Edy Sabli: Lembaga Survei Akan Lakukan Hitung Cepat pada Pilgubri Putaran Kedua

[ArtikelKeren] NEWS - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau Ir Tengku Edy Sabli menegaskan Pemilihan Umum Gubernur Riau (Pilgubri) putaran kedua pada Rabu 27 November 2013 mendatang tetap menggunakan perhitungan manual oleh KPU Riau dan tidak menggunakan perhitungan cepat (quick count). Tapi ada lembaga survei yakni Indo Barometer akan melakukan perhitungan cepat (quick count) pada Pilgubri Putaran Kedua nanti dan ini bukan diundang KPU Riau tapi kemauan pihak lembaga survei itu sendiri yang telah menyampaikan keinginannya melakukan survei.

Hal ini kata Tengku Edy Sabli kenapa KPU tak lakukan hitung cepat, karena aturan mengatur KPU tidak diperbolehkan melakukan quick count. Tapi kata Edy Sabli lagi pihak Lembaga Survei Indo Barometer yang telah melakukan perhitungan cepat di Pilkada Bupati Inhil beberapa waktu lalu menyatakan akan melakukan hitung cepat pada Pilgubri putaran kedua Rabu 27 November 2013 nanti.

Pernyataan ini ditegaskan Ketua KPU Riau T Edy Sabli dalam acara Rapat Kerja Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) se Provinsi Riau di Hotel New Hollywood Pekanbaru, Rabu siang tadi (30/10).

Menurut T Edy Sabli, peranserta lembaga survei Indo Barometer itu untuk melakukan hitung cepat pada Pilgubri putara kedua Rabu 27 November 2013 nanti bukan diundang oleh KPU Riau tapi itu murni kemauan lembaga survei itu sendiri. Apakah karena diundang oleh salah satu pasangan calon Gubernur Riau yang akan bertarung? Edy Sabli juga mengatakan tidak tahu. Yang jelas kata Edy Sabli pihak lembaga survei itu memberitahukan kepadanya tentang
rencana pihak lembaga survei itu akan melakukan hitung cepat pada Pilgubri putaran kedua nanti.

Menjawab pertanyaan tentang wacana perhitungan model baru e-Counting KPU yang kini hangat dibicarkan ditingkat KPU Nasional, menurut Edy Sabli hal itu memang akan diterapkan di Riau jika sudah ada payung hukumnya nanti.

Beberapa waktu lalu sempat Pemilu mengalami sedikit kemajuan yakni menggunakan model contreng. "Tapi kita kembali ke model coblos pakai paku. Di Dunia ini hanya hanya ada dua negara lagi yang menggunakan coblos dengan paku itu yakni negara Camerun dan Indonesia. Sedangkan negara lain sudah menggunakan kartu IT. Suatu saat nanti e-KTP kita bisa dipakai untuk menyampaikan hak suara, jadi tidak pakai coblos paku lagi," kata Edy Sabli.

Ditambahkan Edy Sabli siapa saja yang terbukti mengubah hasil suara Pilgubri, diancam pidana Pemilu tiga tahun kurungan penjara dan denda Rp1 miliar.

Sumber : riaupos.co