Curhat Presiden SBY dan Perang Pemberantasan Korupsi

Oleh : 

---

[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Curhat (curahan hati) Presiden SBY di hadapan seribu kader Demokrat memang menuai pro dan kontra.

Namun, jauh dari balik itu terselip pesan demikian penting, bahwa pemberantasan korupsi yang saat ini memasuki tahun krusial, sangat menentukan wajah bangsa lima tahun ke depan, setelah terselenggaranya Pemilu 2014 mendatang.

Bagi orang awam, curhat presiden mungkin menjadi kebiasaan dan biasa saja. Namun, jika dilihat dari materi yang disampaikan presiden pilihan rakyat ini, mengandung makna dan tatanan mendalam bahwa topik curhat itu harus diatasi dengan baik dan sistematis.

Dalam catatan koran ini, SBY pertama kali curhat pada 10 Agustus 2009, mengenai teror bom.

Memang sebagai bangsa yang majemuk dan terbuka, teror bom sempat melanda bangsa, adalah musuh besar yang harus ditumpas.

Sebab, teror bom itu memberi dampak pada perekonomian dan seluruh aspek kehidupan bangsa.

Curhat berikutnya adalah, terkait dengan isu penggantian Menkeu Sri Mulyani. Presiden SBY ketika itu, mengeluh adanya politik adu domba. Ini maknanya, bahwa kedewasaan berpolitik menjadi keharusan yang harus lahir, apalagi di masa multipartai seperti saat ini.

Begitu juga curhat Presiden SBY pada 25 Januari 2010, tentang politisasi dalam penanganan kasus bailout Bank Century. Ini mengisyaratkan bahwa penanganan kasus hukum, tidak boleh dicampur adukkan dengan politik.

Presiden SBY kembali curhat 2 Februari 2011, tentang aksi demo yang membawa seekor kerbau. Dan yang paling heboh curhatnya soal dirinya menjadi sasaran fitnah karena beredarnya SMS gelap yang mengatasnamakan mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M Nazaruddin.

Dalam curhat terbaru, yaitu pada Temu Kader Nasional Partai Demokrat, di Sentul Internasional Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, 26 Oktober 2013 lalu, Presiden SBY, banyak menyinggung masalah pemberantasan korupsi di negeri ini.

Presiden SBY mengatakan, saat ini Indonesia sedang melakukan pemberantasan korupsi secara besar-besaran. Meskipun dalam pelaksanaannya, kritik pedas dari berbagai kalangan tidak dapat dielakkan.

Ia mengklaim pemberantasan korupsi saat ini bisa dibilang paling agresif dalam sejarah bangsa dan tak ada tebang pilih dalam proses pemberantasan ini. Koruptor, ucap SBY, tak ada yang bisa bersembunyi dan tak ada yang tak bisa ditemukan.

Menurut SBY, saat ia mendorong upaya pemberantasan korupsi ini, ia malah dianggap tidak serius dalam upaya pemberantasan praktik rasuah.

Padahal, ia menambahkan, era sebelumnya, ketika tak ada penangkapan atas kasus korupsi, belum tentu lebih baik dari era sekarang.

Ada dua hal pokok yang harus menjadi perhatian dari curhat Presiden SBY ini. Pertama, soal strategi partai politik (Parpol).

Setiap Parpol memiliki strategi dan cara tersendiri untuk merebut hati rakyat, apalagi menghadapi Pemilu 2014 mendatang.

Namun pesan yang harus dipahami, bahwa pertarungan Parpol ini, harus tetap dalam koridor budaya bangsa yang mengusung kedamaian.

Kedua, soal program pemberantasan korupsi. Sebagai bekal untuk menjadikan negeri ini maju, tentu program Presiden SBY untuk pemberantasan korupsi, harus didukung oleh siapa pun dan bahkan penerusnya nanti—presiden pilihan Pemilu 2014—, tidak boleh meninggalkan program ini.

Semoga curhat Presiden SBY ini, memberikan gairah positif untuk kebaikan bangsa ke depan.***

Sumber : riaupos.co