Dia tak mau kegadisannya direnggut pria warga Pematangsiantar di Pekuburan Cina, Sei Segiling, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing,
Bunga pun berusaha teriak, namun awalnya teriakannya sia-sia lantaran suasana perkuburan begitu sepi. “Karena aku melawan, Fahri menampar pipiku, bahkan diancamnya aku pakai pisau cutter. Di situ aku diciumi dan ditarik bajuku hingga koyak. Saat itu aku masih mengenakan rok sekolah,” beber siswa kelas III SMP ini.
Dalam kondisi tak berdaya akibat di bawah ancaman, Bunga hanya bisa pasrah. Kemudian pelaku (Fahri) menyuruh Bunga membuka pakaian dalamnya.
“Setelah kuturunkan pakaian dalamku, Fahri membuka resleting celananya. Tapi untung tiba-tiba Ijal dan Fajil datang. Aku pun selamat dan tak jadi diperkosa si Fahri,” ungkap Bunga.
“Aku akhirnya diantar oleh Fajil dan Ijal, bahkan Fahri yang sudah kalah malu disuruh Ijal dan Fajil ikut mengantarkan aku juga. Tapi aku tidak langsung diantar mereka sampai ke rumah oppungku, cuma sampai di depan kantor Camat Padang Hulu saja, habis itu orang itu pulang,” kata Bunga.
Sampai di rumah, Bunga pun membeberkan perbuatan Fahri kepada oppungnya, E br Marpaung.
“Sejak bayi, Bunga sudah kami asuh. Kedua orangtuanya tinggal di Dolok Masihul (Sergai),” tandas pasutri B Sipahutar dan E br Marpaung.
Kepala SPK Mapolres Tebing Tinggi Ipda J Siregar menjelaskan, pihaknya tidak berani gegabah menangkap pelaku (Fahri). “Kita tidak mau asal tangkap saja sebelum diperiksa dulu keterangan korban. Apalagi kejadiannya sudah tiga hari lalu. Kecuali kalau kejadiannya sekarang dan pelaku tertangkap tangan oleh warga,” ujarnya. (ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.