Menyikapi permasalahan ini, Penjabat Gubernur Riau Djohermansyah Djohan meminta Pemkab Kampar dan Rohul serta warga kedua daerah bersabar. Ia pun berencana melakukan pemanggilan terhadap kedua bupati tersebut.
"Sebelum memanggil kedua bupati (Kampar dan Rohul, red), saya rapat internal pemprov dulu untuk mengintensifkan pembahasan," ujarnya, Kamis (26/12).
Secara singkat, Djohermansyah juga berharap kepada dua wilayah agar dapat menahan diri. Selain itu tentu mematuhi aturan perundang-undangan juga harus terlaksana demi mewujudkan kondusivitas dua daerah tersebut.
Pj Gubri juga berharap kepada warga di lima desa atau yang berdekatan supaya dapat lebih tenang jika ada perihal yang menyulut terjadinya konflik. "Warga harus lebih tenang, jangan mudah terpancing," imbaunya.
Diketahui, lima desa di wilayah perbatasan yang selalu menjadi sengketa tersebut adalah Desa Rimbo Makmur, Rimbo Jaya, Muara Intan, Intan Jaya, dan Tanah Datar. Kamis (26/12), suasana di lima desa yang menjadi sengketa tersebut pada prinsipnya aman dan terkendali.
Namun di Ibukota Kampar, Bangkinang, ada aksi demo damai yang dilakukan puluhan mahasiswa Kampar yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Kampar Berdaulat (Arkab). Para mahasiswa tersebut memprotes aksi Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Rokan Hulu yang dinilai telah melakukan perusakan di lima desa.
Aksi demo tersebut dipimpin oleh koordinator lapangan (Korlap) Anwar di bundaran depan Balai Bupati Kampar. "Kampar punya kekuatan hukum atas kepemilikan lima desa tersebut. Untuk itu, kami menuntut penegak hukum negei ini agar segera memberikan hukuman kepada pihak yang sudah bersikap premanisme seperti perusakan di lima desa tersebut," ujar Anwar Cs. (ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.