Tampilan yang sengaja diset di kampung itu dikatakan Pembantu Ketua III Eriyanto Hadi untuk memasyarakatkan kesenian. Katanya dengan tampil di depan masyarakat kampung, di samping dapat menghibur sekaligus juga untuk menunjukkan eksistensi Sekolah Tinggi Seni Riau (STSR) yang dulunya bernama Akademi Kesenian Melayu Riau (AKMR).
Dikatakan Eriyanto bahwa konsep tampilan yang dipergelarkan dalam merarak karya ini adalah sandiwara yang dikemas sedikit komedi. Hal itu dilakukan dalam rangka bagaimana upaya untuk mendekatkan penonton terhadap pertunjukan. “Apalagi sandiwara dulunya cukup berkembang di Riau pesisir terutama sandiwara bangsawan. Di samping itu ada juga tari dan musik yang dikemas dalam satu kesatuan pertunjukan,” jelas Eriyanto, Jumat (27/12).
Sementara itu, sutradara Monda Gianes mengatakan, naskah sandiwara yang digarap merupakan karya Jefri al Malay. Dalam pementasan sepanjang mengarak karya itu, digarap komedi dengan tidak meninggalkan unsur dalam pertunjukan. “Sebenarnya konsep garapan merujuk kepada mata kuliah di STSR yakni mata kuliah Jelajah Teater Melayu,” jelas Monda.
Untuk perjalan selanjutnya, Eriyanto menyebutkan akan langsung menuju ke Sungai Pakning-Bengkalis pada hari ini, Sabtu (28/12). “Dan pada malamnya akan tampil di laman Lembaga Adat Melayu (LAM) Sungai Pakning- Kecamatan Bukit Batu,” jelasnya.
Sementara itu, untuk tim yang mengarak karya di bagian Riau Daratan, akan mulai berangkat hari ini, Sabtu (28/12). “Mereka akan langsung menuju ke Bangkinang, Kabupaten Kampar,” jelasnya lagi. (ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.