Mulai dari aksi demo mendesak Manager PLN WRKR Dodi B Pangaribuan, oleh kelompok mahasiswa dan masyarakat, telah dilakukan. Hasilnya nihil. Begitu juga pemanggilan Dodi oleh Pemprov Riau beberapa hari setelah demo mahasiswa, hasilnya juga nihil.
Menghujat PLN diberbagai media sosial, juga sudah dilakukan. Hasilnya masih tetap nihil. Bahkan, Wakil Gubernur Riau sudah menyurati langsung Dodi, namun tidak digubris.
DPRD Riau melalui komisi B sudah melakukan pemanggilan, hasilnya tetap sama, listrik tetap padam 3 kali sampai 5 kali dalam sehari.
Anggota DPRD Riau dari fraksi Demokrat, Tony Hidayat menilai, krisis listrik yang berkepanjangan saat ini tidak mampu lagi diatasi dengan hanya mengandalkan komunikasi dengan PLN.
"Sekarang ini tidak bisa lagi DPRD cuma memanggil dan hearing dengan PLN itu. Memang dasarnya PLN itu bebal. Sekarang ini salah satu cara adalah melakukan class action terhadap PLN ini," ujar Tony.
Tony juga mendorong agar Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memperlihatkan 'taji' dalam kisruh krisis listrik ini. Ia menilai, lembaga perlindungan konsumen itu, memiliki kewenangan besar dalam menggugat PLN, agar mengganti kerugian konsumen dalam hal ini masyarakat akibat pemadaman ekstrem.
"YLKI juga harus menunjukkan perannya, karena yang dirugikan disini adalah konsumen. Kita siap mendampingi jika memang YLKI melakukan class action," tandasnya
Selain melakukan class action, Tony juga siap mengajak seluruh anggota DPRD Riau, menggunakan dana aspirasi dan dana bantuan sosial yang dimiliki setiap anggota Dewan, digunakan untuk pembelian genset kepada masyarakat.
"Saya siap menyuarakan ini kepada anggota DPRD lainya. Selagi itu untuk kepentingan masyarakat, tidak ada masalah. Karena dana aspirasi itu memang untuk masyarakat,"cetusnya.
Sumber : halloriau
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.