JAKARTA [ArtikelKeren] NEWS - Pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Widjaya menilai perang dingin antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Anas Urbaningrum belum berakhir. Hal ini terlihat dari usulan Anas yang mendorong SBY untuk maju sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada pemilu 2014.
Menurut Yunarto, usul Anas itu jelas menyindir SBY untuk "turun derajat" dari jabatan presiden menjadi wakil presiden. "Kalau lihat psikologis hubungan Anas-SBY, ini sindiran. Perang dingin yang belum selesai," kata Yunarto kepada wartawan di Jakarta, Kamis (5/12).
Yunarto menambahkan, usulan Anas tersebut juga untuk mematahkan pandangan SBY mengenai penyebab merosotnya elektabilitas Partai Demokrat. Pasalnya, kepemimpinan Anas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat sempat dikaitkan dengan merosotnya elektabilitas partai pemenang Pemilu 2009 itu.
Tapi nyatanya setelah Anas mundur dan digantikan SBY, elektabilitas partai berlambang bintang mercy itu juga masih terpuruk. "Anas juga mau balas SBY, karena dulu Anas juga disindir SBY dengan survei. Sekarang dia mau bilang kalau masalah Demokrat bukan cuma Anas saja, buktinya setelah Anas tersangka elektabilitas Demokrat tetap rendah," papar Yunarto.
Lebih lanjut Yunarto mengatakan, usulan Anas bisa diartikan bahwa saat ini Demokrat hanya bisa diselamatkan oleh figur. SBY sebagai satu-satunya tokoh berpengaruh di Demokrat diminta untuk turun tangan langsung dengan berpartisipasi pada pemilu 2014. "Anas mau bilang Demokrat hanya bisa diselamatkan oleh tokoh. Pada kenyataannya kita lihat memang Demokrat hanya mengandalkan figur," tandasnya. (ak27/jpnn)
Menurut Yunarto, usul Anas itu jelas menyindir SBY untuk "turun derajat" dari jabatan presiden menjadi wakil presiden. "Kalau lihat psikologis hubungan Anas-SBY, ini sindiran. Perang dingin yang belum selesai," kata Yunarto kepada wartawan di Jakarta, Kamis (5/12).
Yunarto menambahkan, usulan Anas tersebut juga untuk mematahkan pandangan SBY mengenai penyebab merosotnya elektabilitas Partai Demokrat. Pasalnya, kepemimpinan Anas sebagai Ketua Umum Partai Demokrat sempat dikaitkan dengan merosotnya elektabilitas partai pemenang Pemilu 2009 itu.
Tapi nyatanya setelah Anas mundur dan digantikan SBY, elektabilitas partai berlambang bintang mercy itu juga masih terpuruk. "Anas juga mau balas SBY, karena dulu Anas juga disindir SBY dengan survei. Sekarang dia mau bilang kalau masalah Demokrat bukan cuma Anas saja, buktinya setelah Anas tersangka elektabilitas Demokrat tetap rendah," papar Yunarto.
Lebih lanjut Yunarto mengatakan, usulan Anas bisa diartikan bahwa saat ini Demokrat hanya bisa diselamatkan oleh figur. SBY sebagai satu-satunya tokoh berpengaruh di Demokrat diminta untuk turun tangan langsung dengan berpartisipasi pada pemilu 2014. "Anas mau bilang Demokrat hanya bisa diselamatkan oleh tokoh. Pada kenyataannya kita lihat memang Demokrat hanya mengandalkan figur," tandasnya. (ak27/jpnn)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.