sehingga usahanya semakin maju dan berkembang. Ia selalu berpandangan jauh ke depan tentang berbagai hal yang terkait dengan kemajuan dirinya di masa depan.

Karena itu generasi muda sekarang khususnya bagi para wisudawan yang baru saja dilantik dan dipindahkan kucirnya oleh pak rektor mesti harus mampu berpikir kritis menjadi wirausaha.

Hilangkan budaya gengsi, karena sikap mental inilah sebagai penyebab kenapa banyak generasi muda kita menganggur dan mengalami kesulitan untuk mengurus dirinya sendiri. Silakan ”memercik api wirausaha”, sehingga Anda akan menjadi pribadi yang berbeda.

Berpikirlah yang besar, maka Anda akan hidup besar dalam kebahagiaan, dalam prestasi, dan besar dalam pendapatan, termasuk Anda akan besar dalam jumlah teman yang dimiliki.

Persoalan yang dihadapi negeri kita saat ini adalah percikan api wirausaha masih sangat lemah, sehingga banyak lulusan PT yang masih menjadi pengangguran.

Berdasarkan data BPS pengangguran tingkat sarjana mencapai angka 1,22 juta orang atau 14,24 persen dari jumlah keseluruhan angka pengangguran.

Mereka menganggur karena masih pilih-pilih pekerjaan, dan disebabkan mental yang tidak kuat untuk menjadi wirausaha.

Karena itulah mengembangkan wirausaha baru dari kalangan kampus merupakan solusi terbaik yang harus dilakukan, bukan saja dalam rangka peningkatan daya saing, tetapi juga dalam rangka mengatasi masalah bangsa. Makin banyak tumbuh entrepreneur, sejatinya makin makmur pemerintahan suatu negara.

Generasi Pesimisme
Mengembangkan etos kewirausahaan pada generasi muda, khususnya bagi mahasiswa dan lulusan PT merupakan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah kelesuan ekonomi nasional.

Hasilnya dipastikan akan mampu mereduksi kemiskinan dan pengangguran serta mampu memacu ketertarikan generasi muda untuk berwirausaha. Namun realitas di lapangan hampir semua orang mempertanyakan untuk apa sekolah tinggi-tinggi, jika ternyata setelah lulus kuliah menjadi sarjana pengangguran.

Lebih baik bekerja untuk membantu mencukupi keperluan keluarga dari pada menjadi sarjana tetapi menganggur. Padahal semakin banyak lulusan PT yang menjadi wirausaha akan bisa mempercepat pemulihan ekonomi.

Dalam bahasa kepemimpinan, seorang pemimpin ibarat memiliki tipologi api, dimana api diperlambangkan sebagai seorang yang selalu tampil berwibawa dan berani menegakkan hukum dan kebenaran secara tegas dan tuntas tanpa pandang bulu.

Oleh karena itu diharapkan kepada seluruh mahasiswa yang pada saat ini sedang menimba ilmu pengetahuan, dan juga kepada para sarjana yang baru saja diwisuda namun masih berstatus sebagai penganggur pemula, agar mengubah pandangan dan gagasan baru yang kritis.

Untuk mendapatkan penghasilan besar dan hidup bahagia, banyak alternatif yang bisa dilakukan jika dibanding dengan 20 tahun yang lalu.

Kini zaman sudah serba maju dan canggih, tidak ada hambatan yang berarti untuk berkiprah dalam bisnis. Mengapa Anda masih terkungkung dengan pola tradisional? Sudah waktunya Anda mempersiapkan diri bahwa kesuksesan itu ditentukan oleh diri sendiri.

Kita harus percaya bahwa tidak ada sukses yang kebetulan, nasib di tangan kita sendiri. Idealnya makin maju peradaban, makin banyak anak muda yang sukses lebih cepat, bukan sebaliknya menjadi generasi muda pesimis yang banyak bicara namun sedikit kerja.

Menjadi seorang wirausaha memiliki daya tarik dan tantangan tersendiri, namun diperlukan ketekunan, keseriusan, serta kemauan untuk terus menuntut ilmu.

Risiko yang harus ditanggungpun lebih tinggi. Inilah yang acap kali menyebabkan seseorang enggan untuk memulai usaha. Mari kita sama-sama menggesa untuk memulai bisnis sesegera mungkin! Sebaik-baiknya bisnis adalah bisnis yang dibuka, bukan bisnis yang dihitung.

Jika kebanyakan mikir, Anda tidak bakal melangkah, tetapi jika Anda memaksakan diri untuk melangkah maka Anda akan berpikir dengan sendirinya.

Seorang wira usaha layaknya seorang pejuang yang menghadapi situasi tidak menentu. Karena itu seorang wira usaha harus membuat strategi dan memikirkan manajemen terapan yang relevan dengan masa depan bisnisnya.

Memercik Api Wirausaha
Bangsa kita mempunyai permasalahan yang tidak ringan mengatasi paradok dalam dunia pendidikan. Di mana disatu sisi pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mendirikan PT, namun disisi lain pemerintah tidak mampu mencari solusi dari output yang dihasilkan PT.

