"Untuk kanker payudara memang risiko keturunanya hanya 2,5 persen. Namun faktor risiko ini tetap harus diperhatikan, terutama pada 4 keadaan tertentu. Bila mengalami keadaan ini sebaiknya segera lakukan pemeriksaan selambat-lambatnya pada usia 40 tahun pada wanita, minimal 1-2 tahun sekali" kata Kepala Deteksi Dini Kanker RS. Kanker Dharmais, Walta Gautama, pada acara Peringatan Hari Kanker Sedunia, Minggu (9/2/2014) di Jakarta.
Berikut 4 kondisi yang dimaksud Walta:
1. Ada keluarga dekat yang terkena kanker di usia kurang dari 40 tahun
Keluarga dekat yang dimaksud adalah orangtua, kakak, adik, atau sepupu. Bila ada keluarga dekat yang terkena kanker di usia muda sebaiknya segera periksakan diri sedini mungkin, untuk pria maupun wanita.
2. Ada keluarga dekat terkena kanker di payudara kanan dan kiri
Kondisi ini mewajibkan wanita melakukan mammografi di usia 35 tahun. Tes mamografi memiliki sensitifitas dan selektifitas mencapai hampir 100 persen dalam mendeteksi sel kanker. "Harus mammografi bukan USG, walau setelah itu ada beberapa wanita yang mengalami rasa sakit. Mammografi memiliki kualitas terbaik dalam mendeteksi kanker payudara," kata Walta.
3. Ada anggota keluarga pria yang terkena kanker payudara
Kondisi ini mengharuskan para wanita, terutama yang memiliki hubungan saudara dekat, melakukan pemeriksaan payudara secepatnya. Hubungan saudara dekat meliputi anak, kakak, adik, orangtua, atau sepupu.
4. Ada lebih dari 2 orang anggota keluarga yang terkena kanker payudara
Keadaan ini mewajibkan saudara terdekatnya secepat mungkin melakukan pemeriksaan payudara, sebelum usia 40 tahun. Walau hasilnya negatif, sebaiknya tidak terlalu berbesar hati dan tetap menjaga gaya hidup.
Dalam perjalanannya, diketahui hasil positif BRCA 1 mengindikasikan 85 persen terkena kanker payudara. Sedangkan hasil positif BRCA 2 mengindikasikan 25 persen terkena kanker ovarium akibat virus HPV. Adanya gen BRCA 1 dan 2 bisa diketahui melalui tes darah. Bentuk pencegahan lainnya adalah mastektomi atau pengangkatan payudara, seperti yang dilakukan Angelina Jolie.
"Cara ini menurunkan risiko kanker payudara hingga tinggal 2,5 persen, sekaligus melindungi wanita dari kanker ovarium. Seperti diketahui kanker payudara kerap dibarengi kanker ovarium, karena sama-sama disebabkan esterogen. Pada wanita yang memiliki faktor risiko seperti Angelina Jolie, mastektomi melindungi dirinya dari kanker serta pengangkatan beruntun ovarium dan payudara," jelas Walta. (ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.