JAKARTA [ArtikelKeren] NEWS - Wakil Sekjen PKB Malik Haramain berang mendengar tanggapan dari para elite PDIP terkait wacana duet Rhoma Irama-Jokowi sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden.
Menurutnya, komentar-komentar sinis petinggi partai banteng moncong putih itu memperlihatkan sikap angkuh dan tidak mencerminkan suara merakyat.
"Ini berbeda dengan sikap Jokowi yang justru lebih arif dan Jokowi tidak segan-segan mengapresiasi Rhoma serta Jokowi mengaku sebagai fansnya. Saya juga yakin, sebagian besar konstituen PDIP pengagum Rhoma Irama," kata Malik saat dihubungi wartawan, Kamis (5/12).
Ia mengatakan, wacana tersebut seharusnya tidak buru-buru ditampik PDIP, apalagi ditanggapi sebagai lelucon. Karena dalam dunia politik semua kemungkinan bisa saja terjadi.
Abdul Malik mengusulkan agar para elite PDIP introspeksi diri. Pasalnya, perkataan mereka sering kali tidak mencerminkan aspirasi konstiuen.
"Jangan pula sok paling bersih, seolah-olah yang lain cacat. Rakyat tahu persis siapa yang benar-benar bersih," tandasnya. Seperti diberitakan, beberapa elite PDIP menolak wacana duet Rhoma-Jokowi. Alasannya, Rhoma tidak pantas menjadi pemimpin bangsa. Apalagi, saat pilkada DKI Jakarta, Rhoma pernah menyerang Jokowi menggunakan isu SARA dalam ceramahnya. (ak27/jpnn)
Menurutnya, komentar-komentar sinis petinggi partai banteng moncong putih itu memperlihatkan sikap angkuh dan tidak mencerminkan suara merakyat.
"Ini berbeda dengan sikap Jokowi yang justru lebih arif dan Jokowi tidak segan-segan mengapresiasi Rhoma serta Jokowi mengaku sebagai fansnya. Saya juga yakin, sebagian besar konstituen PDIP pengagum Rhoma Irama," kata Malik saat dihubungi wartawan, Kamis (5/12).
Ia mengatakan, wacana tersebut seharusnya tidak buru-buru ditampik PDIP, apalagi ditanggapi sebagai lelucon. Karena dalam dunia politik semua kemungkinan bisa saja terjadi.
Abdul Malik mengusulkan agar para elite PDIP introspeksi diri. Pasalnya, perkataan mereka sering kali tidak mencerminkan aspirasi konstiuen.
"Jangan pula sok paling bersih, seolah-olah yang lain cacat. Rakyat tahu persis siapa yang benar-benar bersih," tandasnya. Seperti diberitakan, beberapa elite PDIP menolak wacana duet Rhoma-Jokowi. Alasannya, Rhoma tidak pantas menjadi pemimpin bangsa. Apalagi, saat pilkada DKI Jakarta, Rhoma pernah menyerang Jokowi menggunakan isu SARA dalam ceramahnya. (ak27/jpnn)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.