JAKARTA [ArtikelKeren] NEWS - Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakhiri perdagangan saham di tahun 2013, kemarin. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di level 4.274,177 atau turun 0,98 persen dibandingkan 4.316,69 pada penutupan akhir 2012.
Sebaliknya nilai kapitalisasi pasar naik 2 persen menjadi Rp 4.219 triliun dibanding Rp 4.126,99 triliun pada penutupan akhir tahun lalu.
Frekuensi transaksi perdagangan saham pada penghujung tahun kemarin mencapai 83.518 kali sebanyak 4,97 miliar saham senilai Rp 4,1 triliun.
Hasilnya IHSG naik 61,197 poin (1,453 persen) dan indeks 45 saham paling likuid dalam LQ45 naik 9,65 poin (1,38 persen) ke level 711,14. Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 704 miliar.
Namun secara kumulatif sepanjang tahun ini investor asing melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 20,6 triliun.
Sementara nilai kapitalisasi pasar jika dihitung dalam denominasi Rupiah masih positif dengan kenaikan tipis 2 persen dari Rp 4.126,995 triliun pada akhir 2012 menjadi Rp 4.219 triliun. Namun dalam kurs dolar Amerika Serikat (USD), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meyakini kapitalisasi pasar saham mengalami penurunan cukup signifikan.
Data terakhir OJK mencatat nilai kapitalisasi pasar saham bursa Indonesia turun 20,85 persen sampai dengan 26 Desember 2013 menjadi USD 340,42 juta dibandingkan USD 430,09 juta pada 2 Januari 2013.
Kepala Eksekutif Bidang Pengawasan Pasar Modal OJK, Nurhaida, mengatakan penurunan nilai kapitalisasi pasar saham di Indonesia tercatat paling dalam dibandingkan bursa saham negara lain di Asia.
"Kalau dibandingkan IHSG-nya yang turun tipis, penurunan kapitalisasi pasar begitu besar ini akibat jumlah saham beredar yang banyak sudah mengalami penurunan harga cukup signifikan," ujarnya dalam jumpa pers akhir tahun di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin.
Direktur Utama BEI, Ito Warsito, mengatakan penghitungan nilai kapitalisasi pasar saham oleh OJK menggunakan kurs USD dilakukan untuk memudahkan dalam pembuatan perbandingan dengan bursa di negara lainnya.
"Saat akhir tahun lalu, nilai tukar Rupiah terhadap USD masih di sekitar 9.600 sedangkan sekarang 12.200an per USD. Tapi jika dihitung dalam Rupiah kan tetap naik," ucapnya.
Ito menyatakan bahwa pada prinsipnya tidak ada kaitan antara pergerakan IHSG dengan nilai kapitalisasi pasar. Tidak ada rumus linear di antara keduanya. Sehingga, menurutnya, pergerakan IHSG tidak selalu sama dengan penurunan nilai kapitalisasi pasar. Begitu pun sebaliknya.
Khusus untuk pergerakan IHSG, penurunan sebesar 0,98 persen sepanjang 2013 ini menempatkan bursa saham Indonesia di jajaran terendah bersama bursa saham Singapura yang mengalami penurunan 0,44 persen, bursa saham Thailand turun 6,70 persen, dan bursa saham Tiongkok tergerus 7,56 persen.
Sebaliknya bursa saham lain di Asia mencatatkan pertumbuhan. Kenaikan terbesar direalisasikan bursa saham Jepang melesat 56,72 persen, bursa saham Australia menguat 14,87 persen dan di luar kawasan bursa saham AS naik signifikan 25,75 persen dan bursa saham Inggris naik 14,33 persen.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad, meyakini hikmah di balik perjalanan bursa saham 2013 akan terakumulasi pada tahun depan.
"Saya kok melihat opportunity di 2014 begitu luas. Pada tahun ini memang lebih kecil dibanding 2012 tapi saya melihat peluang dengan memertimbangkan apa yang sudah dilakukan OJK dan SRO (BEI, KSEI, dan KPEI) kita harus grab opportunity di 2014," tuturnya.
Terlebih, kata dia, ekonomi di negara maju sudah picking up dan dinilai akan mengangkat kembali perekonomian global.
"Selain itu ketersediaan dana di perbankan mungkin semakin hari semakin tidak fleksibel dan bisa saja semakin terbatas. Maka market finance di bursa ini jadi pilihan untuk pendanaan jangka panjang. Jadi mudah-mudahan peran pasar modal ke depan semakin signifikan," harapnya. (ak27)
Perjalanan Bursa Asia 2013 (per 30 Desember):
Sebaliknya nilai kapitalisasi pasar naik 2 persen menjadi Rp 4.219 triliun dibanding Rp 4.126,99 triliun pada penutupan akhir tahun lalu.
