[ArtikelKeren] HEALTH FOOD - Tak hanya kualitas bahan pangan, cara memasak juga berperan menentukan kesehatan seseorang. Cara memasak yang tidak memerlukan penambahan lemak dan tidak meningkatkan jumlah stress oksidatif, tentu lebih menyehatkan.
Menurut riset terbaru dalam jurnal Diabetes Care, cara memasak kukus dan rebus merupakan metode tersehat. Cara memasak ini, membantu tubuh melawan diabetes.
Dalam risenya peneliti melibatkan 74 responden wanita yang mengalami overweight, dan membaginya ke dalam 2 grup. Keduanya diberikan bahan pangan yang sama, yaitu daging babi, ayam, telor, dan salmon. Satu grup mengolah bahan pangan dengan cara goreng, bakar, dan panggang. Sementara kelompok lainnya mengolah dengan rebus atau kukus.
Peneliti kemudian menguji apakah metode masak mempengaruhi sensitivitas insulin. Termasuk reaksi insulin pada individu yang mengalami overweight.
Hasilnya, cara memasak goreng, bakar, dan panggang menghasilkan zat kimia berbahaya yang disebut advanced glycation end-products (AGEs). Hal ini dikarenakan cara memasak tersebut membutuhkan suhu lebih tinggi dibanding kukus dan rebus. Sementara cara memasak rebus dan kukus tidak menghasilkan AGEs.
Setelah 4 minggu, peneliti menemukan wanita di kelompok yang menghasilkan sedikit AGEs memiliki resistensi lebih rendah pada insulin. Sedangkan kelompok yang menghasilkan AGEs tinggi, memiliki resistensi yang lebih tinggi terhadap insulin.
Sel yang memiliki resistensi tinggi pada insulin tidak bisa menyerap glukosa dengan baik. Akibatnya glukosa banyak tersisa dalam aliran darah. Menurut peneliti nutrisi dari University of Copenhagen, Denmark, Susanne Bügel, Ph.D., kondisi ini yang menyebabkan diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Hal senada dikatakan penulis F-Factor Diet, Tanya Zuckerbrot, R.D. Kelebihan produksi AGEs meningkatkan stress oksidatif dan luka pada pembuluh darah. Hal inilah yang membuat sel lebih sulit menyerap nutrisi layaknya insulin.
Kelompok yang menghasilkan AGEs lebih rendah juga mengkonsumsi lemak 22 persen lebih sedikit selama studi. Hal ini dikarenakan metode memasak rebus dan kukus tidak membutuhkan tambahan lemak. Metode rebus dan kukus membutuhkan air panas dalam pengolahannya. Hal ini berlawanan dengan goreng, bakar, dan panggang yang membutuhkan lemak lebih banyak, baik dari minyak atau mentega.
Tentunya dibutuhkan variasi resep sehingga tidak bosan menyantap makan yang dimasak dengn direbus dan dikukus. Walau menu yang dikonsmsi sehat biasanya akan merasa bosan dan hidangan menjadi tak lagi mengundang selera.
Menurut riset terbaru dalam jurnal Diabetes Care, cara memasak kukus dan rebus merupakan metode tersehat. Cara memasak ini, membantu tubuh melawan diabetes.
Dalam risenya peneliti melibatkan 74 responden wanita yang mengalami overweight, dan membaginya ke dalam 2 grup. Keduanya diberikan bahan pangan yang sama, yaitu daging babi, ayam, telor, dan salmon. Satu grup mengolah bahan pangan dengan cara goreng, bakar, dan panggang. Sementara kelompok lainnya mengolah dengan rebus atau kukus.
Peneliti kemudian menguji apakah metode masak mempengaruhi sensitivitas insulin. Termasuk reaksi insulin pada individu yang mengalami overweight.
Hasilnya, cara memasak goreng, bakar, dan panggang menghasilkan zat kimia berbahaya yang disebut advanced glycation end-products (AGEs). Hal ini dikarenakan cara memasak tersebut membutuhkan suhu lebih tinggi dibanding kukus dan rebus. Sementara cara memasak rebus dan kukus tidak menghasilkan AGEs.
Setelah 4 minggu, peneliti menemukan wanita di kelompok yang menghasilkan sedikit AGEs memiliki resistensi lebih rendah pada insulin. Sedangkan kelompok yang menghasilkan AGEs tinggi, memiliki resistensi yang lebih tinggi terhadap insulin.
Sel yang memiliki resistensi tinggi pada insulin tidak bisa menyerap glukosa dengan baik. Akibatnya glukosa banyak tersisa dalam aliran darah. Menurut peneliti nutrisi dari University of Copenhagen, Denmark, Susanne Bügel, Ph.D., kondisi ini yang menyebabkan diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Hal senada dikatakan penulis F-Factor Diet, Tanya Zuckerbrot, R.D. Kelebihan produksi AGEs meningkatkan stress oksidatif dan luka pada pembuluh darah. Hal inilah yang membuat sel lebih sulit menyerap nutrisi layaknya insulin.
Kelompok yang menghasilkan AGEs lebih rendah juga mengkonsumsi lemak 22 persen lebih sedikit selama studi. Hal ini dikarenakan metode memasak rebus dan kukus tidak membutuhkan tambahan lemak. Metode rebus dan kukus membutuhkan air panas dalam pengolahannya. Hal ini berlawanan dengan goreng, bakar, dan panggang yang membutuhkan lemak lebih banyak, baik dari minyak atau mentega.
Tentunya dibutuhkan variasi resep sehingga tidak bosan menyantap makan yang dimasak dengn direbus dan dikukus. Walau menu yang dikonsmsi sehat biasanya akan merasa bosan dan hidangan menjadi tak lagi mengundang selera.
Sumber : womenshealthmag.com
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.