Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Jumat, 27 September 2013

Menguji Kepedulian Sosial

Jumat, September 27, 2013 By Unknown No comments

Oleh : Ahmad Supardi Hsb


 
[ArtikelKeren] OPINI - Tidak terasa waktu berlalu, musim hajipun sudah tiba dan sejarah mencatat bahwa umat Islam Indonesia berbondong-bondong untuk melaksanakannya, ada yang baru pertama kali dan tidak sedikit pula yang sudah dua atau bahkan tiga serta empat kali.

Ibadah haji adalah ibadah mahdhah yang diwajibkan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya, sekali dalam seumur hidup, itupun bagi yang mampu, ada yang berjalan kaki, menunggang unta, berlayar maupun dengan menaiki pesawat.

Kesemua itu diistilahkan dalam Alquran dengan Manistatho’a ilaihi sabiilaa (orang yang mampu melakukan perjalanan kepadanya).

Kepuasan Pribadi versus Kondisi Umat
Persoalannya sekarang adalah, perlukan ibadah haji itu dilakukan berkali-kali, seperti yang dilakukan oleh sebagian kalangan umat Islam, yang melaksanakannya bukan hanya sekadar dua atau tiga kali, bahkan mencapai empat sampai dengan lima kali dan bahkan (masa dulu) ada yang melakukannya setiap tahun.

Memang uang yang dipergunakan untuk melakukan ibadah haji itu adalah uangnya sendiri, tetapi sejauh manakah manfaat yang diperoleh dari mengerjakan ibadah haji itu berkali-kali, dibandingkan dengan manfaat yang akan diperoleh umat Islam secara keseluruhan, apabila uang yang akan dipergunakan mengerjakan ibadah haji berkali-kali itu, disumbangkan untuk mengatasi kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan yang menyelimuti sebagian ummat Islam, di negeri yang di ambang kebangkrutan ini.

Satu hal yang sangat masuk akal adalah mengerjakan ibadah haji itu sangat indah dan sangat memuaskan secara spiritual, apalagi kita bertemu dengan jutaan perwakilan umat Islam seluruh dunia, bahkan sebahagian kawan mengatakan kenikmatan mengerjakan ibadah haji itu, tidak dapat diceritakan dan dilukiskan baik dengan gambar, tulisan maupun dengan kata-kata.

Akan tetapi cukupkah kenikmatan spritual pribadi itu kita nikmati sendiri, sementara banyak saudara-saudara kita yang memerlukan uang yang akan dipergunakan menunaikan ibadah haji berkali-kali itu.

Manakah lebih diutamakan kepentingan kepuasan spritual pribadi, ataukah kepentingan orang banyak, yang nota bene meraka adalah saudara-saudara kita seiman dan seagama.

Tegakah rasanya kita membiarkan mereka hidup dalam kemelaratan, yang kata Nabi Muhammad SAW, kemiskinan itu sangat dekat dengan kekafiran. Bukankah uang itu lebih baik dipergunakan untuk membantu dan membentengi mereka dari rayuan kekafiran.

Haji kita lakukan sekali dalam seumur hidup maka telah lepas kewajiban kita terhadap Allah SWT, tetapi umat Islam kita biarkan kelaparan, merana dalam kesengsaraan, menyebabkan kita berdosa seumur hidup.

Nabi bersabda, “Tidak beriman salah seorang di antara kamu yang tidur nyenyak karena kekenyangan, sementara tetangganya tidak bisa tidur karena kelaparan”.

Haji yang Sesungguhnya

Ada satu cerita sufi yang sangat menarik, yang diceritakan oleh para ulama kepada kita, bahwa ada sepasang suami isteri yang bergabung dengan satu rombongan berangkat menunaikan ibadah haji, dengan membawa perbekalan yang sangat lengkap.

Di tengah jalan suami isteri itu bertemu dengan satu kampung yang penduduknya sangat miskin dan hidup dalam derita kemelaratan dan kepapaan.

Melihat kondisi ini, suami isteri itu merasa iba dan bermaksud menyumbangkan seluruh harta perbekalannya kepada penduduk kampung dan bahkan ikut serta mencarikan solusi atas problema hidup dan kehidupan mereka, sampai penduduk kampung itu terentaskan dari kemiskinan.

Setelah misi ‘tengah jalan’ ini mereka rampungkan, sedangkan waktu pelaksanaan hajipun telah selesai, maka merekapun pulang tanpa mengerjakan ibadah haji.

Sesampainya di kampung halaman, mereka disambut oleh teman-temannya yang sama-sama pergi menunaikan ibadah haji dulu, dengan sapaan bapak haji dan ibu hajjah.

Dengan jujur kedua suami isteri itu menjawab, bahwa kami berdua tidak jadi melaksanakan ibadah haji sebab di tengah jalan kami membantu penduduk kampung yang sedang kesusahan.

Teman-temannyapun menjawab, “Bapak haji dan ibu hajjah jangan bercanda, kami semua melihat dan menjadi saksi hidup bahwa bapak dan ibu menunaikan ibadah haji dengan sangat khusuk bersama-sama dengan kami dan bahkan menjadi pimpinan/ imam kami”.

Rupanya atas qudrat dan iradat Allah SWT, ketika kedua orang suami istri itu sedang asyik membantu penderitaan penduduk kampung tadi, haji keduanya telah digantikan oleh dua orang malaikat, yang menyerupai kedua suami isteri itu, sehingga semua orang termasuk teman-temannya menyaksikan, keduanya menunaikan ibadah haji bersama-sama dan bahkan menjadi pimpinan/imam bagi mereka.

Dari cerita di atas dapat kita tarik kesimpulan, bahwa sesungguhnya apa yang dilakukan oleh kedua suami isteri calon haji tadi, sungguh merupakan perilaku dari seorang haji yang sesungguhnya dan apabila dilakukan dengan penuh keikhlasan penulis yakin bahwa pahalanya besar.

Sekarang kembali kepada kita, apakah kita ingin mengedepankan kepuasan spiritual pribadi, ataukah lebih mendahulukan kepentingan umat yang lebih besar, yaitu dengan menggunakan uang yang akan dipergunakan menunaikan ibadah haji yang kedua, ketiga, keempat dan keseterusnya itu, untuk mengentaskan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan yang menyelimuti sebagian umat Islam.***


Ahmad Supardi Hsb
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Rokan Hulu

Sumber : riaupos.co

0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN