Oleh : Redaksi
[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) ditutup hari ini, Jumat (20/9) di Banjarmasin. Ada banyak hal positif yang dapat diambil dari iven ini. Satu di antaranya adalah menjadi ajang silaturahmi. Perwakilan wartawan dari seluruh Indonesia bertemu dan berkumpul dalam satu iven olahraga sekaligus kongres PWI untuk memilih ketua baru PWI.
Bagi sebagaian kalangan ada yang tidak sependapat dengan adanya Porwanas. Untuk apa wartawan harus buat pekan olahraga padahal mereka bukan olahragawan. Porwanas sebenarnya suatu upaya agar wartawan juga mencintai dunia olahraga dan olah fisik. Sebab sebagai jurnalis sebagian besar wartawan nyaris tidak punya waktu untuk olahraga karena sibuk dengan dunia liputan dan kerja-kerja jurnalistik. Padahal kerja-kerja jurnalistik di satu sisi juga memerlukan dukungan fisik yang prima.
Adanya Porwanas harus diakui menjadi motivasi yang paling besar bagi wartawan untuk mencintai dunia olahraga. Di Banjarmasin ratusan bahkan ribuan wartawan se-Indonesia berkumpul, berkongres dan juga berolahraga dengan serius untuk meraih prestasi. Di daerah ini wartawan saling bertanding dan berlomba dengan semangat membela nama daerah dan juga persahabatan atau silaturahmi.
Olahraga bukan hanya milik olaragawan, tetapi siapa pun. Sebab kesehatan itu penting. Makanya pemerintah selalu menggaungkan pentingnya berolahraga, baik melalui media massa pada momen-momen tertentu. Masalah kesehatan di negara-negara berkembang menjadi ancaman. Tingginya tingkat stres dan pola makan yang tidak sehat menyebabkan penyakit stroke dan lainnya. Bahkan kini Indonesia menduduki urutan pertama di dunia dalam hal jumlah penderita stroke terbanyak.
Olehkarena itu, ajang Porwanas ini bagian dari menjelaskan beta pentingnya olahraga bagi kesehatan. Selain itu mendidik wartawan untuk mengalami langsung iven olahraga bertaraf nasional. Jika selama ini wartawan selalu hanya menjadi pemain di pinggir lapangan dengan kamera dan liputannya, lewat Porwanas wartawan diberi kesempatan untuk merasakan langsung aura pertandingan yang kompetitif.
Bahwa Porwanas ada kekurangan di sana sini itu memang fakta yang tidak bisa dinafikan. Namun tentunya lewat iven ini diharapkan wartawan tidak hanya memahami medan liputan dari pinggir lapangan namun juga paham seperti apa sebenarnya yang terjadi di lapangan. Prestasi penting. Tetapi silaturahmi tentu lebih penting.***
[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) ditutup hari ini, Jumat (20/9) di Banjarmasin. Ada banyak hal positif yang dapat diambil dari iven ini. Satu di antaranya adalah menjadi ajang silaturahmi. Perwakilan wartawan dari seluruh Indonesia bertemu dan berkumpul dalam satu iven olahraga sekaligus kongres PWI untuk memilih ketua baru PWI.
Bagi sebagaian kalangan ada yang tidak sependapat dengan adanya Porwanas. Untuk apa wartawan harus buat pekan olahraga padahal mereka bukan olahragawan. Porwanas sebenarnya suatu upaya agar wartawan juga mencintai dunia olahraga dan olah fisik. Sebab sebagai jurnalis sebagian besar wartawan nyaris tidak punya waktu untuk olahraga karena sibuk dengan dunia liputan dan kerja-kerja jurnalistik. Padahal kerja-kerja jurnalistik di satu sisi juga memerlukan dukungan fisik yang prima.
Adanya Porwanas harus diakui menjadi motivasi yang paling besar bagi wartawan untuk mencintai dunia olahraga. Di Banjarmasin ratusan bahkan ribuan wartawan se-Indonesia berkumpul, berkongres dan juga berolahraga dengan serius untuk meraih prestasi. Di daerah ini wartawan saling bertanding dan berlomba dengan semangat membela nama daerah dan juga persahabatan atau silaturahmi.
Olahraga bukan hanya milik olaragawan, tetapi siapa pun. Sebab kesehatan itu penting. Makanya pemerintah selalu menggaungkan pentingnya berolahraga, baik melalui media massa pada momen-momen tertentu. Masalah kesehatan di negara-negara berkembang menjadi ancaman. Tingginya tingkat stres dan pola makan yang tidak sehat menyebabkan penyakit stroke dan lainnya. Bahkan kini Indonesia menduduki urutan pertama di dunia dalam hal jumlah penderita stroke terbanyak.
Olehkarena itu, ajang Porwanas ini bagian dari menjelaskan beta pentingnya olahraga bagi kesehatan. Selain itu mendidik wartawan untuk mengalami langsung iven olahraga bertaraf nasional. Jika selama ini wartawan selalu hanya menjadi pemain di pinggir lapangan dengan kamera dan liputannya, lewat Porwanas wartawan diberi kesempatan untuk merasakan langsung aura pertandingan yang kompetitif.
Bahwa Porwanas ada kekurangan di sana sini itu memang fakta yang tidak bisa dinafikan. Namun tentunya lewat iven ini diharapkan wartawan tidak hanya memahami medan liputan dari pinggir lapangan namun juga paham seperti apa sebenarnya yang terjadi di lapangan. Prestasi penting. Tetapi silaturahmi tentu lebih penting.***
Sumber : riaupos.co
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.