Oleh :
[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Besok, Ahad (22/12) boleh dikatakan hari yang berkesan bagi ibu-ibu di negeri ini. Kinilah saat yang spesial memperhatikan apa dan bagaimana sikap kita terhadap ibu-ibu yang telah berjuang dan berinvestasi terhadap anak-anak yang notabene adalah untuk generasi bangsa ini ke depan.
Sejenak, tugas-tugas mulia para ibu ini dianggap sebagai agenda rutin seperti mengurusi dapur, kasur dan anak-anak mereka.
Padahal, jika dilihat secara mendalam, ibu adalah sosok yang tidak tergantikan dalam memberikan bekal kepada generasi masyarakat dan bangsa. Bahkan dari merekalah para pemimpin di negeri ini dilahirkan.
Untuk itu, Hari Ibu yang diperingati besok dijadikan momentum untuk kaum ibu bangkit dari sesuatu yang belum tahu menjadi tahu, belum berperan maksimal menjadi lebih, belum merasa berarti, menjadi menyadari lebih berarti dan seterusnya.
Paling tidak dalam memaknai Hari Ibu, ada dua hal pokok yang harus diperhatikan, sehingga momentum yang besar dan hanya sekali dalam setahun ini benar-benar menjadi energi yang tepat guna untuk bangsa.
Pertama, momentum ini harus memberikan kesadaran penuh kepada kaum ibu bahwa mereka selama ini secara tidak langsung sudah memberi peran dan warna dalam kehidupan generasi. Peran strategis ibu tidak harus kabur karena isu-isu negatif —jika dilihat hanya kasus-kasus berdiri sendiri dan terkesan dibesar-besarkan.
Di balik itu semua, masih banyak hal-hal lain yang perlu menjadi perhatian, sederhana dan mengena. Yaitu bagaimana ibu-ibu menyadari bahwa peran mereka sangat strategis, walaupun apa yang dilalui dan mereka pikirkan hanya sebuah rutinitas dalam kehidupan.
Padahal sesuap nasi dan menu makanan di meja makan untuk keluarga, yang disiapkannya setiap hari adalah awal investasi untuk membangun manusia yang cerdas. Misalnya, peningkatan pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan untuk keluarganya juga menjadi lebih bermakna di Hari Ibu ini.
Begitu juga dengan peran ibu-ibu di luar rumah, seperti berkarir dan sebagainya harus diartikan sebagai bentuk perjuangan yang tujuannya juga adalah untuk membangun SDM dan kualitas anak bangsa.
Kedua, bagi kita umumnya laki-laki dan anak-anak ibu, Hari Ibu harus dijadikan momentum untuk penyadaran diri, lebih menjunjung tinggi dan mengedepankan dan lebih menganggap kehadiran seorang ibu.
Pertanyaannya, jika sebelumnya kita tidak pernah ingat atau lupa. Apakah salah kita meluangkan waktu sejenak dalam rangka menyambut Hari Ibu ini untuk merenungkan kembali. Apa yang telah kita berikan atau apa kontribusi nyata yang kita berikan kepada ibu kita masing-masing?
Bagi kita menyadarkan kembali, bahwa ibu memang sudah memberikan jasa yang begitu besar kepada kita.
Hendaknya kesadaran ini menjadi momentum bersama, sehingga secara keseluruhan memberikan dampak nyata pada kehidupan bangsa ini ke depan. Walau di sisi lain, seorang ibu juga manusia biasa, mereka juga bisa khilaf . ***(ak27)
[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Besok, Ahad (22/12) boleh dikatakan hari yang berkesan bagi ibu-ibu di negeri ini. Kinilah saat yang spesial memperhatikan apa dan bagaimana sikap kita terhadap ibu-ibu yang telah berjuang dan berinvestasi terhadap anak-anak yang notabene adalah untuk generasi bangsa ini ke depan.
Sejenak, tugas-tugas mulia para ibu ini dianggap sebagai agenda rutin seperti mengurusi dapur, kasur dan anak-anak mereka.
Padahal, jika dilihat secara mendalam, ibu adalah sosok yang tidak tergantikan dalam memberikan bekal kepada generasi masyarakat dan bangsa. Bahkan dari merekalah para pemimpin di negeri ini dilahirkan.
Untuk itu, Hari Ibu yang diperingati besok dijadikan momentum untuk kaum ibu bangkit dari sesuatu yang belum tahu menjadi tahu, belum berperan maksimal menjadi lebih, belum merasa berarti, menjadi menyadari lebih berarti dan seterusnya.
Paling tidak dalam memaknai Hari Ibu, ada dua hal pokok yang harus diperhatikan, sehingga momentum yang besar dan hanya sekali dalam setahun ini benar-benar menjadi energi yang tepat guna untuk bangsa.
Pertama, momentum ini harus memberikan kesadaran penuh kepada kaum ibu bahwa mereka selama ini secara tidak langsung sudah memberi peran dan warna dalam kehidupan generasi. Peran strategis ibu tidak harus kabur karena isu-isu negatif —jika dilihat hanya kasus-kasus berdiri sendiri dan terkesan dibesar-besarkan.
Di balik itu semua, masih banyak hal-hal lain yang perlu menjadi perhatian, sederhana dan mengena. Yaitu bagaimana ibu-ibu menyadari bahwa peran mereka sangat strategis, walaupun apa yang dilalui dan mereka pikirkan hanya sebuah rutinitas dalam kehidupan.
Padahal sesuap nasi dan menu makanan di meja makan untuk keluarga, yang disiapkannya setiap hari adalah awal investasi untuk membangun manusia yang cerdas. Misalnya, peningkatan pengetahuan ibu tentang gizi dan kesehatan untuk keluarganya juga menjadi lebih bermakna di Hari Ibu ini.
Begitu juga dengan peran ibu-ibu di luar rumah, seperti berkarir dan sebagainya harus diartikan sebagai bentuk perjuangan yang tujuannya juga adalah untuk membangun SDM dan kualitas anak bangsa.
Kedua, bagi kita umumnya laki-laki dan anak-anak ibu, Hari Ibu harus dijadikan momentum untuk penyadaran diri, lebih menjunjung tinggi dan mengedepankan dan lebih menganggap kehadiran seorang ibu.
Pertanyaannya, jika sebelumnya kita tidak pernah ingat atau lupa. Apakah salah kita meluangkan waktu sejenak dalam rangka menyambut Hari Ibu ini untuk merenungkan kembali. Apa yang telah kita berikan atau apa kontribusi nyata yang kita berikan kepada ibu kita masing-masing?
Bagi kita menyadarkan kembali, bahwa ibu memang sudah memberikan jasa yang begitu besar kepada kita.
Hendaknya kesadaran ini menjadi momentum bersama, sehingga secara keseluruhan memberikan dampak nyata pada kehidupan bangsa ini ke depan. Walau di sisi lain, seorang ibu juga manusia biasa, mereka juga bisa khilaf . ***(ak27)
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.