[ArtikelKeren] HEALTH FOOD - Pemanis buatan aspartam, yang banyak ditemui pada produk minuman, sudah lama menjadi kontroversi di tengah masyarakat. Bahkan isu aspartam dapat menyebabkan diabetes, kanker otak, dan bisa mematikan sumsum tulang pun masih kerap beredar dan memunculkan ketakutan untuk mengonsumsi produk-produk yang mengandungnya.
Keresahan masyarakat sebenarnya beralasan. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahaya aspartam, meskipun tidak sedikit pula yang menyanggahnya. Namun umumnya lembaga pengawas makanan di berbagai negara menilai, aspartam aman dikonsumsi, selama tidak melebihi batas yang dianjurkan.
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy A Sparringa mengatakan, aspartam merupakan salah satu dari bahan tambahan pangan (BTP) yang aman dikonsumsi.
BTP, kata Roy, merupakan bagian dari teknologi pangan yang dibutuhkan seiring perkembangan selera konsumen, gaya hidup, dan teknologi informasi. Selera pada makanan atau minuman manis pun memunculkan inovasi pemanis aspartam.
"Namun BTP juga harus memperhatikan keamanan bagi konsumen dan fungsi teknologi itu sendiri," ujarnya dalam seminar media oleh BPOM, di Jakarta, Jumat (27/9/2013).
Maka, lanjutnya, penggunaan BTP pun sudah diatur berdasarkan kajian keamanan yang meliputi uji toksikologi, paparan bagi orang Indonesia, dan memperhatikan kelompok rentan antara lain balita, ibu hamil, dan menyusui. Selain itu, keamanan BTP juga diatur dalam Undang-undang.
Batas aman
Aspartam, tegas Roy, merupakan BTP yang sudah diatur dan aman dikonsumsi jika tidak melebihi batas aman. Batas aman konsumsi aspartam adalah 50 mg/kg berat badan per hari. Maka jika memiliki berat badan 50 kg, konsumsi aspartam maksimal per hari adalah 2.500 mg.
Aspartam merupakan produk bubuk kristal yang tidak berbau dan berwarna putih serta kestabilannya sangatlah bergantung pada waktu, temperatur, pH, dan aktivitas air. Aspartam sangat stabil apabila dalam keadaan kering, tetapi pada temperatur 30 hingga 80 derajat celsius (dipanaskan, disterilisasi, dan lain-lain) maka aspartam akan kehilangan rasa manisnya.
Oleh karena itu, pada makanan yang hanya sedikit atau cukup mengandung airlah maka rasa manis aspartam akan tetap bertahan. Aspartam sendiri sangat baik untuk produk yang disimpan dalam pendingin atau dalam keadaan beku.
Aspartam memiliki rasa yang lebih manis 180-200 kali dari gula yang biasa.Tak heran apabila pemanis ini banyak sekali dipakai dalam berbagai macam produk, baik makanan maupun minuman.
Keresahan masyarakat sebenarnya beralasan. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahaya aspartam, meskipun tidak sedikit pula yang menyanggahnya. Namun umumnya lembaga pengawas makanan di berbagai negara menilai, aspartam aman dikonsumsi, selama tidak melebihi batas yang dianjurkan.
Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Roy A Sparringa mengatakan, aspartam merupakan salah satu dari bahan tambahan pangan (BTP) yang aman dikonsumsi.
BTP, kata Roy, merupakan bagian dari teknologi pangan yang dibutuhkan seiring perkembangan selera konsumen, gaya hidup, dan teknologi informasi. Selera pada makanan atau minuman manis pun memunculkan inovasi pemanis aspartam.
"Namun BTP juga harus memperhatikan keamanan bagi konsumen dan fungsi teknologi itu sendiri," ujarnya dalam seminar media oleh BPOM, di Jakarta, Jumat (27/9/2013).
Maka, lanjutnya, penggunaan BTP pun sudah diatur berdasarkan kajian keamanan yang meliputi uji toksikologi, paparan bagi orang Indonesia, dan memperhatikan kelompok rentan antara lain balita, ibu hamil, dan menyusui. Selain itu, keamanan BTP juga diatur dalam Undang-undang.
Batas aman
Aspartam, tegas Roy, merupakan BTP yang sudah diatur dan aman dikonsumsi jika tidak melebihi batas aman. Batas aman konsumsi aspartam adalah 50 mg/kg berat badan per hari. Maka jika memiliki berat badan 50 kg, konsumsi aspartam maksimal per hari adalah 2.500 mg.
Aspartam merupakan produk bubuk kristal yang tidak berbau dan berwarna putih serta kestabilannya sangatlah bergantung pada waktu, temperatur, pH, dan aktivitas air. Aspartam sangat stabil apabila dalam keadaan kering, tetapi pada temperatur 30 hingga 80 derajat celsius (dipanaskan, disterilisasi, dan lain-lain) maka aspartam akan kehilangan rasa manisnya.
Oleh karena itu, pada makanan yang hanya sedikit atau cukup mengandung airlah maka rasa manis aspartam akan tetap bertahan. Aspartam sendiri sangat baik untuk produk yang disimpan dalam pendingin atau dalam keadaan beku.
Aspartam memiliki rasa yang lebih manis 180-200 kali dari gula yang biasa.Tak heran apabila pemanis ini banyak sekali dipakai dalam berbagai macam produk, baik makanan maupun minuman.
Sumber : Healthday News
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.