Kemajuan suatu bangsa ditentukan kualitas pendidikan, sementara itu di sisi lain hasil produksi/ out put yang dihasilkan PT justru banyak yang menjadi pengangguran.

Sebagai mesin produksi, PT terus mencetak sarjana baru, dan tidak mungkin dihambat.

Logika matematiknya tinggal mengalikan saja jumlah lulusan dengan jumlah PT di Indonesia. Sungguh sangat menyedihkan nasib dan masa depan generasi muda kita jika para petinggi di negeri ini tidak mampu menawarkan solusi kreatif untuk mengatasi banyaknya generasi muda yang menganggur.

Mc Clelland berpendapat suatu negara akan maju jika terdapat entrepreneur sedikitnya 2 persen dari jumlah penduduk. Singapura memiliki entrepreneur sebanyak 7,2 persen. Sementara itu Indonesia hanya memiliki entrepreneur 0,18 persen dari jumlah penduduk.

Akankah kita terus berdiam diri merenung, sementara bangsa lain terus melaju dengan kecepatan tinggi menuju peningkatan kesejahteraan.

Setidaknya ada tiga hambatan mengapa lulusan PT enggan berwirausaha; Pertama, persoalan mindset bahwa menjadi sarjana adalah untuk mencari kerja bukan menciptakan lapangan pekerjaan.

Maka tidaklah mengherankan bila banyak sarjana yang rela mengeluarkan uang ratusan juta rupiah untuk mencari koneksi agar diterima menjadi PNS.

Kedua, tidak adanya kesungguhan dari pemerintah baik pusat atau daerah dalam menciptakan wirausaha baru dari kalangan PT.

Hal ini terlihat dari tidak adanya komitmen dan dorongan pemerintah terhadap sarjana yang baru lulus agar mereka terinspirasi untuk berwirausaha.

Dukungan modal, pelatihan dan networking dari pemerintah maupun dunia usaha sangat minim diberikan kepada mahasiswa. Ketiga, kurikulum pendidikan kewirausahaan di PT belum disikapi dengan serius oleh para petinggi universitas, dimana mata kuliah kewirausahaan hanya diberikan secara teoritis, bahkan ada beberapa PT yang belum memasukkan mata kuliah kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib. Menyikapi persoalan tersebut, maka idealnya PT harus memiliki komitmen untuk memercikkan api wirausaha kepada mahasiswa dengan langkah sebagai berikut.

Pertama, pada saat proses belajar mengajar idealnya seorang dosen selain harus memahami mata kuliah yang disampaikannya, iapun dituntut untuk menyisipkan hal-hal yang berkaitan dengan entrepreneurship sebagai upaya memercikkan api wirausaha kepada para mahasiswa.

Kedua, setiap dosen dituntut untuk mampu melahirkan kajian penelitian terapan yang berguna bagi proses pembelajaran mahasiswa terutama dalam mengembangkan semangat wirausaha.

Ketiga, PT harus memberikan dukungan penuh untuk melahirkan wirausaha baru dari kalangan kampus dengan mendirikan pusat inkubator bisnis.

Inkubator adalah suatu wadah yang sanggup memberikan dukungan dalam pengertian bisnis dan teknologi secara luas, yaitu dukungan manajemen, keuangan, pemasaran, informasi, pendidikan dan pelatihan (Diklat) dalam rangka menumbuhkembanghkan wirausahawan usaha kecil profesional dan modern yang tangguh dan mandiri.

Keempat, PT dituntut untuk mampu merangsang daya kreasi para peserta didik untuk menciptakan produk-produk yang inovatif, melalui penelitian-penelitian yang dibangun sepenuhnya berdasarkan teori-teori yang ada sesuai dengan bidang keilmuan yang dikembangkannya.

Dengan memberikan materi perkuliahan Entreprenenur dapat dijadikan sebagai solusi untuk melatih mahasiswa melahirkan ide kreatif untuk memulai usaha. PT harus mampu melahirkan wirausaha baru (WUB) yang nantinya diharapkan akan mampu menjadi wirausaha sukses.

Kelima, proses pembelajaran kewirausahaan idealnya tidak sekadar memberikan pemahaman teori, akan tetapi lebih diarahkan pada bagaimana praktik berwirausaha.

Para calon entrepreneur khususnya di kalangan mahasiswa harus dibangkitkan semangatnya sehingga akan lahir entrepreneur baru yang bisa menciptakan lapangan kerja.

Kunci sukses berwirausaha adalah anda harus mampu menjalankan tiga prinsip yakni, mengetahui pengetahuan yang harus diketahui, menguasai kemampuan yang harus dikuasai, dan mengerjakan pekerjaan yang harus dikerjakan, insya Allah Anda akan sukses berbisnis. Selamat berjuang, semoga kesuksesan menyertai Anda semua.***



Machasin
Dosen Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Unri

Sumber : riaupos.co

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN