Sebagai bentuk keseriusan, warga yang terdiri dari Syahril, Hidayat, Dedi Sumanto, Mas'ud Achmad, Suharjo, dan Samingan membuat pengaduan ke Bupati Bengkalis pada 17 Desember lalu. ''Sayangnya sampai saat ini laporan kita tersebut belum ditindaklanjuti,'' ujar Mas'ud kepada wartawan, Jumat (17/1/2014).
Mas'ud yang pada saat proses Pilkades ikut mencalonkan diri mengatakan, pada prinsipnya dia dan beberapa bakal calon lainnya tidak mempersoalkan apakah lolos atau tidak dalam proses seleksi. Dia pun sudah menandatangai berita acara untuk tidak mempersoalkan hasil dari proses seleksi.
Namun, ceritanya lain kalau ternyata proses seleksi diwarnai dengan tindakan kecurangan yang dilakukan oleh panitia Pilkades. Salah satunya adalah pemberian kunci jawaban kepada salah seorang calon kades yang lolos seleksi, yaitu Syahril. ''Artinya, proses seleksi administrasi sudah tidak fair. Kalau Yil (Syahril,red) mendapatkan kunci jawaban, bisa jadi calon kades yang lolos seleksi tertulis juga mendapatkan kunci jawaban,'' ujar Mas'ud seraya menyebutkan ada calon kades yang ujian tertulisnya hanya salah 6 dari 100 soal.
Terpisah, salah seorang calon kades yang lolos hingga proses pemilihan, Syahril saat dihubungi mengakui kalau dirinya mendapatkan kunci jawaban sebelum ujian tertulis.
''Dari awal lagi saya sudah ada feeling siapa-siapa saja yang bakal lolos tes tertulis. Semuanya masih ada hubungan keluarga/kedekatan dengan panitia. Ternyata benar, mengapa bisa begitu karena barangkali mereka juga mendapatkan kunci jawaban seperti halnya saya,'' ujarnya.
Terkait persoalan tersebut, Ketua Panitia Pilkades Wonosari, Ridwan saat dikonfirmasi mengatakan sudah mengetahui perihal adanya surat permohonan dari Mas'ud dan kawan-kawan yang meminta pemilihan ulang. Menurut kepala sekolah di salah satu madrasah ini, dirinya bersama dengan panitia yang lain sudah berupaya bekerja seobjektif mungkin mengacu kepada Perda Nomor 5 Tahun 2008 tentang proses Pilkades.
''Saya memastikan soal waktu itu tidak bocor, dan saya sendiri tidak pernah menceritakan ke siapapun atau memberikan kunci jawaban ke siapapun. Kalau ternyata ada yang mengaku mendapatkan kunci jawaban, darimana datangnya. Bisa saja ada yang iseng seperti halnya UAN,'' kata Ridwan menjelaskan. (ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.