SURABAYA [ArtikelKeren] NEWS - Harga udang telah membukukan rekor tertinggi. Meskipun demikian, industri makin ekspansif untuk mengolahnya menjadi bahan makanan. Ini yang dilakukan oleh PT Sekar Bumi Tbk (SKBM), perusahaan pengolahan udang dan hasil laut. Apalagi, mayoritas produk untuk pasar ekspor.
"Komoditas yang paling beruntung pada akhir tahun ini adalah udang. Sekarang, kenaikanya bisa mencapai 100 persen. Sebelumnya, Rp 50 ribu per kg, sekarang menjadi Rp 100 kg," ujar Harry Lukmito, Dirut SKBM pada publik ekpose di Surabaya, kemarin.
SKBM yang merupakan eksporter juga diuntungkan dengan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Menurut Harry momentum saat ini untuk menggenjot eskpor tapi, bukan dalam bahan mentah. Unit usaha Sekar Group ini 95 persen dari total produksi untuk pasar luar negeri. "Kita beruntung bahan baku 100 persen lokal, penjualan ekspor," katanya.
Ini yang membuat mereke siap melakukan ekspansi pada tahun depan. SKBM mulai melakukan pembangunan dua pabrik pengolahan bahan makanan hasil laut, di Jakarta dengan luas 3,5 hektar dan Lamongan (10 hektar) pada tahun ini. Proyeksinya pabrik beroperasi pada 2015.
"Kapasitas produksi masing-masing pabrik 12 ribu ton per tahun. Sehingga, total produksi Sekar Bumi menjadi 35 ribu ton pada tahun depan," tuturnya.
Selain itu, mereka juga membuka pengolahan daging sapi di Bali. Tapi, kata Harry, perseroan tidak mendirikan pabrik baru hanya menyewa pabrik. "Kami hanya investasi mesin saja. Total anggaran belanja yang disiapkan tahun depan Rp 290 miliar," ujarnya.
Merujuk kinerja perseroan sampai September 2013, omzet SKBM membukukan Rp 849,3 miliar atau naik 57 persen banding periode yang sama tahun lalu. Perusahaan yang berkantor pusat di Sidoarjo itu menargatken penjualan tebus Rp 1 triliun. Sedangkan, net profit selama 9 bulan ini naik 215 persen banding periode yang sama tahun lalu. Penyebab kenaikan adalah terkereknya harga penjualan dan kenaikan signifikan selisih kurs USD terhadap rupiah. "Kami optimistis bisa tembus 300 persen pertumbuhan sampai akhir tahun," ujar Harry. (ak27)
"Komoditas yang paling beruntung pada akhir tahun ini adalah udang. Sekarang, kenaikanya bisa mencapai 100 persen. Sebelumnya, Rp 50 ribu per kg, sekarang menjadi Rp 100 kg," ujar Harry Lukmito, Dirut SKBM pada publik ekpose di Surabaya, kemarin.
SKBM yang merupakan eksporter juga diuntungkan dengan pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Menurut Harry momentum saat ini untuk menggenjot eskpor tapi, bukan dalam bahan mentah. Unit usaha Sekar Group ini 95 persen dari total produksi untuk pasar luar negeri. "Kita beruntung bahan baku 100 persen lokal, penjualan ekspor," katanya.
Ini yang membuat mereke siap melakukan ekspansi pada tahun depan. SKBM mulai melakukan pembangunan dua pabrik pengolahan bahan makanan hasil laut, di Jakarta dengan luas 3,5 hektar dan Lamongan (10 hektar) pada tahun ini. Proyeksinya pabrik beroperasi pada 2015.
"Kapasitas produksi masing-masing pabrik 12 ribu ton per tahun. Sehingga, total produksi Sekar Bumi menjadi 35 ribu ton pada tahun depan," tuturnya.
Selain itu, mereka juga membuka pengolahan daging sapi di Bali. Tapi, kata Harry, perseroan tidak mendirikan pabrik baru hanya menyewa pabrik. "Kami hanya investasi mesin saja. Total anggaran belanja yang disiapkan tahun depan Rp 290 miliar," ujarnya.
Merujuk kinerja perseroan sampai September 2013, omzet SKBM membukukan Rp 849,3 miliar atau naik 57 persen banding periode yang sama tahun lalu. Perusahaan yang berkantor pusat di Sidoarjo itu menargatken penjualan tebus Rp 1 triliun. Sedangkan, net profit selama 9 bulan ini naik 215 persen banding periode yang sama tahun lalu. Penyebab kenaikan adalah terkereknya harga penjualan dan kenaikan signifikan selisih kurs USD terhadap rupiah. "Kami optimistis bisa tembus 300 persen pertumbuhan sampai akhir tahun," ujar Harry. (ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.