Frekuensi transaksi perdagangan saham pada penghujung tahun kemarin mencapai 83.518 kali sebanyak 4,97 miliar saham senilai Rp 4,1 triliun.
Hasilnya IHSG naik 61,197 poin (1,453 persen) dan indeks 45 saham paling likuid dalam LQ45 naik 9,65 poin (1,38 persen) ke level 711,14. Transaksi investor asing tercatat melakukan pembelian bersih (foreign net buy) senilai Rp 704 miliar.
Namun secara kumulatif sepanjang tahun ini investor asing melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai Rp 20,6 triliun.
Sementara nilai kapitalisasi pasar jika dihitung dalam denominasi Rupiah masih positif dengan kenaikan tipis 2 persen dari Rp 4.126,995 triliun pada akhir 2012 menjadi Rp 4.219 triliun. Namun dalam kurs dolar Amerika Serikat (USD), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meyakini kapitalisasi pasar saham mengalami penurunan cukup signifikan.
Data terakhir OJK mencatat nilai kapitalisasi pasar saham bursa Indonesia turun 20,85 persen sampai dengan 26 Desember 2013 menjadi USD 340,42 juta dibandingkan USD 430,09 juta pada 2 Januari 2013.
Kepala Eksekutif Bidang Pengawasan Pasar Modal OJK, Nurhaida, mengatakan penurunan nilai kapitalisasi pasar saham di Indonesia tercatat paling dalam dibandingkan bursa saham negara lain di Asia.
"Kalau dibandingkan IHSG-nya yang turun tipis, penurunan kapitalisasi pasar begitu besar ini akibat jumlah saham beredar yang banyak sudah mengalami penurunan harga cukup signifikan," ujarnya dalam jumpa pers akhir tahun di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin.
Direktur Utama BEI, Ito Warsito, mengatakan penghitungan nilai kapitalisasi pasar saham oleh OJK menggunakan kurs USD dilakukan untuk memudahkan dalam pembuatan perbandingan dengan bursa di negara lainnya.
"Saat akhir tahun lalu, nilai tukar Rupiah terhadap USD masih di sekitar 9.600 sedangkan sekarang 12.200an per USD. Tapi jika dihitung dalam Rupiah kan tetap naik," ucapnya.
Ito menyatakan bahwa pada prinsipnya tidak ada kaitan antara pergerakan IHSG dengan nilai kapitalisasi pasar. Tidak ada rumus linear di antara keduanya. Sehingga, menurutnya, pergerakan IHSG tidak selalu sama dengan penurunan nilai kapitalisasi pasar. Begitu pun sebaliknya.
Khusus untuk pergerakan IHSG, penurunan sebesar 0,98 persen sepanjang 2013 ini menempatkan bursa saham Indonesia di jajaran terendah bersama bursa saham Singapura yang mengalami penurunan 0,44 persen, bursa saham Thailand turun 6,70 persen, dan bursa saham Tiongkok tergerus 7,56 persen.
Sebaliknya bursa saham lain di Asia mencatatkan pertumbuhan. Kenaikan terbesar direalisasikan bursa saham Jepang melesat 56,72 persen, bursa saham Australia menguat 14,87 persen dan di luar kawasan bursa saham AS naik signifikan 25,75 persen dan bursa saham Inggris naik 14,33 persen.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D Hadad, meyakini hikmah di balik perjalanan bursa saham 2013 akan terakumulasi pada tahun depan.
"Saya kok melihat opportunity di 2014 begitu luas. Pada tahun ini memang lebih kecil dibanding 2012 tapi saya melihat peluang dengan memertimbangkan apa yang sudah dilakukan OJK dan SRO (BEI, KSEI, dan KPEI) kita harus grab opportunity di 2014," tuturnya.
Terlebih, kata dia, ekonomi di negara maju sudah picking up dan dinilai akan mengangkat kembali perekonomian global.
"Selain itu ketersediaan dana di perbankan mungkin semakin hari semakin tidak fleksibel dan bisa saja semakin terbatas. Maka market finance di bursa ini jadi pilihan untuk pendanaan jangka panjang. Jadi mudah-mudahan peran pasar modal ke depan semakin signifikan," harapnya. (ak27)
Perjalanan Bursa Asia 2013 (per 30 Desember):
- Bursa Jepang: Level 16.291,31 (56,72 persen)
- Bursa Australia: 5.358,00 (14,87 persen)
- Malaysia: 1.872,52 (10,87 persen)
- India: 21.127,73 (8,76 persen)
- HongKong: 23.244,87 (2,60 persen)
- Filipina: 5.889,83 (1,33 persen)
- Korea Selatan: 2.011,34 (0,72 persen)
- Singapura: 3.153,29 ( turun 0,44 persen)
- Indonesia: 4.274,18 (turun 0,98 persen)
- Thailand: 1.298,71 (turun 6,70 persen)
- Tiongkok: 2.097,53 (turun 7,56 persen)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.