Kasus tersebut berawal saat Dewi mempekerjakan seorang kuli bangunan untuk mengecat rumahnya di Kota Kembang. Tukang cat itu, menurut Dewi, bernama Suudi, 35, warga Bondowoso.
Setelah ngecat selama dua hari, perempuan itu bercerita kepada Suudi bahwa dirinya merupakan istri kedua seorang pengusaha di Bandung. Konon, perempuan 34 tahun tersebut meminta tolong kepada Suudi agar mencarikan "orang pintar" agar pengusaha tersebut semakin cinta.
Mendengar cerita dan permintaan Dewi, Suudi pun memberi tahu bahwa ada dukun hebat di Banyuwangi yang mampu membuat pengusaha itu tambah terkiwir-kiwir kepada Dewi.
Karena percaya, Dewi akhirnya meminta tolong Suudi mengantarkan dirinya ke Bumi Blambangan menemui dukun hebat itu. Dewi mengajak anaknya yang bernama Alfiandi bersama Suudi naik bus umum menuju Kota Gandrung.
Sayang, begitu sampai di Terminal Situbondo, anak Dewi itu menangis. Melihat itu, Suudi berpura-pura membantu dan menggendong anak tersebut. Karena sang anak terus menangis, Suudi beralasan hendak membeli buah-buahan.
Namun, ditunggu beberapa lama, Suudi dan anak yang digendong itu tidak kunjung datang. Khawatir ada yang tidak beres, sang ibu berusaha mencari, termasuk pergi ke pasar buah di sebelah barat terminal bus. Namun, Suudi dan Alfiandi sudah menghilang.
Dewi berharap putra kesayangannya itu segera ditemukan dan bisa kembali ke pelukannya. "Sudah saya cari, tapi tidak ada. Saya sudah muter-muter. Semoga cepat ketemu," kata Dewi saat melapor ke Mapolres Situbondo.
Perempuan itu menyebut, ciri-ciri Suudi berbadan kurus. Selain itu, kaki kiri pria yang mengecat rumahnya itu pincang. Kasubag Humas Polres Situbondo AKP Wahyudi membenarkan kabar penculikan balita yang terjadi di Terminal Situbondo tersebut. Menurut dia, setelah mendapat laporan, personel polres langsung memburu Suudi. "Kasus ini terus diselidiki," katanya. (ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.