[ArtikelKeren] HEALTH CONCERNS - Rasa cemas diketahui berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit. Baru-baru ini, sebuah studi menemukan, pria dan wanita yang mengalami gejala cemas yang parah memiliki risiko stroke lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengalaminya.
Maya J Lambiase, penulis riset dari University of Pittsburgh School of Medicine mengatakan, semakin tinggi kadar cemas seseorang, semakin tinggi pula risiko mengalami stroke.
"Pengujian dan perawatan kecemasan berpotensi bukan hanya meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, seperti stroke, di kemudian hari," ujarnya.
Philip Muskin, profesor psikiatri di Columbia University Medical Center di New York menekankan, risiko stroke yang diindentifikasi dalam studi pada individu yang mengalami cemas tidak sangat signifikan meningkat. Menurutnya, studi lebih mengindikasikan, jika mengalami cemas, maka seseorang lebih mungkin untuk mengalami stroke.
Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian di Amerika Serikat, namun hanya beberapa studi yang melihat faktor psikososial, termasuk depresi atau stres psikologis juga termasuk sebagai faktor risiko darinya. Sementara itu, Lambiase dan timnya menyoroti bahwa kecemasan berhubungan dengan peningkatan kecenderungan merokok, penyalahgunaan alkohol, dan malas bergerak yang diketahui dapat meningkatkan risiko stroke.
Untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dan stroke, para peneliti menganalisa data dari 6.019 pria dan wanita yang mengikuti survei First National Health and Nutrition Examination di tahun 1971-1975. Mereka juga mengikuti peserta survei selama 16 tahun.
Dalam periode studi, total ada 419 kejadian stroke yang terjadi, namun risiko stroke yang tertinggi adalah pada mereka yang mengalami gejala kecemasan lebih intens, misalnya perasaan khawatir berlebihan, stres, dan gugup.
Secara keseluruhan, menurut laporan dari American Heart Association dalam jurnal Stroke, kecemasan berhubungan dengan 14 persen peningkatan risiko stroke. Namun gejala kecemasan yang parah menunjukkan peningkatan risiko stroke yang lebih tinggi lagi.
Bahkan hubungan antara kecemasan dan stroke tetap ada meskipun para peneliti juga mengeliminasi faktor lain yang mempengaruhi kesehataan kardiovaskular, seperti penggunaan alkohol, aktivitas fisik, dan merokok. Setelah mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, mereka yang lebih banyak mengalami gejala cemas 33 persen lebih mungkin untuk mengalami stroke. (ak27)
Maya J Lambiase, penulis riset dari University of Pittsburgh School of Medicine mengatakan, semakin tinggi kadar cemas seseorang, semakin tinggi pula risiko mengalami stroke.
"Pengujian dan perawatan kecemasan berpotensi bukan hanya meningkatkan kualitas hidup, tetapi juga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, seperti stroke, di kemudian hari," ujarnya.
Philip Muskin, profesor psikiatri di Columbia University Medical Center di New York menekankan, risiko stroke yang diindentifikasi dalam studi pada individu yang mengalami cemas tidak sangat signifikan meningkat. Menurutnya, studi lebih mengindikasikan, jika mengalami cemas, maka seseorang lebih mungkin untuk mengalami stroke.
Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian di Amerika Serikat, namun hanya beberapa studi yang melihat faktor psikososial, termasuk depresi atau stres psikologis juga termasuk sebagai faktor risiko darinya. Sementara itu, Lambiase dan timnya menyoroti bahwa kecemasan berhubungan dengan peningkatan kecenderungan merokok, penyalahgunaan alkohol, dan malas bergerak yang diketahui dapat meningkatkan risiko stroke.
Untuk mengetahui hubungan antara kecemasan dan stroke, para peneliti menganalisa data dari 6.019 pria dan wanita yang mengikuti survei First National Health and Nutrition Examination di tahun 1971-1975. Mereka juga mengikuti peserta survei selama 16 tahun.
Dalam periode studi, total ada 419 kejadian stroke yang terjadi, namun risiko stroke yang tertinggi adalah pada mereka yang mengalami gejala kecemasan lebih intens, misalnya perasaan khawatir berlebihan, stres, dan gugup.
Secara keseluruhan, menurut laporan dari American Heart Association dalam jurnal Stroke, kecemasan berhubungan dengan 14 persen peningkatan risiko stroke. Namun gejala kecemasan yang parah menunjukkan peningkatan risiko stroke yang lebih tinggi lagi.
Bahkan hubungan antara kecemasan dan stroke tetap ada meskipun para peneliti juga mengeliminasi faktor lain yang mempengaruhi kesehataan kardiovaskular, seperti penggunaan alkohol, aktivitas fisik, dan merokok. Setelah mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, mereka yang lebih banyak mengalami gejala cemas 33 persen lebih mungkin untuk mengalami stroke. (ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.