[ArtikelKeren] HEALTH CONCERNS - Banyak orang yang dianggap makin berbahagia setelah menikah jika bobot tubuhnya tampak lebih subur. Berat badan yang naik memang kerap dipersepsikan sebagai kondisi mental yang nyaman dan bahagia.
Pendapat tersebut bukan hanya ada di budaya Timur. Dalam penelitian di Jerman terungkap pula anggapan orang yang bertambah gemuk sebagai orang yang kondisi psikologisnya lebih sehat.
Para peneliti asal Helmholtz Zentrum in Munich, Jerman, awalnya ingin mengetahui hubungan antara kerusakan fisik dan kelebihan berat badan atau obesitas. Mereka pun melakukan peninjauan terhadap indeks massa tubuh dari 3.000 orang selama kurun waktu tujuh tahun.
Mereka juga menganalisa kualitas kesehatan peserta dengan kuesioner standar. Setelah melihat hasilnya mereka menyimpulkan, peserta yang meningkat kualitas hidupnya cenderung mengalami kenaikan berat badan.
Hasil tersebut berlaku pada pria maupun wanita dengan berat badan normal, meski agak berlawanan pada kelompok wanita yang sebelumnya memang sudah kelebihan berat badan.
Para peneliti mengatakan, hasil tersebut menunjukkan pengaruh berat badan pada kesehatan mental tidak sederhana. Ada hubungan yang rumit antara keduanya.
Menurut Rolf Holle, profesor sekaligus peneliti asal Helmholtz Zentrum, hasil studi dapat menginspirasi perkembangan dari strategi pencegahan obesitas. Metode pengurangan berat badan yang sukses butuh melibatkan aspek kesehatan fisik serta mental pelakunya.
“Hubungan ini sangat krusial untuk dipahami, terutama untuk menggali strategi yang efektif secara medis dan biaya guna mencegah dan mengelola obesitas," ujarnya.
Pencegahan dan pengelolaan kenaikan berat badan diperlukan untuk mencegah meningkatnya prevalensi penyakit kronis seperti diabetes atau penyakit jantung. Sementara program yang melibatkan kesehatan mental juga diperlukan untuk mencapainya.
Pendapat tersebut bukan hanya ada di budaya Timur. Dalam penelitian di Jerman terungkap pula anggapan orang yang bertambah gemuk sebagai orang yang kondisi psikologisnya lebih sehat.
Para peneliti asal Helmholtz Zentrum in Munich, Jerman, awalnya ingin mengetahui hubungan antara kerusakan fisik dan kelebihan berat badan atau obesitas. Mereka pun melakukan peninjauan terhadap indeks massa tubuh dari 3.000 orang selama kurun waktu tujuh tahun.
Mereka juga menganalisa kualitas kesehatan peserta dengan kuesioner standar. Setelah melihat hasilnya mereka menyimpulkan, peserta yang meningkat kualitas hidupnya cenderung mengalami kenaikan berat badan.
Hasil tersebut berlaku pada pria maupun wanita dengan berat badan normal, meski agak berlawanan pada kelompok wanita yang sebelumnya memang sudah kelebihan berat badan.
Para peneliti mengatakan, hasil tersebut menunjukkan pengaruh berat badan pada kesehatan mental tidak sederhana. Ada hubungan yang rumit antara keduanya.
Menurut Rolf Holle, profesor sekaligus peneliti asal Helmholtz Zentrum, hasil studi dapat menginspirasi perkembangan dari strategi pencegahan obesitas. Metode pengurangan berat badan yang sukses butuh melibatkan aspek kesehatan fisik serta mental pelakunya.
“Hubungan ini sangat krusial untuk dipahami, terutama untuk menggali strategi yang efektif secara medis dan biaya guna mencegah dan mengelola obesitas," ujarnya.
Pencegahan dan pengelolaan kenaikan berat badan diperlukan untuk mencegah meningkatnya prevalensi penyakit kronis seperti diabetes atau penyakit jantung. Sementara program yang melibatkan kesehatan mental juga diperlukan untuk mencapainya.
Sumber : medicaldaily.com
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.