Slogan Antikorupsi Jangan Hanya saat Kampanye

Oleh : 

---

[ArtikelKeren] TAJUK RENCANA - Langkah -langkah untuk melemahkan upaya anti-korupsi kian kentara. Mulai dari desakan pembubaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) oleh segelintir wakil rakyat, hingga keinginan pihak eksekutif dan legislatif merevisi Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Menjelang pelaksanaan pemilu legislatif yang kini di ambang pintu, dan juga pemilihan presiden, kita patut memberikan penekanan khusus tentang upaya-upaya pihak tertentu yang bertentangan dengan keinginan mayoritas rakyat yang sudah muak dengan perilaku para pegiat korupsi itu.

Kita mestinya sudah mendapat pelajaran berharga terkait sikap sebagian legislator di parlemen saat ini, yang terkesan bertolak-belakang dengan keinginan memberantas korupsi.

Betapa sebagian mereka bahkan suara kerasnya lebih tertuju ke pimpinan KPK saat rapat kerja, daripada kepada para koruptor. Terlebih bila yang divonis koruptor itu kebetulan oknum legislator.

Artinya, bercermin dari apa yang kini terjadi, kita patut mengenali dan kritis dengan para calon anggota legislatif dan juga eksekutif yang bakal kita pilih pada pemilu sebentar lagi.

Bukankah mereka yang kini lantang menyuarakan keinginan agar KPK dibubarkan, adalah mereka yang juga dulu dipilih rakyat?

Begitu juga partainya, tidak mungkin berlepas tangan dengan mengatakan itu adalah pendapat pribadi kadernya yang duduk di legislatif.

Suatu pendapat yang janggal karena sang legislator didudukkan oleh sekian ratus ribu suara, namun bersuara pribadi semaunya di parlemen.

Karenanya, kita mengajak semua warga yang mempunyai hak suara pada pemilu nanti, pilihlah sosok yang dianggap dapat terus menegakkan dan memperkuat benteng anti-korupsi ini.

Sedari awal kita mesti yakin dan diyakinkan bahwa slogan antikorupsi tidak hanya lantang disuarakan caleg saat kampanye, tapi bagaimana itu tidak dikhianati setelah dapat kursi di parlemen.

Sebaliknya, para caleg juga kita tantang untuk satu komitmen tak ada kompromi dengan korupsi. Mereka yang bersih dan jumlahnya kita yakin masih banyak itu, harus berani muncul, tidak malah tenggelam oleh suara-suara lantang segelintir anggota yang terkesan pro-koruptor.

Kini kuncinya di tangan kita selaku pemilih. Sebagai warga yang merindukan negeri ini bebas korupsi, mari kita selektif memilih wakil kita yang dapat mempertahankan, bahkan memperkuat lembaga-lembaga anti-korupsi.***(ak27)