PONOROGO [ArtikelKeren] NEWS - Seorang bayi laki - laki lahir di RSUD dr Hardjono Ponorogo dengan kondisi tanpa batok kepala. Anak ketiga pasangan Misno-Sumini, warga Desa Pohijo, Kecamatan Sampung, itu lahir lewat operasi caesar Jumat (27/12) pukul 13.30 WIB.
"Kondisinya stabil, tapi harus terus dipantau," ungkap Direktur RSUD dr Hardjono drg Prijo Langgeng seperti dikutip dari Radar Ponorogo.
Langgeng mengatakan, bayi yang lahir tanpa batok kepala atau dalam istilah medis disebut anensefali itu merupakan kelainan bawaan. Sementara itu, bayi yang lahir dengan panjang 50 sentimeter dan berat 3,6 kilogram tersebut disebut penderita neural tube defects (NTDs).
NTDs biasanya terjadi karena kegagalan proses penutupan tabung saraf dengan sempurna pada hari ke-28 setelah konsepsi atau pembuahan. "Kondisi itu sangat rawan infeksi. Jadi, saat ini kami berusaha menutup otaknya dengan kain kasa," jelasnya.
Penyebab lainnya, itu terjadi karena adanya defisiensi atau kekurangan asam folat selama masa kehamilan. Karena itu, janin tidak terbentuk maksimal. Padahal, zat tersebut bisa didapatkan dengan mengonsumsi sereal, roti, kol, brokoli, bayam, dan taoge. "Fungsi zat ini sangat penting untuk pertumbuhan dan replikasi sel," tuturnya.
Untuk sementara waktu, imbuh Langgeng, tim medis hanya bisa menolong dengan memberikan obat-obatan berikut kain kasa untuk menutupi kepala bagian atas. Tujuannya, otak bayi laki-laki yang lahir satu per seribu angka kelahiran itu tidak kering atau kekurangan cairan.
"Saat ini kondisinya belum sehat betul. Kalau sudah stabil, bayi akan kami kirim ke Surabaya (RSUD dr Soetomo, Red)," imbuhnya. Di rumah sakit tersebut, kata Langgeng, bayi mungil itu akan dirawat lebih maksimal. Salah satunya dengan pemasangan protesa tempurung kepala. Biasanya protesa tersebut berbahan akrilik. Dengan demikian, otak bayi yang baru berusia tiga hari itu bisa tertutup dan tumbuh dengan baik. (ak27)
"Kondisinya stabil, tapi harus terus dipantau," ungkap Direktur RSUD dr Hardjono drg Prijo Langgeng seperti dikutip dari Radar Ponorogo.
Langgeng mengatakan, bayi yang lahir tanpa batok kepala atau dalam istilah medis disebut anensefali itu merupakan kelainan bawaan. Sementara itu, bayi yang lahir dengan panjang 50 sentimeter dan berat 3,6 kilogram tersebut disebut penderita neural tube defects (NTDs).
NTDs biasanya terjadi karena kegagalan proses penutupan tabung saraf dengan sempurna pada hari ke-28 setelah konsepsi atau pembuahan. "Kondisi itu sangat rawan infeksi. Jadi, saat ini kami berusaha menutup otaknya dengan kain kasa," jelasnya.
Penyebab lainnya, itu terjadi karena adanya defisiensi atau kekurangan asam folat selama masa kehamilan. Karena itu, janin tidak terbentuk maksimal. Padahal, zat tersebut bisa didapatkan dengan mengonsumsi sereal, roti, kol, brokoli, bayam, dan taoge. "Fungsi zat ini sangat penting untuk pertumbuhan dan replikasi sel," tuturnya.
Untuk sementara waktu, imbuh Langgeng, tim medis hanya bisa menolong dengan memberikan obat-obatan berikut kain kasa untuk menutupi kepala bagian atas. Tujuannya, otak bayi laki-laki yang lahir satu per seribu angka kelahiran itu tidak kering atau kekurangan cairan.
"Saat ini kondisinya belum sehat betul. Kalau sudah stabil, bayi akan kami kirim ke Surabaya (RSUD dr Soetomo, Red)," imbuhnya. Di rumah sakit tersebut, kata Langgeng, bayi mungil itu akan dirawat lebih maksimal. Salah satunya dengan pemasangan protesa tempurung kepala. Biasanya protesa tersebut berbahan akrilik. Dengan demikian, otak bayi yang baru berusia tiga hari itu bisa tertutup dan tumbuh dengan baik. (ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.