Oleh :
[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Ajang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau (Pilgubri) memang terus memberikan kejutan. Hingga 4 September lalu, nampaknya helat demokrasi ini belum juga menunjukkan ujungnya.
Seperti yang ditulis koran ini, kemarin, bahwa hari ini Mahkamah Konstitusi (MK) memanggil pasangan Ahmad-Masrul, Wan Abubakar-Isjoni dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau untuk sidang panel mengenai permohonan gugatan hasil Pilgubri yang sudah berlangsung 4 September lalu.
Namun, satu hal yang patut disorot bahwa, seluruh proses Pilkada ini harus berjalan sesuai dengan rel masing-masing dan dengan memegang teguh prinsip keadilan dan kebersamaan. Di satu sisi, pihak yang mengajukan gugatan, tentu harus dipahami sebagai sebuah pembelajaran hukum di masyarakat bahwa proses Pilkada —terutama penghitungan suara— harus berjalan jujur dan transparan.
Jika proses hukum ini sudah dilakukan dengan baik dan benar, kita berharap pihak-pihak yang menggugat menerima dengan lapang dada dan kembali memberikan dukungan penuh kepada proses Pilgubri berikutnya.
Sedangkan, bagi pihak yang melaju ke putaran kedua, tentu akan menghadapi berbagai tantangan baru, khususnya pertarungan partai politik (Parpol) pendukung berikutnya, sebab paling tidak ada beberapa Parpol potensial yang berpotensi mengalihkan dukungan kepada salah satu pasangan calon yang ada, apakah kepada pasangan Anas-Arsyadjuliandi Rahman yang didukung Partai Golkar, atau Herman Abdullah-Agus Widayat, yang didukung oleh beberapa partai kecil.
Pertarungan di putaran kedua ini, juga akan memberikan titik pembelajaran kepada masyarakat, maupun ke partai sendiri dan sistem perpolitikan di Riau, apalagi menjelang Pemilu Legislatif 2014 mendatang.
Paling tidak, ada beberapa partai besar yang saat ini memiliki suara besar di DPRD Riau, yaitu Partai Demokrat, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Tentu saja, masing-masing partai tidak akan melewatkan kesempatan untuk memanfaatkan situasi yang akhirnya mampu mengangkat Parpol mereka memperoleh kepercayaan publik, dengan bukti nyata di Pemilu Legislatif 2014 mendatang.
Koalisi dan lobi-lobi politik, dipastikan akan terjadi untuk mencari kemenangan di putaran kedua nanti. Hanya saja, kita berharap semua proses, baik hukum, politik dan lainnya, berjalan sesuai dengan norma dan khazanah dan karakter budaya Melayu yang selama ini sudah ada di masyarakat.
Tentu, kita berharap, Pilgubri yang penuh dengan kejutan ini, berjalan baik, dan menghadirkan pemimpin yang kuat —karena sudah melewati berbagai tantangan yang panjang selama proses Pilgubri— dan memiliki integritas dan dukungan penuh masyarakat.
Dan satu hal yang sangat penting adalah terciptanya iklim perpolitikan yang santun, kuat dan mengakar kebaikan kepada masyarakat sehingga terjadi legitimasi yang kuat, sehingga tercipta masyarakat yang demokratis, adil dan sejahtera. Semoga.***
[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Ajang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau (Pilgubri) memang terus memberikan kejutan. Hingga 4 September lalu, nampaknya helat demokrasi ini belum juga menunjukkan ujungnya.
Seperti yang ditulis koran ini, kemarin, bahwa hari ini Mahkamah Konstitusi (MK) memanggil pasangan Ahmad-Masrul, Wan Abubakar-Isjoni dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau untuk sidang panel mengenai permohonan gugatan hasil Pilgubri yang sudah berlangsung 4 September lalu.
Namun, satu hal yang patut disorot bahwa, seluruh proses Pilkada ini harus berjalan sesuai dengan rel masing-masing dan dengan memegang teguh prinsip keadilan dan kebersamaan. Di satu sisi, pihak yang mengajukan gugatan, tentu harus dipahami sebagai sebuah pembelajaran hukum di masyarakat bahwa proses Pilkada —terutama penghitungan suara— harus berjalan jujur dan transparan.
Jika proses hukum ini sudah dilakukan dengan baik dan benar, kita berharap pihak-pihak yang menggugat menerima dengan lapang dada dan kembali memberikan dukungan penuh kepada proses Pilgubri berikutnya.
Sedangkan, bagi pihak yang melaju ke putaran kedua, tentu akan menghadapi berbagai tantangan baru, khususnya pertarungan partai politik (Parpol) pendukung berikutnya, sebab paling tidak ada beberapa Parpol potensial yang berpotensi mengalihkan dukungan kepada salah satu pasangan calon yang ada, apakah kepada pasangan Anas-Arsyadjuliandi Rahman yang didukung Partai Golkar, atau Herman Abdullah-Agus Widayat, yang didukung oleh beberapa partai kecil.
Pertarungan di putaran kedua ini, juga akan memberikan titik pembelajaran kepada masyarakat, maupun ke partai sendiri dan sistem perpolitikan di Riau, apalagi menjelang Pemilu Legislatif 2014 mendatang.
Paling tidak, ada beberapa partai besar yang saat ini memiliki suara besar di DPRD Riau, yaitu Partai Demokrat, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Tentu saja, masing-masing partai tidak akan melewatkan kesempatan untuk memanfaatkan situasi yang akhirnya mampu mengangkat Parpol mereka memperoleh kepercayaan publik, dengan bukti nyata di Pemilu Legislatif 2014 mendatang.
Koalisi dan lobi-lobi politik, dipastikan akan terjadi untuk mencari kemenangan di putaran kedua nanti. Hanya saja, kita berharap semua proses, baik hukum, politik dan lainnya, berjalan sesuai dengan norma dan khazanah dan karakter budaya Melayu yang selama ini sudah ada di masyarakat.
Tentu, kita berharap, Pilgubri yang penuh dengan kejutan ini, berjalan baik, dan menghadirkan pemimpin yang kuat —karena sudah melewati berbagai tantangan yang panjang selama proses Pilgubri— dan memiliki integritas dan dukungan penuh masyarakat.
Dan satu hal yang sangat penting adalah terciptanya iklim perpolitikan yang santun, kuat dan mengakar kebaikan kepada masyarakat sehingga terjadi legitimasi yang kuat, sehingga tercipta masyarakat yang demokratis, adil dan sejahtera. Semoga.***
Sumber : riaupos.co
0 komentar :
Posting Komentar
Terima kasih atas partisipasi anda. Semoga hari ini menyenangkan.