Dalam setiap kehidupan, ada kesedihan dan kebahagiaan, ada hari dimana kita kehilangan kepercayaan kita, hari dimana teman kita melawan diri kita sendiri. Tapi hari itu tak akan pernah datang saat kita membela suatu hal yang paling berharga dalam hidup ~ @MotivatorSuper

Kamis, 21 November 2013

Surga Peranap” Telah Lenyap

Kamis, November 21, 2013 By Unknown No comments

Oleh : Yuli Isnadi


[ArtikelKeren] OPINI - Tuan dan Puan pembaca yang terhormat. Sewaktu seumuran TK-SD, penulis ingat betul, ayahanda selalu menceritakan bagaimana bahagianya hidup di sebuah kampung, “Peranap” kampungnya itu punya nama, termasuk di dalam Kabupaten Inhu. Di sana semua bahagia, entah miskin entah kaya.

Sumber daya alam melimpah, air sungai Batang Kuantan jernih dan memberi banyak ikan. Ikatan kekeluargaan sangat kuat, ‘jika makan, maka makanan yang sama harus ada di dapur sebelah’, tapi ada etika, ‘jangan menganggu atau mencuri ‘jantang ikan’ orang lain, baiklah minta’, atau ‘kami bermain di bawah pohon di pinggir tebing sungai, berpasir putih, landai, dan bersih, sekadar menghabiskan waktu sore’.

Peranap yang terlukiskan tak ubahnya surga.

Pada waktu itu, antara tahun 1990-1995, keadaan Peranap sudah mulai berbeda. Tak seindah narasi ayahanda sebelum penulis terlelap.

Peranap yang memiliki konsentrasi penduduk di seberang sungai sudah mulai sepi dan Sungai Batang Kuantan kerap keruh. Tetapi, setidaknya penulis masih sempat diajari ayahanda berenang dan mencari remis ketika musim kemarau dan air sedang jernih, sesekali naik sampan, pompong, dan ponton.

Walau tidak serupa dengan narasi ayahanda sebelum terlelap, penulis dan dua orang saudari masih menganggap pulang kampung pada ‘prei 40 hari’ tak ubahnya pulang ke ”surga”, sering terbawa mimpi.

Akan tetapi, Peranap yang sekarang bukanlah Peranap yang dulu. Kalaulah tidak ada sanak saudara dan ibunda tidak pula dikebumikan di sana, maka penulis merasa enggan pulang ke Peranap sebab tidak sedikitpun tercium jejak surga.

Air Sungai Batang Kuantan sudah keruh dan mengandung zat kimia, sedangkan sebagian penduduknya cenderung individualis dan materialis.

Kini, saat penulis sudah dapat mengunyah informasi untuk menghasilkan sebuah makna, penulis berkesimpulan, surga peranap sudah lenyap lantaran dilumat gairah pembangunan dan modernisasi.

Fakta pilu ini dimulai dengan menghancurkan fungsi sosial sungai Batang Kuantan.

Sumur pada kenyataannya telah memutus pertalian hasrat antara orang kampung dan sungai. Pemerintah yang memperkenalkan sumur sebagai lambang kemoderenan telah membuat sumur menjadi simbol kemakmuran.

Belum disebut keluarga terpandang, bagaimanapun kayanya ia, jika di rumah belum ada sumur.

Ketika gairah orang kampung meningkat untuk memiliki sumur, seketika itu pula nilai kultural yang bersumber dari sungai putus. Sumur membuat orang kampung tidak lagi ke jamban sungai.

Padahal, jamban sungai adalah ruang publik karena aktivitas mandi dan mencuci tidak bisa dimaknai sekadar aktivitas kebersihan, melainkan aktivitas di mana orang kampung bertukar resah dan bahagia.

Jembatan yang melintas di atas Sungai Batang Kuantan, yang bagi orang kampung adalah simbol kemoderenan dan selalu dibangga-banggakan, pada kenyataannya serupa dengan sumur.

Semua orang kampung melengkapi kemoderenan jembatan itu dengan membeli kendaraan sendiri. Transportasi berubah menjadi isu pribadi, bukan massal.

Transportasi massal seperti pompong dan ponton kemudian tersisihkan. Padahal, pompong dan ponton tidak dapat dimaknai sekadar aktivitas transportasi, melainkan aktivitas di mana orang kampung bertukar resah dan bahagia selama perjalanan.

Sejak tidak ada lagi aktivitas di jamban sungai, transportasi pompong dan ponton, maka sejak itu pula tidak lagi ada pertukaran rasa. Ini membuat watak orang kampung menjadi individualis dan materialis.

Seiring dengan tidak adanya jamban, pompong, dan ponton, sungai berubah menjadi SDA tidak bertuan. Himpitan ekonomi kemudian mendorong orang kampung –sebagian darinya, katanya, bukan orang lokal— melakukan penambangan emas ilegal secara masif.

Maka lengkap sudah kehancuran surga Peranap. Air Sungai Batang Kuantan tercemar, ikan sangat sulit di dapat. Bahkan, sebagian besar orang tua membangun bayangan menakutkan tentang sungai kepada anak-anaknya meski sewaktu para orang tua itu kecil sungai adalah surga.

Ketika fakta menyebutkan bahwa perkembangan yang diusahakan pemerintah selama ini ternyata justru merenggut surga dari Peranap, maka apakah layak perkembangan itu disebut pembangunan, sementara kita tahu pembangunan pasti akan menghasilkan kebahagiaan.

Pembangunan yang menjanjikan kemoderenan ibarat belati tajam yang mengiris jantung kebahagiaan orang kampung Peranap.

Lebih lagi, Peranap bukannya tidak punya orang cerdas dan memiliki kuasa kebijakan. Beberapa putra Peranap sudah berhasil menjadi pejabat, politisi, dan pengusaha sukses tingkat provinsi bahkan nasional.

Namun belum tampak kesungguhan untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Jika ini karena terlupa sebab gambaran surga Peranap telah lesap diingatan, maka penulis dengan senang hati mengisahkankan ulang kepada mereka tentang sebuah surga yang sebetulnya penulis sendiri belum pernah bertemu sedangkan mereka justru sudah merasakannya.

Barangkali tuan dan puan pembaca merasa ironis mendengar kisah ini. Akan tetapi, bagi tuan dan puan yang berkampung di pinggir sungai, adakah menjumpai hal yang sama?

Adakah pembangunan dan modernisasi tanpa memperhatikan fungsi sosial sungai telah merenggut surga kampung tuan dan puan, sementara ‘orang-orang hebat’ kelahiran kampung tuan dan puan asyik dengan kebahagiaannya sendiri? Baiknya bersama kita merefleksi.***(rp/ak27)



Yuli Isnadi
Asisten Peneliti MAP FISIPOL UGM


0 komentar :

Posting Komentar

Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.


http://artikelkeren27.blogspot.com/2014/01/hasil-seleksi-cpns-kota-pekanbaru-2013.html

http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-kelulusan-cpns-kementerian.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/pengumuman-daftar-nilai-tkd-dan-tkb.html



http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-indragiri.html


http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-kuantan.html
http://artikelkeren27.blogspot.com/2013/12/hasil-seleksi-cpns-kabupaten-siak-2013.html










PETUNJUK PENGGUNAAN